[caption caption="Sevilla bungkam Liverpool"][/caption]
‘The Last Chance’ .. Itulah tajuk yang pantas ditujukan untuk laga Liverpool kontra Sevilla difinal Liga Europa 2015./16 di St Jakob Park (Swiss). Final liga europa menjadi kesempatan terakhir bagi wakil Inggris dan Spanyol tersebut untuk meraih tiket liga champions eropa musim depan lewat jalur liga europa. Sehingga wajar publik sepakbola dunia berharap akan munculnya laga yang seru nan menarik serta tidak anti klimaks bagi kedua klub.
‘Ini akan menjadi yang pertama dari banyak final yang akan kita hadapi bersama’, itulah ucapan penuh motivasi Klopp kepada anak asuhnya jelang laga final kontra Sevilla. Catatan impresif Sevilla didua edisi Liga Europa serta catatan anak asuh Unai Emery musim ini tidak membuat manajer asal Jerman tersebut gentar karena bagi manajer 48 tahun tersebut setiap laga final akan menghadirkan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Sedang bagi Unai Emery yang menjadi suksesor Juande Ramos dengan mampu memberikan trofi Liga Europa musim lalu, laga final kali ini akan menjadi ujian strateginya yang kerap melakukan rotasi pemain termasuk di liga Europa. Emery bertugas mempertahankan ‘gen kompetitif’ dalam diri anak asuhnya agar mampu menjadikan Sevilla kuat dalam bertahan dan menyerang.
Drama 90 Menit Plus ..
Permainan pressing ketat dan cepat diperlihatkan anak asuh Klopp sejak menit awal laga, para pemain Liverpool terus berlari dan mempressing pergerakan pemain Sevilla namun usaha Milner dkk belum mampu menjebol gawang lawan. Namun Sevilla mampu menjaga gawang mereka dari kebobolan dan beberapa kali aksi pemain Sevilla membahayakan gawang Mignolet.
Setelah 30 menit berlangsung, Liverpool akhirnya mampu memecah kebuntuan lewat aksi Daniel Sturridge (35’). Diawali permainan satu dua dari lini tengah Liverpool, Coutinho mengirimkan umpan ke Sturridge disisi kanan pertahanan Sevilla dan tendangan Sturridge yang diarahkan ketiang jauh gawang Soria berhasil membawa Liverpool unggul 1-0 atas Sevilla.
Mendapat momentum, ‘The Reds’ langsung melakukan penetrasi ke pertahanan Sevilla dan Lovren hampir saja menggandakan keunggulan Liverpool jika golnya tidak dianulir wasit Erikson karena Strurridge dalam posisi off side. Sevilla sendiri nyaris menyamakan kedudukan namun sayang tendangan salto Gamiero masih menyamping dari sisi kanan gawang Mignolet dan Liverpool menutup laga babak pertama dengan keunggulan 1-0.
Sevilla berhasil mengejutkan pertahanan Liverpool lewat gol cepar dibabak kedua, diawali pergerakan Mariano disisi kiri pertahanan Liverpool umpan bek sayap asal Brazil tersebut berhasil dikonversi menjadi gol oleh Kevin Gameiro (46’) sehingga membuat skor pun berubah menjadi 1-1 dan sejak gol penyeimbang tersebut Sevilla berbalik mendominasi pertandingan.
Hasilnya usaha anak asuh Emery membuahkan hasil kala pergerakan Vitolo membuat konsentrasi pemain Liverpool terpecah dan Coke yang bergerak dari sisi kanan pertahanan Liverpool mampu mencuri bola dari Vitolo dan menendang bola yang menembus pertahanan Mignoler (62’) dan Sevilla pun unggul 2-1 atas Liverpool Defisit satu gol membuat Klopp harus memutar otak agar anak asuhnya kembali keperforma sebagaimana yang diperlihatkan dibabak pertama.
Klopp mencoba melakukan penyegaran dilini depan dengan memasukan striker muda, Origi untuk menggantikan Firmino. Namun Sevilla yang sudah diatas angina terus menyerang pertahananan Liverpool dan kembali Coke menjadi pahlawan Sevilla setelah mencetak gol keduanya dan membawa Sevilla unggul 3-1. Situasi makin sulit bagi Klopp untuk mengejar defisit dua gol apalagi lini tengah dan belakang yang meredup dibabak kedua.