Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

indra Sjafrie Style Mirip Manu Garba, Pelatnas Timnas U-19 Seperti UEA U-17... Hasil?

30 September 2014   15:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:57 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

23 Pemain Timnas U-19 telah dipilih coach Indra Sjafrie untuk dibawanya ke Myanmar demi meraih target tinggi yang dibebankan PSSI-BTN yakni lolos ke Piala Dunia U-20 Selandia Baru (2015). Jelas bukan target yang main-main karena memang perlu kerja keras, fokus dengan kekuatan sendiri serta didukung oleh support dan doa dari seluruh elemen pendukung Timnas U-19 serta jangan lupakan apa yang namanya ‘faktor luck’ sesuatu yang sering terjadi dalam sepakbola.

Sedikit untuk menganalisa sisi lain dari persiapan Timnas U-19 dengan pelatnas jangka panjang dan sosok sang pelatih, Indra Sjafrie.  Ada sisi positif dan negatif dari sebuah pelatnas jangka panjang, seperti besarnya dana yang dibutuhkan untuk operasional timnas, kemampuan staff pelatih dalam mengatur strategi selama pelatnas agar pemain tetap fokus dengan semua pelatihan hingga pengaturan ujicoba yang tepat sasaran sehingga mampu mencapai target yang dibebankan kepada Timnas U19 yaitu lolos ke putaran final PD U20 Selandia Baru.

Momen putaran final PD U17 di UEA (2013) menjadi saat yang tepat untuk mempelajari berbagai hal dari semua kontestan yang ikut serta utamanya dari kawasan Asia yang notabene memungkinkan beberapa pemainnya yang tampil di PD U17 (Uzbekistan, Iran, Irak, UEA dan Jepang) akan diikutkan ke putaran final Piala Asia U19 di Myanmar tahun depan.

Ada dua sisi PD U-17 yang bisa diambil yakni Style coach Indra Sjafrie itu mirip dengan pelatih Nigeria yang menjadi juara PD U-17 yakni Manu Garba. Caranya mendapatkan pemain terbaik hampir sama dengan Indra Sjafrie yaitu dengan blusukan ke seantero Nigeria untuk
mendapatkan pemain terbaik dari berbagai akademi yang ada disana. Hasilnya blusukan
yang dilakukan sejak 2011 mampu menghasil sebuah tim yang kuat terdiri dari 19 pemain asal
akademi sepakbola Nigeria serta 2 pemain dari akademi Qatar dan Chelsea.

Hasilnya walau sempat gagal di Piala Afrika U-17 setelah kalah adu pinalti di final kontra Pantai Gading, anak asuh Manu Garba mampu mencatatkan 27 laga tanpa kalah yang akhirnya membawa mereka tampil impresif di UEA dan menjadi juara Piala Dunia U-17 untuk keempat kalinya.

Selain blusukan, Manu Garba juga sosok yang religius dan memiliki kepercayaan diri yang kuat serta mengidolai Jose Mourinho sama halnya dengan Indra Sjafrie. Terlihat saat jelang laga semifinal kontra Swedia dimana Garba begitu memiliki keyakinan yang kuat dan tercermin dari perkataannya.

“Apa itu takut ? I tidak mengetahui arti dari kata TAKUT,” ungkapnya jelang laga kontra Swedia.

“Saya selalu sangat sangat percaya diri, Mengapa ? karena sekali kita percaya TUHAN, dan kepercayaan kepada-NYA akan membawamu melakukan sesuatu. Kamu akan selalu percaya
diri disetiap waktu. Dengan TUHAN saya percaya diri dalam melakukan pekerjaan saya,” ungkap pelatih yang menganggap bila Jose Mourinho  “the Special one” maka diapun layak disebut “The Special Too”. (sumber : the national).

Sedangkan untuk gaya pelatnas, apa yang dilakukan PSSI-BTN terhadap Timnas U-19 itu mirip dengan apa yang dilakukan UEA yang juga tuan rumah Piala Dunia U-17 dengan melakukan Pelatnas Jangka Panjang di dalam negeri dan di luar negeri, hasilnya mereka tidak mampu membuat meraih hasil positif di turnamen dua tahunan tersebut.

Sebuah kegagalan yang diluar harapan para petinggi sepakbola UEA, persiapan lima
belas bulan lamanya plus ujicoba dengan berbagai Negara dalam laga persahabatan
maupun turnamen termasuk bermain imbang dengan Timnas Indonesia U19 ternyata tidak juga mampu membuat UEA bertaji. Dan Federasi mereka pun mempunyai kekuatan finansial dan beragam fasilitas untuk mendukung program pelatnas jangka panjang.

“Dengar, jika anda bertujuan untuk mencapai target besar apalagi membanggakan Negara,
maka anda harus rela berkorban,” ungkap kiper UEA, Mohammed Khalid Al Mansoori

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun