(Rapor merah sepakbola Indonesia yang bikin gerah / sumber : soccer.sindonews.com)
Awali tahun 2015 diawali pengurus PSSI yang kala itu masih dipimpin Prof Djohar Arifin dengan direnovasinya kantor PSSI (2/ Jan) yang menghabiskan anggaran hampir Rp. 13 Milyar. “New Home, New Hope dan New Spirit” menjadi spirit pengurus PSSI diawal tahun 2015. Namun hanya selang seminggu paska renovasi, Menpora RI dengan tim sembilannya telah melakukan rapat perdana terkait laporan banyak pihak terkait PSSI (9/ Jan).
Sejak itu persepakbolaan nasional mulai diwarnai adu statement dan konflik antara Pengurus PSSI dan Menpora dengan tim sembilannya. Tarik ulur kompetisi sepakbola nasional yakni ISL 2015 terus terjadi antara BOPI, PT. Liga dan Tim Sembilan bentukan Menpora RI sehingga kompetisi ISL pun harus ditunda sejak (18/ Februari) walau proses verifikasi klub peserta sudah rampung oleh PT. Liga namun akhirnya Pengurus PSSI (2/ Mei) membatalkan kompetisi ISL 2015 paska Menpora RI membekukan Pengurus PSSI pimpinan La Nyala Mattaliti yang baru saja terpilih untuk periode 2015-2019 (19/ April).
Sejak pembekuan Pengurus PSSI oleh Menpora RI maka suhu konflik pun kian memanas dimana FIFA akhirnya resmi menjatuhkan sanksi kepada PSSI (30/ Mei) karena Menpora RI yang telah membentuk Tim Transisi tetap ‘keukeuh’ dengan keputusannya membekukan Pengurus PSSI. Hukuman kepada PSSI pun menjalar ke urusan Timnas serta status tuan rumah Indonesia sebagai tuan rumah Piala AFF U-16 / U-19 2015 yang akan digelar di Solo dan Sidoarjo. Hanya Timnas U-23 yang akhirnya diperbolehkan bermain di Sea Games 2015 Singapura karena status Sea Games memang bukan masuk kalender FIFA.
Timnas U-23, Sudah Gagal Ditimpa Isu Tak Sedap