Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panggilan Ayah, Satu Cara 'Problem Solving' di Dunia Kerja

7 April 2017   21:02 Diperbarui: 8 April 2017   04:30 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Kenapa partnya tidak kamu pasang,”tanya seorang atasan kepada bawahannya karena adanya masalah di customer.

“Saya pasang kok pak?”jawabnya singkat.

“Tetapi kenapa aktualnya diketemukan tidak terpasang?”lanjut sang atasan

..

Itulah beberapa cuplikan tanya jawab antara seorang atasan dan bawahan terkait diketemukannya masalah atau problem di Customer.Sebuah situasi kerap terjadi diperusahaan manufaktur dengan manusian atau man sebagai subyek dalam proses produksi.Dan setiap permasalahan yang terjadi customer menuntut dilakukan problem solving atau pemecahan masalah agar tidak terjadi dikemudian hari,minimal permasalahan yang sama.

Ada banyak teknik dalam menganalisa permasalahan yang terjadi dalam sebuah produk yang dibuat massal.Teknik 5W + 1H kerap kita jumpai,yakni sebuah pemecahan masalah dengan konsep Why-Why-Why-Why-Why sebanyak 5 kali (walau sudah ada yang melakukan sampai 7 Why) plus 1 H yakni How.Teknik yang dikombinasikan dengan pemecahan ala 4M (man-machine-method-material) hingga E (environmental).

Tools yang ada tentu berguna dalam menginventarisir permasalahan yang ada dengan tentunya dibantu dengan kemampuan analisa dari personal Engineering ataupun bagian Produksi yang ada.Karena ketidak tepatan analisa maka akan menyebabkan melebarnya solusi yang diambil dan berpotensi memunculkan kembali masalah yang sama dikemudian hari.Apalagi jika merujuk kepada permasalahan yang disebabkan oleh MAN atau Manusia/Operatornya.

Banyak teori pendekatan yang dilakukan seorang atasan kepada bawahannya,terutama agar bawahan tersebut terbuka dengan apa yang dilakukannya.Kesalahan memang tidak diinginkan termasuk dalam sebuah Perusahaan manufaktur yang berarti Loss Cost karena bisa berimplikasi kepada produk direturn ataupun harus dilakukan proses rework.Tapi ada satu cara unik yang sudah diterapkan penulis didunia kerja,apa itu?Panggilan “AYAH’.

Sejak kapan penulis dipanggil ‘Ayah’ ditempat kerja,pastinya penulis tidak begitu ingat.Sebagai Engineer yang juga mengisi pos sebagai Trainer tentunya membuat posisi penulis bisa kenal degan operator-operator yang didominasi oleh wanita setiap ada momen training.Member yang memanggil ‘Ayah’,membuat mereka secara otomatis ikut memanggil seperti itu dan bagi penulis hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan karena memang cukup membantu dalam menganalisa masalah yang berkaitan dengan Missing atau part tidak dipasang.

“Lagi ada masalah yah dirumah?”tanya ku pada seseorang operator yang kebetulan diketemukan problem missing di customer

“Kok ayah tahu sich?”tanyanya balik

“Ya dong,kan ketemu NG missing di customer,”jawabku

“Kok bisa ya yah?Perasaan sudah 10 by 10,”jawabnya cepat

10 by 10 sendiri adalah sebuah sistem pemasangan part yang berpasangan dan sebagai sebuah bentuk pokayoke agar tidak terjadi missing.

“Itu pemasangannya kok ndak urutan,”tanyaku kepadanya setelah memperhatikan proses yang tidak beraturan

“agak susah masalahnya,yah.Jadi begini dech,”jawabnya

“Oh,ya sudah apa permasalahannya nanti saya perbaiki,”jawabnya.

Setelah mendapat jawabannya,langsung saya berkoordinasi dengan departemen terkait serta Engineering untuk melakukan perbaikan secepatnya.Penempatan part serta alat bantu dibuat mudah dijangkau dan prosesnya bisa urutan.

“Bagaimana hasilnya?”tanyaku pada operator tersebut

“Enakan sekarang Yah,makasih sudah diperbaiki prosesnya,”jawabnya dengan senyum lepasnya.

Setelah proses dianggap tepat langsung dilakukan Suithenkai alias penyeragaman proses dibelt atau line lainnya yang memiliki proses yang sama untuk kemudian dibuatkan laporan perbaikan yang dikirim ke Customer sebagai jawaban problem yang sudah dikirim via email.

Itulah sebuah catatan kecil dari pemecahan masalah ditempat kerja yang didominasi proses oleh manusia bukan robot.Pasti ada masalah karena manusia memang memiliki rasa yang terkadang berubah mengikuti suasana hati termasuk mereka yang kebanyakan adalah wanita.Tapi dengan pendekatan dan sistem kerja yang mudah sedikit banyak dapat membantu mengurangi permasalahan karena kesalahan proses,panggilan AYAH ternyata memiliki nilai lebih dalam aplikasinya.

Met Weekend Rekan Kompasioner.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun