Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengambil Hikmah dari Pengalaman Alm. Uje Lepas dari Jeratan Narkoba di Hari Anti Narkoba

25 Juni 2013   18:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:26 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dear rekans,

Kesempurnaan hanyalah milik Allah Sang Pencipta, tetapi manusia dengan kelebihan akal dan pikirannya serta dengan agama yang diyakininya dituntut untuk menggunakan kelebihannya agar dapat menjadi manusia yang berguna baik untuk diri sendiri, keluarga terdekat maupun untuk masyarakat luas.

Berdasarkan ilmu yang saya peroleh saat training konsep Otak yaitu Konseo STIFIn maka pada dasarnya manusia ketika lahir sudah memiliki 20% Gen dan 80% faktor yang dapat berubah salah satunya adalah faktor lingkungan.

Dalam perkembangannya manusia sebagai makhluk sosial memang dituntut untuk mampu beradaptasi didalam lingkungan tempat dia berada, saling mengisi untuk memberikan warna kepada lingkungan nya. Permasalahan muncul manakala dia terbawa oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau juga terbawa oleh pergaulan dengan teman-teman yang memiliki latar belakang yang tidak baik.

Dengan tidak dibarengi bekal yang cukup maka bisa jadi seseorang akan mudah terjerumus dalam pergaulan yang kurang baik karena hal diatas, salah satunya adalah terjerumus kepada NARKOBA.

Banyak sudah contoh korban-korban berjatuhan karena terlibat Narkoba, ada yang terselematkan tetapi ada juga yang berujung kepada kematian. Begitu besarnya efek negative dari Narkoba tetapi justru tidak mengarungi minat seseorang mengkonsumsinya, tentu dengan berbagai alasan yang menyertainya, semakain kemari peredaran Narkoba begitu intens disegala penjuru dengan pemakainya juga dari berbagai usia, mungkin ada benarnya sebuah lagu dari Bang Haji, Rhoma Irama :“Jalan ke neraka mahal harganya, walaupun mahal anehnya banyak yang suka” .

Angka korban narkoba yang pernah saya baca di media online itu mencapai 4,4 juta orang dengan berbagai tingkatan umur dan profesi, dan dalam memperingati Hari Anti Narkoba Internasional 2013 yang mengambil tema “Global action for healthy communities without drugs” atau “Aksi global untuk mewujudkan masyarakat sehat tanpa narkoba”, sedang di Indonesia HANI 2013 akan mengambil tema “Indonesia negeri bebas Narkoba” saya akan mencoba berbagi pengalaman alm. Ustadz Jeffri Al-Buchori atau lebih dikenal Uje yang mampu lepas dari jeratan kecanduan Narkoba sehingga mampu menjadi panutan masyarakat karena kegigihannya dalam berdakwah sekaligus mengajak masyarakat menuju kehidupan yang islami sebagai bekal untuk diakhirat nanti.

Beribu-ribu orang masih kehilangan dengan sosok Ustadz muda ini, orang-orang masig bertakziyah mengunjungi makam sang ustadz hanya untuk mendoakan sang ustadz, sebuah penghormatan bagi seseorang yang mampu menginspirasi umat dengan dakwahnya walau sebelumnya alm. Ustadz Uje adalah bekas pemakai narkoba.

Berikut saya lampirkan beberapa cerita perjuangan alm. Ustadz Uje dalam lepas dari jeratan Narkoba yang disadur dari buku : “Siapa penerus saya? Memoar kehidupan Ustadz Jeffry Al-Bukhari” karya Ustadz Yusuf Mansyur, penerbit Pena Semesta

………………………………………………………………………………………..

Suatu hari saya merasa menderita karena ketakutan. Efek drugs kali ya, saya sendiri waktu itu ga paham, bingung. Saya benar-benar parno (paranoid-red) berlebih ……Selama saya sakit (paranoid), saat tidur saya kerap mengalami nightmare, mimpi buruk yang luar biasa.Saya bermimpi melihat jasad saya sendiri. Saya melihat diri saya berjalan ditengah-tengah kuburan, terus saya melihat diatas kuburan ada cahaya putih.Saya juga pernah mimpi disiksa.Sampai pada akhirnya saya ga berani tidur. Tujuh hari tujuh malam saya pernah ga berani karena takut mati. Jadi waktu pake drugs pengennya mati tapi ga mati-mati. Akhirnya setelah sakit dan dikasih rasa takut mati, benar-benar luar biasa rasanya. Sampai kurus, habis badan saya. Pernah beberapa kali saya mencoba bunuh diri. Saya juga suka menyakiti diri sendiri, entah dengan rook, entah dengan silet (, hal. 22)

Lalu Ustadz Jeffry pergi umroh bersama sang ibu,.. Besoknya saya berangkat umroh pake kain ihrom. Sampai di Mekkah saya tawaf wada. Selesai tawaf, saya doa di Multazam, dianatara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Disitu saya nangis, saya sampe bentok-bentokin kepala.

Saya minta sama Allah, “Ya Allah jika hidup saya punya manfaat buat Engkau, Rasul Engkau, buat orang tua saya, dan buat orang banyak, sepulang dari sini tolong sembuhkan saya ya Allah.Tapi seandainya saya sepulang dari sini buat maksiat lagi, cabut nyawa saya saja ya Allah. “Karena saya ngerasa dosa saya uda seperti segelas air yang dituang penuh kemudian dituang air lagi dan berceceran. Seperti itulah saya ngerasa dosa saya.

Lalu Ustadz Uje setelah selesai thawaf minum air sumur zam-zam padahal itu hari pertama puasa, … Terus saya tanya Ummi. Ummi bilang kata Rasulullah, kalau kamu puasa dan kamu minum itu tandanya Allah yang kasih minum jika kamu lupa. Makin deg, ya Allah. Kan saya kotor banget? Saya hina banget, orang paling durhaka, kotor banget, tapi sepertinya Allah member kesempatan sampe saya dibuat lupa dan dikasih minum. Saya ngerasa ini ada signal yang bagus dari Allah. Akhirnya saya pulang, berproses, mencoba istiqomah, ternyata … begitu lagi. Memang sayanya yang ga bener. Saya masih kambuhan. (,hal. 25)

Sepulang umroh, saya mencoba hidup lurus tetapi kembali Jeffry ditangkap polisi karena ada razia dan sempat ditahan 2 hari diPolres Utara, … Nah, disitu Ummi saya bilang, “Jangan panggil gue uibu,” ini pukulan yang keras sekali, duarrr .. karena selama ini Ummi ga pernah bilang kek gitu. Pedih rasanya tak diaku anak oleh Ummi. Pasti hati Ummu sudah demikian sakitnya. Itulah puncak kemarahan Ummi.

Dalam kondisi demikian, rupanya Allah masih saying sama saya. Buktinya meskipun saya sudah dalam keadaan benar-benar terpuruk, Allah mengirimkan saya seorang ‘pembimbing’ yang kelak akan menjadi pendamping hidupku. Namnya Pipik Dian Irawati, gadis asal Semarang ini adalah model sampul majalah remaja 2005. (, hal 27)

Saat itulah Jeffry Al-Bukhari menata hidup dengan Pipik walau sempat juga ngeboat didepan sang isteri, tetapi akhirnya berkat kegigihan Pipik untuk membawa Uje menjadi lebih baik dan keluar dari jeratan narkoba akhirnya kehidupan Uje pun berubah, sedikti demi sedikit meniti karir hingga akhirnya menjadi seorang Da’I yang mampu menginspirasi umat dengan syiar dakwahnya yang penuh cinta.

………………………………………………………………………………………..

Yach, kisah perjalanan Uje lepas dari jeratan Narkoba memberikan kita banyak sekali nilai didalamnya, usaha tak kenal menyerah dari diri, keluarga terdekat benar-benar mampu memberikan kekuatan bagi Uje untuk lepas dari jeratan Narkoba dan akhirnya mampu berbagi dalam dakwahnya untuk mengajak manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan tentu dengan menjauhi Narkoba sesuatu yang pernah menjadi bagian dari kehidupannya.

Siapapun itu tidak ingin masuk dalam perangkap Narkoba, dan kita juga berkewajiban saling mengingatkan dan membantu tentang besarnya efek negatif daripada Narkoba, dan untuk rekan-rekan kita atau saudara kita yang masih berkutat dalam jeratan ketergantungan Narkoba marilah kita doakan, berikan dorongan dan semangat.

Semoga kisah-kisah penuh hikmah tentang perjuangan lepas dari ketergantungan seperti halnya alm. Ustadz Jeffry Al-Bukhari untuk lepas dari jeratan Narkoba dan mengabdikan hidupnya dalam dakwah islam untuk membawa manusia dalam kehidupan lebih baik dapat memberikan inspirasi dan manfaat untuk kita bahwa untuk rekan dan saudara kita yang masih berkutat dalam jeratan Narkoba masih ada harapan untuk bisa bangkit, sembuh dan lepas dari jeratan Narkoba.

Dan kalau rekans muslim ada waktu, sekiranya merenungi ayat-ayat Allah dalam surat Al-Furqan ayat 21-29, yang menjelaskan tentang kesombongan manusia yang luar biasa.

Selamat Hari Anti Narkoba Internasional tanggal 26 Juni 2013, semoga kita dapat menjadi bagian dalam memerangi Narkoba untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari Narkoba.

Wassalam,

Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun