Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ikutan Pak Jokowi di 50 tahun Kompas

28 Juni 2015   14:07 Diperbarui: 28 Juni 2015   14:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Awal perkenalan penulis dengan harian Kompas adalah saat masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) serta menjadi loper Koran didaerah Fatmawati awal 90-an. Sembari berjualan Koran, penulis berkesempatan membaca Koran yang ada sembari menunggu pembeli salah satunya adalah Harian Kompas utamanya berita bola/olahraga. Setelah lulus kuliah maka Kompas edisi Sabtu dan Minggu menjadi favorit (tahu dong rekan Kompasioner), apalagi kalau bukan mencari informasi lowongan kerja yang memang khas diharian Kompas.

Dan kini walau sudah tidak membeli setiap hari, penulis masih sesekali memberi harian Koran karena lebih sering membaca versi online–nya dan tentunya Kompasiana. Tidak terasa (28/6) Harian Kompas yang didirikan PK Ojong kini telah berusia setengan abad alias 50 tahun. Sebuah usia kalau dianalagikan dengan usia manusia adalah usia yang sudah mapan dan kenyang akan suka dan dukanya kehidupan.

Begitupun dengan Kompas yang terus bertahan dalam setiap Orde Pemerintahan mulai dari jaman Presiden Sukarno, Suharto hingga sekarang Joko Widodo. Yang masih diinget penulis apalagi kalau bukan kelahiran Tabloid BOLA yang pertama kali masih menjadi sisipan diHarian Kompas (asli itu mantap banget karena ada tabloid yang khusus membahas bola) kalau tidak salah pada tahun 1988 berbarengan dengan Piala Eropa yang dimenangkan Belanda usai menaklukkan Denmark dipartai final. Cukup lama juga Tabloid Bola sebagai sisipan harian Kompas sebelum akhirnya diedarkan terpisah pada tahun yang sama, 1988.

Selain itu kemunculan Kompas Cyber Media juga sempat penulis ketahui pada 1994 dengan Kompas online-nya. Sedangkan untuk edisi special anak-anak, bekerjasama dengan Bobo , Kompas pun menerbitkan ‘Kompas’ Anak yang terbit di hari Minggu. Itulah sekilas tentang flash back penulis tentang harian Kompas yang ternyata sudah 50 tahun dan cukup banyak pesan yang diungkapkan tokoh nasional di hari jadi Kompas dan dibahas spesial di Kompas edisi Minggu (28/6).

”Mencapai usia setengah abad dan bisa tetap berkembang dengan sangat baik merupakan prestasi yang luar biasa yang membanggakan. Selamat untuk harian “Kompas”. Sebab, berarti selama itu pula masyarakat dan khalayak pembaca memercayai Koran ini sebagai media penyedia informasi bagi mereka”

”Kedepan saya mengharapkan Kompas tetap konsisten pada jalurnya yang sekarang. Kompas harus menjadi media yang bisa memberikan pencerahan, pencerdasan dan terus membangun rasa optimisme masyarakat untuk membangun Indonesia yang kita cintai ini”.

“Selamat Ulang Tahun ke-50 Harian Kompas”
[Pesan Presiden Joko Widodo di 50 tahun harian Kompas yang dimuat di Kompas edisi Minggu (28/6) dengan judul ‘Membangun Optimisme Masyarakat’].

Harapan penulis ikutan seperti apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, BJ Habibie, Sri Sultan Hamengkubuwono, Bagir Manan, Aburizal Bakrie hingga Yennie Wahid (walau tidak dimuat di harian Kompas) yang ikut memberikan pesan pada 50 tahun Kompas lewat Kompasiana adalah harapan agar Harian Kompas semakin objektif dalam pemberitaannya dan lebih sering mengangkat tema-tema penuh inspirasi dari masyarakat Indonesia.

#50tahunKompas
#HBDKompas
#SuksesKompas

Salam Kompasiana,
Wefi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun