Lalu bagaimana pandangan penulis dalam urusan Ketum PSSI hingga EXCO PSSI? Untuk soal yang satu ini penulis tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Asprov PSSI, Klub ISL, Divisi Utama dan lainnya yang mempunyai hak suara dikongres. Seperti apa EXCO PSSI hingga Ketum PSSI tergantung dari keseriusan voters PSSI dan kesamaan sikap serta pandangan dalam reformasi PSSI menuju organisasi yang berprestasi.
Pandangan penulis sendiri soal sepakbola nasional dan PSSI sudah pernah ditulis serta dibukukan dalam buku “Refleksi 70 tahun Indonesia” terbitan Peniti Media bersama rekan Kompasioner lainnya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Artikel berjudul ‘Sepakbola nasional : miskin prestasi , penuh politisasi’ menjelaskan tentang pandangan penulis soal PSSI dan Timnas Indonesia kedepannya.
PSSI yang bersih dari politisasi, pengelolaan timnas yang transparan dan jauh dari kesan primordial yang ada di PSSI hingga pembatasan periode kepengurusan PSSI demi menjaga netralitas dan konflik kepentingan di PSSI menjadi catatan penulis di 70 tahun Indonesia merdeka. Kini dengan semangat 72 tahun Indonesia merdeka serta dukunga pemerintah yang ingin melihat sepakbola berprestasi tentu tinggal dikembalikan kepada voters PSSI yang akan terlibat di KLB PSSI pada oktober mendatang.
Salam sepakbola nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H