Sekedar mereview kembali peringkat Indonesia dengan kompetisi ISL dalam peringkat di kawasan Asia Timur (karena kebetulan Indonesia disetting dikawasan tersebut), dimana poin yang ada adalah hasil perhitungan terbaru dari AFC sejak 3 November yang menggabungkan poin Timnas dan poin klub yang berlaga di Piala AFC dan Liga Champions.
Indonesia dengan kompetisi ISL –nya menempati posisi ke-7 dari 12 kompetisi yang ada dan berikut posisi lengkapnya (No – Negara – Poin – Fase grup – Play off 1 – Play off 2 – Play Off 3) :
1. Korea Selatan ( 94.866 – 3 – 1 – 0 – 0 )
2. Jepang ( 77.107 – 3 – 1 – 0 – 0 )
3. Australia ( 57.940 – 2 – 1 – 0 – 0 )
4. Cina ( 57.660 – 2 – 1 – 1 – 0 )
5. Thailand ( 33.049 – 1 – 0 – 2 – 0 )
6. Vietnam ( 27.753 – 1 – 0 – 1 – 0 )
7. Indonesia ( 25.004 – 0 – 0 – 0 – 1 )
8. Hongkong ( 20.077 – 0 – 0 – 0 – 1 )
9. Myanmar ( 18.282 – 0 – 0 – 0 – 1 )
10. Malaysia ( 18.153 – 0 – 0 – 0 – 1 )
11. India ( 16.756 – 0 – 0 – 0 – 1 )
12. Singapura ( 16.097 – 0 – 0 – 0 – 1 )
Jika merujuk tabel diatas maka Korea Selatan mendapat jatah 3 klub di fase grup LCA dan 1 klub yang harus melalu kualifikasi 3 LCA musim depan. Sedangkan klub asal Indonesia dan Hongkong harus melalui kualifikasi 1 LCA jika mendapat jatah dari AFC untuk musim depan. Sehingga memerlukan tiga laga kualifikasi bagi Persib Bandung jika ingin lolos ke fase grup LCA musim depan.
Penentuan apakah Indonesia akan mendapat jatah di LCA musim depan akan ditentukan akhir pekan ini (29-30 November 2014), berbarengan dengan agenda rapat komite EXCO AFC di Manila, Filipina. Karena salah satu agendanya adalah tentang penentuan jatah tiap negara untuk bisa mengirimkan wakilnya tampil di Liga Champions Asia musim depan dan Indonesia akan diwakili Sekjen PSSI Joko Driyono dan juga sang Ketua Umum , Djohar Arifin.
Sebenarnya bicara penentuan jatah di LCA musim depan yang besar kemungkinan akan ada 1 slot untuk Indonesia yang berarti untuk juara ISL musim 2014, Persib Bandung. Klub kebanggaan kota Bandung juga harus berpacu dengan waktu terkait berbagai kendala yang bisa mengancam keikut sertaan mereka di LCA dari sisi non teknis, seperti :
1.Lisensi Djanur selaku pelatih kepala Persib Bandung yang masih mengantongi lisensi C AFC (sedangkan standar lisensi untuk melatih sebuah klub di LCA adalah A AFC)
2. Soal Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang menjadi markas Persib Bandung selama ini, juga menjadi kendala terkait penilaian ideal dari AFC untuk LCA.
3. Sejauh ini stadion di Indonesia yang sudah mendapat lisensi AFC untuk gelaran LCA adalah Stadion Jakabaring Palembang, Stadion GBK Jakarta dan Stadion Mandala Jayapura.
4. Stadion termasuk dalam penilaian lisesnsi sebuah klub oleh AFC
Terkait lisensi Djanur memang sudah akan mengikuti pelatihan untuk lisensi B AFC (limit untuk menjadi Pelatih di Piala AFC) dan tentunya perlu waktu lagi jika ingin mendapatkan lisensi A AFC sebagai syarat utama di LCA. Sehingga PSSI lewat Joko Driyono mecncoba melakukan komunikasi intensif dengan AFC terkait lisensi kepelatihan Djanur (sebenarnya bicara aturan AFC / FIFA cukup ketat penerapannya).
“Secara resmi kami sudah meminta agar lisensi A Nasional bisa disesuaikan dengan A AFC. Jadi posisi kami menunggu keputusan,” ungkap Joko Driyono yang juga meminta Persib melakukan langkah antisipasi jika AFC tidak mengabulkannya.
Sedangkan bicara stadion tinggal bagaimana manajemen Persib Bandung berpacu dengan waktu antara memajukan Stadio Si Jalak Harupat yang masih dinilai belum ideal untuk AFC sehingga dilakukan beberapa pembenahan agar memenuhi standar yang ada atau mengajukan stadion baru mereka , GBLA untuk menjadi home base Persib Bandung di LCA musim depan jika AFC memberi jatah untuk Indonesia.