[caption caption="(Keputusan Implementasi Reformasi FIFA)"][/caption]
Setelah melakukan dialog imajiner dengan presiden FIFA yang baru, Mr. Gianni Infantino. Sejatinya penulis masih penasaran dengan paket atau program reformasi yang ditawarkan oleh Mr. Gianni agar FIFA menjadi lebih baik, yach macam Tata Kelola Sepakbola Nasional ala Kemenpora RI yang katanya menjadi obat mujarab untuk mereformasi sepakbola negeri ini agar kian berprestasi. Dalam dialog imajiner dengan sang presiden tersirat niat besarnya untuk mereformasi FIFA agar lebih baik (walau banyak yang meragukannya termasuk legenda Argentina, Diego Maradona), sedangkan dalam reformasi tata kelolanya terlihat memang ikhtiar serius dari Mr. President FIFA untuk melakukan pembenahan total.
“Serious Good Govermance’ dan kepatuhan terhadap reformasi diperlukan untuk mengatasi masalah masa lalu dan untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat terulang kembali. Reformasi ini harus berjalan baik secara STRUKTURAL maupun menjadi BUDAYA. Sebagai anggota dari Komite Reformasi FIFA 2016, saya telah terlibat erat dengan tim yang telah mempersiapkan amandemen undang-undang yang diperlukan untuk membawa perubahan ini berlaku. Dan, sebagai Presiden FIFA, saya akan memfokuskan seluruh energi dan usaha saya untuk memastikan bahwa reformasi ini benar-benar diterapkan dan dimasukkan ke dalam tempat sesegera mungkin,” kata Gianni Infantino soal usahanya dalam mencegah terjadinya skandal mega korupsi.
Paket reformasi FIFA 2016 sendiri merupakan implementasi dari langkah terbaru yang telah diambil pada bulan Desember 2015, ketika Komite Eksekutif FIFA menyetujui serangkaian reformasi yang ditawarkan Komite reformasi FIFA yang dipimpin oleh Dr François Carrard untuk tahun 2016. Prinsip dan rekomendasi ini telah membuka jalan bagi perubahan yang signifikan dan sangat dibutuhkan lebih lanjut untuk struktur tata kelola FIFA kedepannya.
Salah satu paket dari Reformasi 2016 FIFA adalah Pengungkapan kompensasi tahunan bagi individu dari Presiden FIFA, semua anggota Dewan FIFA, Sekretaris Jenderal FIFA dan ketua relevan independen berdiri komit-tee dan yudikatif serta Kontrol ketat dalam hal perputaran uang yang masuk dan keluar di FIFA dengan menggunakan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik universal untuk konfederasi dan asosiasi anggota.
http://www.kompasiana.com/wefi/reformasi-ala-fifa-sebuah-ikhtiar-untuk-pssi_56e0e926159773ae048b456a
"Sebagian besar pengeluaran untuk biaya mengatasi skandal gratifikasi terburuk dalam sejarah. Berbagai kejadian yang belum pernah dialami ini memberi dampak terhadap keuangan FIFA," begitu petikan pernyataan FIFA yang dipublikasikan, Kamis 17 Maret 2016.
Dan dalam rapat Komite Eksekutif FIFA minggu (17/ Feb) ini keputusan penting pun diambil oleh FIFA dalam memperlihatkan kredibilitas mereka sebagai badan sepakbola dunia paska ‘gempa dahsyat’ mega korupsi diera Sepp Blatter yang telah menyeret beberapa nama ke permukaan. Beberapa poin penting berhasil diambil sejak FIFA mengumumkan kerugianyang mencapai US$ 122 juta atau hampir Rp. 1,6 Trilyun dalam periode 2015 lalu adalah sebagai berikut ..
1. Mengumunkan kepada publik tentang pendapatan yang diterima oleh Presiden FIFA dan Sekjen FIFA periode sebelumnya yakni Sepp Blatter )Rp. 47,6 milyar) dan Jerome Vcalke (27,8 Milyar). Sedangkan untuk Gianni Infantino dan Markus Kattner belum dipublikasikan karena baru terpilih akhir Februari lalu.
2. Penetapan kebijakan baru dalam perekrutan staff baru