Setelah membahas tentang Thailand yang berpeluang mengulangi catatan prestasi mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2002 Korea Selatan dan Jepang diera Ketua Umum (Ketum) ‘PSSI’-nya yang baru, Somyot Poompanmoung. Kini penulis mencoba mengangkat sebuah tema yang masih menarik dan up to date terkait kisruh sepakbola Indonesia yang melibatkan secara langsung PSSI dengan Menpora RI yang berarti jika dikaitkan dengan personal .. antara La Nyala dengan Imam Nahrawi.
Sebuah catatan untuk Pak La Nyala dan Pak Imam Nahrawi dari suksesi kepemimpinan yang terjadi di ‘PSSI’ nya Thailand. Sekedar flashback paska kasus yang yang berujung dimeja hijaukannya Presiden FAT, Worawi Makudi yang dituduh melakukan kecurangan saat pemilihan presiden FAT lewat artikel penulis berjudul Presiden Asosiasi Sepakbola Thailand Dijatuhi Hukuman 16 bulan Penjara yang ditayangkan 23 Juli 2015.
Latar Belakang Kasus Worawi MakudiÂ
Worawit Makudi pernah dibahas penulis  dalam artikel ‘Resep kesuksesan Timnas Thailand’ paska juara Sea Games’. Apa kelebihan Worawit Mukadi di 6 tahun kepemimpinannya? Memang plus minus karena sejatinya sosok ketua FAT banyak yang tidak menyukainya termasuk juga kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya, ditambah suasana politik Thailand yang selalu memanas tetapi pembinaan pemain muda plus akademi yang berkembang oleh klub-klub TPL dengan Coke's Cup U-19 telah memudahkan pelatih Timnas sekarang untuk meramunya membentuk Timnas. Â
Worawi Makudi dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Kriminal Bangkok, karena kasus pemalsuan dokumen saat pemilihan Presiden FAT pada Oktober 2013 pada pengadilan (22/7) setelah bersidang selama hampir dua jam dengan menghadirkan Worawi Makudi dan Ongart Korsinkha (Ketua Liga Primer Thailand) yang akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun dan denda sebanyak 6.000 THB atau sekitar Rp 2,4 juta. Tapi karena Worawi baru sekali ini melakukan pelanggaran hukum, pengadilan mengurangi hukumannya jadi 1 tahun, 4 bulan, plus denda 4.000 THB atau sekitar Rp 1,6 juta.
FIFA Bentuk Komite Normalisasi
Pertengah Oktober 2015 FIFA bergerak cepat utamanya setelah skorsing untuk Worawi Makudi juga dijatuhkan Komite Etik FIFA. Untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di FAT dengan membentuk Komite Normalisasi. Komite Normalisasi untuk FAT berutujuan untuk mencegah krisis berkepanjangan, terutama juga untuk mengantisipasi intervensi lebih dalam kepada FAT dari Pemerintah melalui Otoritas Olahraga Thailand atau SAT.
Selain terkait intervensi, pembentukan Komite Normalisasi juga untuk memberikan jaminan terhadap kelancaran proses administrasi sepak bola Thailand, setelah Worawi Makudi diskors FIFA. FIFA membentuk Komite Normalisasi untuk FAT pada 17 Oktober 2015 dengan tugas utamanya adalah menggelar Kongres Pemilihan untuk memilih Komite Eksekutif (Exco) FAT yang baru yang terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, dan Anggota Exco.
Terpilihnya Ketum Baru FAT