Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gianluigi Buffon, Laga ke-1000 hingga Indonesia

25 Maret 2017   05:51 Diperbarui: 4 April 2017   17:21 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(Momen Buffon dilaga ke-1000/ sumber foto :Dailymail)

Usianya tidaklah muda lagi,28 Januari tahun depan akan genap 40 tahun.Itulah Gianluigi Buffon,kiper Juventus serta Timnas Italia yang merayakan laga ke-1000 nya dilapangan hijau kala membawa Italia sukses mengalahkan Lithuania di Palermo.Kemenangan yang bukan saja menjaga asa Italia lolos ke Piala Dunia 2018 Rusia tetapi juga menjadi kado manis seorang Buffon yang sukses mengoleksi catatan 1000 laga sebuah catatan luar biasa seorang kiper juara.

Gianluigi Buffon terlahir dari keluarga atlet,ayahnya seorang atlet angkat besi sedangkan ibunya seorang atlet lempar cakram.Dua saudari Buffon menjadi atlit bola volley namun kecintaannya kepada sepakbola mengantarkannya sebagai seorang kiper hebat sebagaimana legenda Dino Zoff,kiper Italia sebelumnya.Darah atlet memang mengalir deras dalam diri Buffon sehingga bukanlah kebetulan jika dirinya mampu menjadi seorang kiper hebat walau usianya menuju 40 tahun.

Tidak ada yang berkurang dalam diri Buffon walaupun bisa jadi refleksnya sebagai seorang kiper tidak sehebat kala masih usia 20 hingga 30 tahun,Namun sosoknya dengan segudang pengalaman dan titel juara yang diraihnya sudah cukup menempatkan Buffon sosok yang diandalkan baik oleh Allegri di Juventus maupun Ventura di Timnas Italia.Berikut beberapa catatan yang mengiringi perjalanan Buffon hingga melakoni laga ke-1000 dalam perjalanan karirnya.

(Buffon saat berseragam AC Parma/ sumber foto :forzaitaliafootball)

1995,adalah awal karir profesionalnya dengan bergabung bersama klub AC Parma dengan memenangkan Piala UEFA dan Copa Italia.

(Buffon saat berseragam Juventus/ sumber foto :forzaitaliafootball)

2001,dibeli Juventus dengan harga transfer termahal untuk seorang kiper (52 juta euro) dan sukses membawa klub kebanggaan kota Turin tersebut sebagai jawara Serie A walau sempat merasakan pahitnya tampil di Serie B usai kasus calciopolli yang menghebohkan Italia.

Piala Dunia 2006 Jerman menjadi momen kesuksesan dirinya bersama Timnas Italia kala membawa negaranya tampil sebagai juara Piala Dunia.

(Buffon saat juara Piala Dunia 2006/ sumber foto :forzaitaliafootball)

Dua kali gagal membawa Juventus juara Liga Champions Eropa,walau sukses menembus babak final di edisi 2003 dan 2015.

Runner up peraih Ballon D Or salah satu penghargaan tertinggi FIFA untuk pemain bola dunia dan masuk dalam starting XI tim terbaik dunia versi FIFA.

Superman,adalah julukan yang diberikan kepada Buffon usai memenangkan trofi Eropa pertamanya bersama Juventus usai menang 3-0 dibabak final Piala UEFA atas Marseille di stadion Luzhniki,Moskow.

Thomas N Kono dan Edwin van Der Sar, dua kiper senior di AC Parma dan Juventus yang digantikan perannya oleh Buffon.

Kesetiannya bersama Juventus termasuk saat berjuang untuk kembali ke Serie A membuatnya begitu dicintai suporter fanatik Juventus.

(Buffon saat gagal difinal Liga Champions Eropa 2015/ sumber foto :Dailymail)

Satu yang belum mampu diraih seorang Buffon dalam perjalanan karirnya,apa itu?Trofi Liga Champions Eropa jawabannya.Akankah dirinya mampu membawa Juventus juara musim ini,jawabannya akan terhampar saat Juventus menghadapi Barcelona dibabak delapan besar awal April mendatang.Dua laga final sebelumnya yakni edisi 2003 dan 2015 berakhir duka untuknya karena Juventus kalah dilaga puncak.

“Saya punya banyak pengalaman tapi saya tidak ingin jadi pelatih.Saya akan pergi ke negara dengan populasi terbesar,Cina ataupun Amerika Serikat,”ungkap Buffon tentang rencana paska pensiun dari Timnas usai Piala Dunia 2018 Rusia.

Buffon Merumput di Indonesia?

Sebuah pertanyaan menarik apalagi Indonesia juga termasuk negara dengan populasi terbesar didunia selain Cina dan Amerika Serikat.Hanya memang dari sisi bayaran bisa jadi,kompetisi sepakbola Indonesia kalah dibanding liga super cina maupun MLS –nya Amerika Serikat.Jika Buffon mau main ke Indonesia tentu akan menjadi sebuah catatan menarik kehadiran sosok kiper berpengalaman seperti yang pernah dilakukan seorang kiper Cendrawasih FC yang bermain dikompetisi IPL dulu, Dennis Romanovs yang pernah bermain diliga champions bersama Slavia Praha.

#SelamatBuffon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun