[caption caption="Sumber : kompas.com"][/caption]
“Menetapkan revisi kode pemilihan atau electoral code, yaitu tahapan pemilihan dari enam bulan menjadi 10 pekan”
Begitulah rilis resmi hasil KLB PSSI di Jakarta pertengahan pekan lalu, sebuah keputusan yang memungkinkan PSSI sudah memiliki EXCO PSSI maupun Ketum PSSI yang baru di oktober mendatang. Sebuah keputusan yang sontak mendapat respon dari publik sepakbola nasional termasuk dikanal bola Kompasiana.
Walaupun terlambat rilis artikel soal EXCO PSSI paska KLB PSSI kemarin setidaknya penulis ingin mengetahui pandangan dari akar rumput yakni eks pemain Timnas Indonesia di era 1980-an silam. Juga tentang surat cinta La Nyalla Mattalitti, ketum PSSI yang dikirimkannya ke kongres PSSI yang berisi gambaran serta pandangannya tentang era kepemimpinannya di PSSI serta PSSI kedepannya.
Para mantan pemain Timnas Indonesia era 80-an seperti Rully Nere, Bambang Nurdiansyah, Didik Darmadi hinga Berty Tuturima memiliki gambaran dan kriteria idel untuk calon EXCO PSSI diperiode kepengurusan 2016-2020 yang idrangkum dalam enam poin rekomendasi yang semoga saja menjadi bahan pertimbangan voters PSSI.
“Kami tidak ingin orang-orang lama kembali masuk dikepengurusan. Terutama mereka yang pernah merusak sepakbola Indonesia,” ujar Rully Nere yang terakhir menjadi pelatih Timnas Indonesia Wanita di Piala AFF 2014.
Berikut enam rekomendasi dari mantan pemain Timnas soal kriteria pengurus PSSI di KLB Oktober 2016 mendatang :
1. EXCO PSSI 2016-2020 agar diisi komposisi 60 persen pengusaha, 40 persen profesional sepakbola (mantan pemain Timnas PSSI, Pengelola sepakbola, birokrat)
2. Untuk CEO pemilik klub ISL, Divisi Utama sebaiknya tetap duduk sebagai pemilik klub. Bila ingin duduk sebagai Exco atau Pengurus PSSI harus meninggalkan klubnya untuk menjaga netralitas.
3. Kami tidak berharap para orang-orang yang terindikasi merusak sepakbola Indonesia duduk kembali di kepengurusan PSSI periode tahun 2016-2020.
4. Kami berharap agar calon EXCO PSSI periode 2016-2020 tidak melakukan perilaku yang tidak terpuji, khususnya transaksi jual beli suara dengan para voters (pemilik suara)
5. Kami mengimbau agar Kongres Pemilihan nanti melibatkan KPK, Bareskrim POLRI dan representasi Kejaksaan Agung untuk memantau jalannya kongres agar tidak terjadi transaksional. Reformasi total yang sudah saatnya dilakukan kepada PSSI
6. Kami juga mendesak agar kepengurusan PSSI yang baru nanti dapat melibatkan Pemerintah sebagai Pembina dan mitra dalam membangun infrastruktur (sarana dan prasarana) serta juga melibatkan para pengusaha untuk berperan aktif dalam upaya membangun dan memperjuangkan sepakbola yang berprestasi diajang Piala AFF, AFC, Sea Games, Asian Games dan ajang pertandingan Piala Dunia.
Lalu bagaimana pandangan seorang La Nyalla Mahmud Mattalitti soal penerusnya sebagai Ketum PSSI periode 2016
“Saya mendukung agar organisasi ini (PSSI) dipimpin oleh sosok yang telah teruji mengabdikan dirinya kepada sepakbola. Hal itu juga harus kita lakukan sampai dilevel PSSI Provinsi. Sehingga PSSI akan diisi oleh orang-orang yang peduli dan bekerja untuk sepakbola. Bukan disibukkan dengan tugas-tugas lain yang menyita perhatian,” ungkap La Nyalla sebagaimana dituangkannya dalam surat cinta La Nyalla Mattalitti yang dikirimkan ke kongres PSSI kemarin.
[caption caption="Dokunen pribadi"]