Enak juga nich Asosiasi Sepakbola Israel terkait kisruh sepakbola dimana atlet termasuk pesepakbola dilarang masuk ke teritori Palestina. Sehingga membuat Asosiasi sepakbola Palestina mengajukan protes keras kepada FIFA dan memaksa FIFA untuk memberikan sanksi kepada Asosiasi Sepakbola Israel. Karena Sepp Blatter yang kembali maju sebagai Presiden FIFA periode berikutnya memberikan perhatian yang lebih atas apa yang terjadi diantara kedua Asosiasi sepakbola tersebut.
FIFA pun sudah memasukkan kasus Israel – Palestina dalam satu sub agenda dalam kongres ke-65 FIFA di Swiss pada 29 Mei mendatang, akibatnya Ketua Federasi Sepakbola Israel pun blusukan ke markas FIFA bertemu dengan Sepp Blatter guna mencari solusi dan terhindar dari sanksi FIFA. Apalagi pihak Federasi Sepakbola tetap teguh dengan apa yang telah mereka lakukan sejauh ini dengan memaksa FIFA untuk tegas kepada Israel.
Ketua Federasi Sepakbola Palestina, Jibril Rajoub menjelaskan pada kongres Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Â di Bahrain bahwa resolusi atas keputusan Israel menjadi kuncinya, kecuali jika Israel membuat perubahan penting dalam hal kebebasan bergerak bagi pemain dan peralatan Palestina yang terikat di Tepi Barat dan Gaza. Dan dalam pembicaraan tripatrit antara FIFA-Israel dan Palestina, pihak Palestina pun tetap keuekeuh dengan keputusannya.
“Jelas bahwa Asosiasi Sepakbola Israel tidak bersedia mengakui PFA sebagai federasi dengan hak dan kewajiban, hanya karena mereka terus melanggar komitmen mereka dibuat sebelum FIFA. Oleh karena itu kami bertekad untuk terus jalan kita untuk menangguhkan Asosiasi Sepakbola Israel selama Kongres FIFA berikutnya." Tegas Jibril Rajoub.
Hanya memang usualan Rajoub untuk sanksi terhadap Israel akan membutuhkan suara mayoritas dalam kongres FIFA yakni  tiga perempat suara untuk lulus dan tugas Blatter dalam beberapa hari mendatang akan mengamankan beberapa jenis perjanjian diplomatik yang mencegah kedua sisi dari kehilangan muka. Israel awalnya anggota AFC namun dikeluarkan pada tahun 1970 menyusul tekanan dari anggota Arab hingga pindah ke UEFA pada tahun 1994.
Presiden FIFA, Sepp Blatter telah berusaha untuk menemukan solusi selama hampir dua tahun, terakhir dengan mengadakan pembicaraan damai dengan mendesak pemimpin kedua federasi, Palestina Jibril Rajoub dan Israel Ofer Eini, di markas FIFA pada hari Minggu (10/5) dan akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah dalam beberapa hari kedepan untuk mencoba dan menghentikan masalah ini mengambil jalan tengah sebelum pemilihan presiden berlangsung.
“kedua asosiasi anggota sepakat untuk mengejar dialog" dan bahwa Blatter "akan melakukan perjalanan ke Israel dan Palestina untuk bertemu presiden FA mereka masing-masing dan kepala negara menjelang Kongres FIFA." Ungkap sebuah sumber di FIFA.
Jelas menjadi peer tersendiri bagi Sepp Blatter yang akan kembali maju dalam Pemilihan Presiden FIFA bertarung dengan Prince Ali, Luis Figo dan van Praag. Pastinya Sepp Blatter ingin maju ke Kongres dengan beberapa hasil kemajuan di Timur Tengah, terutama mengingat kenyataan sulitnya upaya mediasi antara Israel dan Palestina, apalagi waktu tersisa tinggal dua minggu lagi.
Artikel tentang kisruh Asosiasi Israel dan Palestina :