Deadline FIFA untuk Komite Ad Hoc Reformasi bentukan FIFA yang bertugas mencari solusi terbaik agar Indonesia lepas dari sanksi FIFA tinggal hitungan minggu saja, sedangkan KLB FIFA sendiri akan berlangsung bulan depan dimana salah satu agendanya adalah membahas tentang sanksi/suspensi kepada negara yang sedang bermasalah termasuk Indonesia. Tugas Komite Ad Hoc Reformasi pun tidak maksimal dengan belum juga bergabungnya wakil Pemerintah serta APPI dalam setiap pertemuan yang diadakan oleh sang ketua, Agum Gumelar.
Sedangkan disisi lain Pemerintah lewat Kemenpora RI tetap berkeyakinan dengan adanya tim kecil merujuk kepada hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan perwakilan FIFa. Sehingga wajar jika jalan menuju kesana menjadi terjal dan berliku. Kini topik panas pun terus digularkan mulai dari desakan Presiden PSSI, La Nyala Mattaliti untuk mundur serta terkait kompetisi ISL/ ISC yang masih belum bisa melenggang mulus karena harus berurusan dengan Tim Transisi bentukan Menpora RI sebagaimana yang diminta oleh BOPI.
Melihat hal seperti ini, penulis mempunyai pertanyaan sederhana saja untuk Pak Menpora RI, Imam Nahrawi. Lupakan sejenak soal tim Ad Hoc atawa Tim Kecil, lupakan juga soal ISL/ ISC apalagi soal nasib para pemain Timnas Indonesia U-16 yang kini entah dimana (bisa jadi mereka yang diprediksi akan lebih kuat dari angkatan Evan Dimas dkk telah berpencar ke klub-klub yang menampung mereka). Pertanyaan sederhana saja dari penulis yakni PILIH PIALA AFF 2016 atau menengok CONIFA 2016, Pak Menpora ?
Kenapa sih harus bertanya seperti itu ? Jawabannya gampang, memilih salah satu menjadi gambaran keinginan kita untuk lolos dari sanksi atau tetap disanksi FIFA atau tidak memilih keduanya karena ‘enjoy’ dengan sanksi yang sekarang karena toh sepakbola tetap berputar dengan banyaknya turnamen yang digelar dan soal Timnas kan sudah ada Timnas Pelajar yang dilatih Maman Suryaman sedang untuk usia muda kan ada turnamen yang melalui jalur Kemenpora.
Sekedar flashback saja untuk turnamen sepakbola internasional di 2016 diluar kalender resmi FIFA untuk Timnas Senior adalah Piala AFF 2016 dibulan Desember yang akan digelar di Myanmar dan Filipina. Kebetulan Indonesia juga mendapat hak lolos langsung karena berhasil menempati posisi ketiga fase grup Piala AFF 2014 di Vietnam sehingga tidak harus melakoni laga play off untuk bisa lolos ke Myanmar/ Filipina. Prestasi Timnas Indonesia di Piala AFF sejak 1998 memang masih tradisi sebagai runner up sebanyak empat kali dan belum pernah mencicipi juara.
Sedangkan kalender sepakbola diluar FIFA lainnya adalah CONIFA 2016 yang akan digelar di Abkhazia, Georgia (28 Mei – 6 Juni 2016). CONIFA World Footbal Cup adalah turnamen sepakbola yang mempertemukan negara/kota minoritas yang tidak tergabung dalam FIFA dan diorganisasikan oleh CONIFA. Pertama kalau diselenggarakan bernama VIVA World Cup yang diselenggarakan oleh NFB (New Federation Board) pada 2006 di Occitania. Hingga 2012 tercatat Padania menjadi juara terbanyak dengan tiga gelar (2008, 2009 dan 2010) disusul Kurdistan (2012) dan Sapmi (2006) sekali.
Sejak 2014 berganti nama dengan CONIFA World Cup dan digelar di Sapmi, Swedia. Digelaran 2014 ini Country of Nice yang tampil menggantikan Zanzibar mampu tampil sebagai juara usai menaklukkan Ellan Vanin (Albania) lewat drama adu pinalti. Kini dipertengahan 2016 di Abkhazia, Georgia akan kembali menggelar CONIFA World Cup 2016 yang akan diikuti Abkhazia, Padania, Raetua, Chagos Islands, Irak Kurdistan, Panjab, United Koreans of Japan, Northern Cyprus, Romani People, Sapmi, Somaliland dan Western Armenia.
Pilihan ke CONIFA bukanlah pilihan bijak dan sudah seharusnya tidak ada dalam kamus sepakbola Indonesia. Selain status pesertanya bukan negara yang berdaulat juga karena memang tidak prestisius dibandingkan dengan gelaran sepakbola oleh FIFA maupun AFC dan AFF. Sehingga sebagai pendukung Timnas Indonesia saya cuma bisa berharap lagu Indonesia Raya kembali berkumandang di langit Myanmar dan Filipina akhir tahun ini yakni saat gelaran Piala AFF 2016 tentu dengan syarat sanksi FIFA sudah dicabut.
So pertanyaan penulis sederhana saja .. Pilih Piala AFF 2016 atau Menengok CONIFA, Pak Menpora ? Atau tidak memilih keduanya ,hanya Pak Menpora yang bisa menjawabnya.
Salam Sepakbola Indonesia,
Wefi
Â