(Menanti hadirnya buah hati/ sumber : kesehatanmuslim.com)
“Mas, maafkan isterimu yah karena belum bisa memberikan kado terindah diulang tahunmu,” ungkap isteriku saat penulis hendak berangkat kembali ke Cibitung
“Memangnya ada apa sayangku, kenapa engkau meminta maaf kepadaku dengan air mata menetes dari matamu,” jawabku sambil memeluknya
“Aku bocor, mas!” jawabnya yang disertai suara parau
Penulis pun langsung menangkap pesan dari perkataan isteriku tersebut yang ternyata dia mendapatkan tamu bulanan lebih cepat dari bulan sebelumnya.
“Sabar sayangku dan tidak usah bersedih,” jawabku kepadanya
“Gagal bulan ini, kita usaha lagi dan terus berusaha dengan diiringi doa serta ikhtiar kepada-NYA,” jawabku sembari menguatkannya
“Tapikan sedih mas, karena diulang tahun mamas kabar baik tersebut malah tidak didapatkan,” sergahnya
“Sudah tidak usah memikirkan ulang tahun masmu ini, sekarang tinggal kita terus berdoa, ikhtiar dan berusaha agar Allah SWT memandang kita telah pantas untuk menerima amanat kedua yakni adik dari puteri kita, Anisah.” Ungkapku kepadanya.
Kehadiran buah hati memang menjadi idaman setiap pasangan yang telah menikah, tekad kuat membangun keluarga sakinah mawadah warahmah dengan dibarengi lahirnya generasi penerus menjadikan pijakan sepasang suami isteri dalam melakoni bahtera rumah tangga. Dan bicara amanat berupa kehadiran seorang anak diantara pasangan suami isteri memang menjadi rahasia dari Allah SWT, ada yang cepat tetapi ada juga yang lama.
Penulis pun menanti tiga tahun untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari Allah SWT untuk membesarkan dan menjada amanat dari-NYA. Berbagai usaha telah dilakukan demi mewujudkan impian hadirnya momongan diantara kita dengan dibarengi sikap optimisme dan semangat tidak pernah luntur hingga terwujudnya keingina tersebut. Dan hingga akhirnya amanat itu datang dalam diri Anisah Afiatuz Zahra yang kini begitu berharap memiliki adik biru (sudah hampir enam tahun lamanya, Anisah belum punya adik).
