Apa yang sudah kita perbuat untuk Indonesia, negara yang kita cintai ini? Sebuah pertanyaan yang relatif tergantung dari sudut mana kita memandang. Jika seorang atlet olahraga,prestasi adalah persembahan tertinggi untuk negeri tercinta ini, pun dengan para pelajar maupun mahasiswa yang mengikuti ajang internasional dengan membawa nama Indonesia yang diukur dengan prestasi yang bisa diukir.
Lalu bagaimana kita sebagai masyarakat Indonesia dari berbagai suku serta bahasa yang berbeda,tentu memiliki kontribusi masing-masing dalam perjalanan Republik yang hari ini (17/8) genap berusia 72 tahun.Menurut ayah penulis kontribusi untuk bangsa dan negara bisa melalui hal-hal yang kita kerjakan maupun dilakukan.Lingkup kecil untuk keluarga lalu masyarakat dan Indonesia.
Bagi penulis pribadi ketika ditanyakan apa yang sudah diperbuat untuk Indonesia?Memang tidak banyak dan sifatnya tidak terukut.Dikekinian bayar pajak adalah bentuk kewajiban kita kepada negara,saat menjadi pelajar dan mahasiswa tentu berusaha yang terbaik demi prestasi tertinggi sedang saat bekerja bagi penulis pengalaman 'BT' alias Bussiness Trip adalah momen berharga untuk lebih memperkenalkan kebanggaan kita akan Indonesia.
Memperkenalkan Indonesia dengan segala keanekaragaman budayanya tentu menjadi bekal dalam menjadikan Indonesia lebih dikenal.Itu yang coba dilakukan ditempat kerja setiap bertemu atau ditempatkan bersama ekspatriat Jepang,memperkenalkan Indonesia menjadi sesuatu hal menarik dan menantang hingga mereka mau mencoba dan berkunjung ke berbagai daerah wisata Indonesia (termasuk main futsal bareng).
Main futsal bareng menjadi kesempatan menunjukkan betapa masyarakat Indonesia ramah dan memiliki kebersamaan yang tinggi.Dan rekan kerja maupun lawan yang kita hadapi menjadi antusias saat melihat tim kami diperkuat ekspatriat dari Jepang dan mereka tak sungkan meminta foto baik personal maupun bersama-sama seusai laga.
"Orang Indonesia ramah dan 'welcome',wefi san," ungkap Kenta Abe,ekspatriat dipabrik tempat saya bekerja.
Sebuah kebanggan menjadi orang Indonesia
Flashback 15 tahun silam saat 'BT" ke Dubai dan bermalam di bandara karena proses yang berbelit (susah juga ngomong bahasa Inggris sama petugasnya) terpaksa bermalan dibandara ditemani seorang bussinesman dari Uzbekistan dan kita pun terlibat obrolan seru utamanya tentang Indonesia (gila nich orang banyak tanya banget tentang Indonesia), untung sudah pernah keliling Indonesia jadi bisa jelasin panjang lebar.
Lalu saat santai selesai shalat isya di kedai kebab dekat masjid didaerah Dar Al Sondos, saat makan kebab penulis dihampiri marbot masjid yang juga menjadi imam saat shalat tadi dan kita pun terlibat obrolan seru tentang islam dan hal lainnya. Tetapi ada yang menarik saat pertama kali dia bertanya kepenulis.
"Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh" katanya
"Walaaikum Salam warahmatullaahi wabarakatuh," jawabku