Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Review Ranking FIFA: Saatnya Timnas Tur Oceania, PSSI!

15 Juli 2016   06:56 Diperbarui: 15 Juli 2016   09:41 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(aksi Malaysia dalam tur Oceania / sumber : aseanfootball.org)

Bicara soal ranking FIFA untuk Indonesia memang mengenaskan, terus turun dan turun hingga akhirnya kini nangkring di 191 FIFA dari 210 negara (setelah Kosovo masuk dibulan Juli 2016). Sanksi FIFA kepada Indonesia akibat intervensi Pemerintah RI dalam hal ini Menpora RI,  semakin menambah sulitnya Indonesia memperbaiki peringkat yang sudah terjerembab di 154 FIFA sebelum sanksi jatuh. Istilah orang dagang, modalnya habis untuk menutupi kerugian akibat tidak ada pemasukan setiap bulannya.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk segera melihat Indonesia tidak semakin terperosok diranking FIFA (terparahnya adalah juru kunci di kawasan ASEAN dibawah Brunei Darussalam) ? Jawaban paling tepat adalah melakukan uji coba internasional bagi Timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl. Kalender resmi FIFA pada bulan September dan Oktober dapat dimanfaatkan untuk mendulang poin demi poin walaupun potensi ‘keuntungan’ atau poinnya tidak terlampau besar, kok bisa ?

Jawabnya karena Indonesia sudah tidak bisa tampil dilevel kompetitif macam kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia hingga kualifikasi Piala Asia 2019 UEA, dimana dua turnamen tersebut memiliki rasio yang tinggi dibandingkan dengan ujicoba internasional FIFA (yakni 2-3 berbanding 1) sebelum dikalikan dengan nilai kemenangan dan koefesien lawan yang dihadapi. Jadi pintar-pintarnya federasi dalam hal ini PSSI mengakali kalender resmi FIFA demi mendulang poin.

Tur Oceania salah satu usulan Penulis kepada PSSI khususnya BTN (Badan Tim Nasional) dan Alfred Riedl, selaku pelatih Timnas Indonesia.

(Selandia Baru menikmati kenaikan ranking FIFA bulan Juli / sumber : fifa.com)
(Selandia Baru menikmati kenaikan ranking FIFA bulan Juli / sumber : fifa.com)

Obrolan singat soal Tur Oceania

“Yang benar saja, pak wefi?” tanya rekan kerjaku saat kami sedang berdiskusi tentang sepakbola nasional khususnya Timnas

“lawan Papua Nugini atau Selandia Baru gitu, pak?” tanya rekan kerjaku lainnya saat makan siang dikantin pabrik

“lawan siapa itu pak wefi, yang kata pak wefi pernah kalah 0-31?” tanya yang lain.

“America Samoa,” jawabku yang langsung disambut jawaban nah iya itu dari rekan kerjaku tadi.

“Why not ? kenapa tidak? Apalagi untuk Indonesia yang sudah setahun tidak tampil didunia internasional serta untuk mengembalikan sisi non teknis pemain,” jawabku

“Maksudnya, bijimane pak?” tanya rekan kerjaku

“Jika Timnas menang terus dalam Tur Oceania setidaknya dapat meningkatkan sisi psikologis pemain terlepas siapa lawannya,” jawabku

“kalau kalah?” tanya yang lain

“Ya itu sudah bagian resiko pertandingan, kalah dan menang pasti selalu menemani. Setidaknya kita jadi tahu bahwa negara yang selama ini kita anggap dibawah Indonesia , mereka itu terus berkembang sepakbola karena mengikuti FIFA Development program,” jawabku mantap yang langsung diiyakan temanku.

