[caption caption="Yunani dalam sorotan FIFA"][/caption]Dalam perjalanan ke Tegal...Â
Asyik juga melihat perkembangan sepak bola di negara lain, utamanya terkait soal sanksi yang mungkin akan dijatuhkan FIFA. Apalagi situasi persepak bolaan di Indonesia belumlah kondunsif betul pasca pembekuan PSSI dan dijatuhkannya sanksi oleh FIFA, termasuk situasi terkini yang menimpa Ketum PSSI, La Nyala Mattalitti. Kini setelah kemarin membahas soal Mesir kini penulis mengalihkan radar ke benua Eropa, tepatnya di negeri para dewa yang juga juara Piala Eropa 2004, Yunani.
Kebetulan penulis pernah membahasnya walau hanya sekilas saat menulis sebuah artikel tentang reformasi FIFA di bawah presiden baru, Mr. Gianni Infantino yakni tentang sponsor baru, pengungkapan gaji yang diterima Presiden FIFA dan Sekjen FIFA hingga sanksi yang kemungkinan akan dijatuhkan kepada Yunani.
Sebenarnya kenapa sich Yunani sampai terancam sanksi FIFA? Ini tak lebih dari penundaan laga semifinal Piala Yunani antara PAOK Salonika kontra Olympiakos yang berakhir rusuh dengan salah satunya penembakan misil dan petasan ke tengah lapangan. Sebuah situasi yang membuat suasana pertandingan menjadi 'chaos' dan membuat laga harus ditunda. Malah efek dari laga tersebut adalah permintaan dari Presiden Klub PAOK Salonika, Ivan Savvidis agar Presiden 'PSSI'-nya Yunani (EPO), Giorgos Girtzikis mundur dari jabatannya.
Detail kejadiannya terjadi saat laga memasuki menit ke-86 di Stadion Toumba kala Olympiakos masih memimpin 2-1 atas PAOK ketika gelandang Slovakia, Robert Mak dijatuhkan oleh kiper Stefano Kampino dan membuat wasit memberikan hadiah pinalti bagi Olympiakos. Sontak suporter PAOK pun murka dengan keputusan tersebut dan menyerbu ke tengah lapangan untuk menyerang pemain Olympiakos dan berkelahi dengan polisi anti huru hara yang diturunkan untuk mengamankan situasi yang memanas.
"Saya ingin meminta maaf di depan semua orang, sayangnya kami tidak melihat setiap langkah maju yang positif dan ini adalah penyebab dari hal-hal yang tidak dapat diterima yang telah kita lihat hari ini," kata Savvidis, yang meminta laga ulang dengan pertandingan yang harus diputar dengan wasit asing dan memutuskan PAOK tidak akan turun di leg kedua (6/4) mendatang.
Lalu mediasi pun coba dilakukan oleh FIFA dan UEFA dengan otoritas sepakbola Yunani termasuk dengan EPO dan Menpora Yunani untuk menyelesaikan karut marut yang terjadi. Apalagi pemerintah Yunani juga sedang menggodok Undang-Undang (UU) baru terkait laga sepak bola di Yunani yang sering terhenti akibat intervensi supporter klub termasuk laga di Bulan November antara Olympiakos kontra Panathinakos dalam Derby Athena.
Undang-undang baru akan memungkinkan pemerintah untuk memberlakukan denda mulai dari € 10.000 sampai € 25 juta untuk insiden kekerasan, penundaan pertandingan atau pembatalan sebuah laga serta paling berat melarang klub bermain di kompetisi Eropa. Hanya saja UU tersebut akan melanggar aturan ketat pada campur tangan pemerintah dalam sepak bola dan orang-orang Yunani telah diberikan sampai besok, 1 April, untuk mematuhi atau berpotensi mendapat sanksi dari FIFA.
Sebuah delegasi dari FIFA dan UEFA, bergabung dengan Federasi Sepak Bola Yunani (EPO), bertemu Rabu dengan Deputi Menteri Olahraga Stavros Nemesis, hanya untuk kebuntuan untuk tetap di tempat.
"Masalah harus diselesaikan," FIFA Costakis Koutsokoumnis, ketua delegasi FIFA yang juga presiden Asosiasi Sepak Bola Siprus (CFA).
"Ada langkah-langkah yang bisa diterapkan; itu bisa dimainkan di balik pintu tertutup atau di stadion netral, dan bahkan bisa dipentaskan dengan wasit asing.... Saya berharap bahwa kita akan... berada dalam posisi untuk memberikan perpanjangan satu minggu untuk batas waktu bagi menteri untuk mengubah keputusannya. Tapi aku takut bahwa ini tidak akan terjadi. Berita itu tidak baik. Saya minta maaf untuk pengembangan ini, ini tidak baik untuk sepak bola Yunani," lanjutnya.