Kaget juga rasanya saat membuka inbox di dashboard Kompasiana milik penulis per 20 Januari kala membaca sebuah pesan dari admin Kompsiana tentang .. ‘Undangan Diskusi KompasianaTV via Google Hangout
From Kompasiana’ tanggal 19 January 2015 : 12:00
Dear Achmad Suwefi,
terkait dengan keaktifan Anda menulis di Kompasiana, kami mengundang Anda untuk mengikuti acara diskusi KompasianaTV via Google Hangout. Jika Anda tertarik untuk mengikuti diskusi ini, mohon kirimkan alamat gmail dan nomer telepon Anda melalui pesan ini. Atas perhatian Anda, kami ucapkan terimakasih.
Salam hangat,
Kompasiana
Waktu berlalu dan kemarin sore (29 Jan – pukul 16:37), penulis dapat telepon dari nomor 021-5364306 (wah kayaknya nomor dari Jakarta nich), maklum biasanya nomor Telkom yang masuk depannya 8, 9 atau 2 yang merupakan nomor PT dan Customer.
“Selamat Sore dengan Mas Wefi,”
Itulah kalimat pertama yang penulis dengar, suara Mas Alvi dari Kompas TV yang memberitahukan mengenai undangan untuk ikut serta dalam Diskusi Kompasiana TV tanggal 30 Januari (Jum’at malam) pukul 19:00 WIB. Berdasarkan informasi Mas Alvi (sorry kalau salah penulisan huruf), bintang tamu yang akan hadir adalah Marwan Jafar dan membahas tentang Desa Tertinggal.
Setelah berbicara panjang lebar akhirnya penulis memohon maaf kepada mas Alvi karena tidak bisa memenuhi undangan tersebut, bukan karena tidak punya waktu (bukan orang sibuk untungnya) dan juga bisa ndak lembur untuk hari Jumat, bukan karena temanya Out of Interest penulis yang banyak berkecimpung dikanal olahraga tetapi karena satu hal .. Laptop!
Seperti yang penulis utarakan ke Mas Alvi, selama ini buat artikel-artikel di Kompasiana banyak menggunakan handphone smartfren yang dibeli awal tahun 2014. Tidak pernah menggunakan laptop, sedangkan komputer digunakan penulis saat istirahat kerja saja sekedar untuk mengedit tulisan. Jadi mungkin ada benarnya apa yang diutarakan putri kecilku , Anisah.
“Yah, beli laptop dong .. biar aku juga diajarin. Pakai Komputer ndak enak ndak bisa dibawa ke kamar atau kedepan rumah ..” ujar putriku suatu hari.
“Nanti yach Kakak Anisah, nanti juga ayah beli tetapi bukan untuk saat ini.” Jawabku padanya.