Apa yang diharapkan seorang pekerja pabrik macam penulis saat seperi sekarang? Saat pandemi Covid19 yang sekarang sudah ke varian Omicron sedikit banyak menghancurkan berbagi sendi kehidupan termasuk soal urusan perut dan juga abu-abunya situasi bisnis manufaktur kedepannya.
"Masih bisa bekerja saja itu sudah sesuatu yang harus disyukuri, mas" ungkap tetangga dilingkungan masjid saat mengobrol menunggu hujan reda diteras masjid
"Sempat merasakan kerja digilir gegara covid19, pendapatan dikurangi sesuai dengan kehadiran juga pengurangan disana sini benar benar membuat saya berpikir keras dan berdoa semoga pandemi segera berlalu,"lanjutnya
Sebuah ungkapan yang mungkin dirasakan hampir semua orang saat pandemi menghajar diseluruh dunia, but show must go on memang. Kehidupan akan terus berputar hingga menemukan titik akhirnya dan selama itu manusia akan terus berusaha untuk survive atau bertahan ditengah keterbatasan yang ada.
Pun dengan industri manufaktur terutama elektronik yang terlihat bertahan saja sudah bagus, perkembangan teknologi membuat sebelumnya orang perlu beli Televisi ataupun DVD untuk menonton film kini hanya perlu menonton lewat gawai membuat produk-produk elektronik semakin berkurang peminatnya tidak seperti era 90 sampai awal 2000 an silam.
Efeknya produksi pun semakin menurun kecuali dibeberapa produk yang cenderung stabil dan masih diperlukan dipasaran seperti printer, mesin cuci dan lainnya. Termasuk pabrik tempat penulis bekerja yang memproduksi mesin kasir untuk di ekspor ke luar negeri praktis mengalami penurunan target produksi dibanding sebelumnya.
Penurunan hampir 80 persen dialami pabrik kami, kini market Eropa, Amerika hingga Asia Barat serta Australia tidak lagi menjadi tujuan ekspor produk yang kami hasilkan. Tersisa Jepang yang menjadi tujuan pengiriman produk kami yang hanya memiliki margin 10 persen dari total produksi sebelumnya dan imbasnya pengurangan orang serta enlargement jobs pun harus dilakukan.
Saat pendapatan mulai berkurang dibanding sebelum Covid19 dan juga tuntutan UMP yang naik setiap tahunnya memaksa setiap perusahaan melakukan efisiensi disegala hal untuk tetap survive dan juga memenuhi hak karyawannya . Selain gaji pokok plus tunjangan dan lembur lembur ada satu komponen yang harus dibayarkan perusahaan apa itu tak lain BONUS Tahunan.
Ini semacam gaji ke-13 kalau untuk PNS dan bonus dibayarkan melihat kinerja keuntungan perusahaan pada tahun berjalan untuk dibagikan ke karyawan yang ada dengan tentunya memiliki aturan tersendiri. Seperti performa selama setahun yang dihitung salah satunya absensi selama setahun dan juga sesuai kesepakatan bersama dengan pihak serikat.
Besaran bonus tahunan tentunya berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tergantung kemampuan perusahaan. Malah ada juga yang tidak mendapatkan bonus, paling besar dalam sejarah penulis bekerja dipabrik adalah angka 2.1 kali gaji plus tunjangan untuk karyawan dengan nilai A.