Selandia Baru dan Malaysia Sebagai Contoh

(aksi Malaysia dalam tur Oceania / sumber : aseanfootball.org)
(aksi Malaysia dalam tur Oceania / sumber : aseanfootball.org)
Kesuksesan Selandia Baru menjadi juara Piala OFC atau kalau di ASEAN itu Piala AFF Suzuki ternyata berimbas terhadap perolehan poin mereka diranking FIFA. Kemenangan yang diraih anak asuh Anthony Hudson sejak fase grup, semifinal hingga babak final memberikan perubahan poin signifikan bagi ‘All Whites’ julukan Selandia Baru diranking FIFA bulan juli 2016 ini. Tidak tanggung-tanggung, Selandia Baru naik sebanyak 54 tingkat dari ranking dibulan Juni  (147 FIFA).

Diawali dengan kemenangan 1-0 atas Kepulauan Solomon lewat gol Adams di 10 menit jelang laga usai (4/6) yang membawa Selandia Baru lolos kebabak semifinal bertemu dengan Kaledonia Baru. Gol tunggal Wood sudah cukup membawa timnya menang 1-0 dalam laga yang digelar di Papua Nugini dan dipartai final kontra tuan rumah, Papua Nugini akhirnya Selandia Baru sukses menjadi kampiun setelah menang 4-2 dalam adu tendangan pinalti.

Sedangkan Malaysia menjadikan Tur Oceania sebagai bagian dalam pemantapan tim karena Ong Kim Swee, pelatih Malaysia sedang melakukan seleksi pemain jelang Piala AFF Suzuki 2016 akhir tahun ini. Tiga lawan pun sudah dipilih selama Tur Oceania yang masuk dalam kalender FIFA dibulan Juni kemarin yakni menghadapi Papua Nugini, Kaledonia Baru dan Fiji setelah sebelumnya sukses mengalahkan Timor Leste 3-0 dibabak play off Piala Asia 2019.

Mengawali Tur Oceania kontra tuan rumah Papua Nugini (ranking 193), Malaysia (ranking 173)  harus takluk 0-2 sedangkan dilaga selanjutnya kontra Kaledonia Baru (ranking 186) , Malaysia sukses mencuri kemenangan 2-1 dalam laga yang digelar di stadion Numadaly Magenta, Nouma lewat gol penentu dari Amirul Hadi. Dilaga terakhir Tur Oceania, Malaysia harus puas bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah Fiji (ranking 183).

“Kami mengkondisikan pemain dengan kondisi panas serta cuaca yang tidak bersahabat serta lapangan yang buruk. Sekali lagi kami tidak sanggup mempertahankan keunggulan tetapi saya percaya  pemain kami mampu memberikan yang terbaik dalam situasi yang tidak menguntungkan,” ungkap pelatih Malaysia, Ong Kim Swee.

Ada banyak negara yang layak dijadikan lawan ujicoba selama Tur Oceania, jika akhirnya PSSI memang benar-benar mewujudkan usulan penulis. Selain tentunya finalis Piala OFC 2016 , Selandia Baru dan Papua Nugini. Negara seperti Kaledonia Baru, Vanuatu, Fiji layak dijadikan lawan tanding bagi Indonesia walau secara peringkat berdekatan atau dibawah Indonesia dalam ranking FIFA.

Aksi Andik bersama Timnas kontra PNG (sumber : sidomi)
Aksi Andik bersama Timnas kontra PNG (sumber : sidomi)

Ujicoba internasional apalagi melakukan tur internasional tentunya membutuhkan biaya yang besar tetapi itulah harga yang harus dibayar. Jika ingin mendulang poin maka ada dana yang harus dikeluarkan karena pengelolaan Timnas memang tidak gratis tetapi akan memberikan output poin di ranking FIFA juga peningkatan kualitas permainan Timnas Indonesia. Apalagi gelaran Piala AFF Suzuki 2016 tinggal hitungan bulan saja, sehingga anak asuh Riedl memang memerlukan banyak ujicoba internasional untuk memantapkan kekuatan tim.

Tur Oceania walau lawan yang dihadapi ‘dimata pengamat atau publik sepakbola nasional’ kelasnya dibawah Indonesia namun bisa memberikan sesuatu yang positif bagi Timnas. Bagaimana PSSI ?

Artikel lain penulis tentang sepakbola oceania: 1 dan 2

 

Salam sepakbola nasional,
Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun