Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maafkan Anakmu, Karena di Hari Ulang Tahun-mu Tak Ada Kue Ulang Tahun Untukmu Ayah!

19 April 2013   15:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Who is my father ? It’s not important thing. Yang paling penting adalah bagaimana ayah saya ketika saya teringat akan dirinya”

Dear rekan Kompasiana,

Kalimat diatas sengaja saya tuliskan sebagai pembuka lembaran catatan ini, tidak penting siapa Ayah kita, yang penting adalah bagaimana kondisi Ayah saya saat saya teringat akan dirinya.

Seorang ayah mungkin tidak terlalu banyak diceritakan layaknya seorang ibu bagi kita, tapi yakinlah tanpa seorang Ayah tidak mungkin kita bisa terlahir kedunia ini. Tanpa peran Ayah tidak mungkin kita bisa menjadi seseorang dengan karakter yang terkadang mirip dengan orang yang sangat dicintai ibu kita.

Seorang ayah, memang laksana sosok dibalik layar jarang sekali terlihat bicara dengan anak-anaknya disbanding seorang Ibu, sehingga saat kecil banyak waktu kita habiskan bersama Ibu, karena Ayah sebagai sosok kepala keluarga yang bertanggung jawab selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kehidupan keluarganya dan anak-anaknya kelak.

Dera rekans, teringat saat kita kecil kita bermain-main hujan hingga akhirnya kita pun terjatuh sakit

“Sudah dibilang jangan hujan-hujanan masih saja hujan-hujanan,” ungkap Ayah saat aku sakit

Tapi kini aku berpikir pada saat itu sebenarnya Ayah sedang mengkhawatirkan kondisi ku sambil berharap aku segera sembuh seperti sedia kala.

Saat aku bersekolah dan meraih ranking serta mendapat sekolah dan peguruan tinggi negeri, ayah seperti biasa tidak banyak bicara hanya tersenyum dan mengucapkan selamat.

Tapi dalam hati ayah terselip sebuah kebanggaan yang tak ternilai dengan kata-kata sekalipun, akan apa yang telah diraih anaknya ini.

Sehingga tiba saatnya aku harus mulai berpisah karena memulai episode baru, menikah dengan wanita pilihanku serta membina keluarga kecil sendiri, Ayahpun seperti hanya menjadi sosok yang tidak banyak mengumbar kata hanya senyum dan restu yang diberikan kepada

“Semoga kalian menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah dan janganlah kalian dulukan ego kalian karena menikah untuk selamanya dan bukan sebuah mainan” ungkap Ayah.

Dalam hati, saat dipelaminan dengan istri pilihanku aku berpikir saat melihat air mata menetes diwajahnya yang sudah mulai nampak beberapa kerutan.

Sebenarnya Ayah begitu sedih melihat anaknya yang selama ini hidup dengannya telah memutuskan mengambil sebuah langkah besar dalam hidupnya, apalagi saat itu ibu-pun telah meninggalkan kami setahun sebelumnya.

Ayah, kini sudah enam tahun aku hidup jauh darimu, karena aku harus mulai mandiri dengan kehidupan baruku sehingga sedikit waktu berkumpul denganmu, hanya saat lebaran saja aku dapat berkumpul denganmu, karena hanya waktu itu bagi aku, istri dan putriku bisa pulang kampung bertemu dengan kalian.

Selama ini hanya sebuah barang kecil bernama handphone yang selalu menemaniku, istri dan putri kecilkudalam berkomunikasi denganmu Ayah, walau hanya sekedar bertanya kabarmu serta permasalahan yang sedang engkau hadapi.

Layaknya seorang Ayahpun, engkau pun selalu pintar menyembunyikan permasalahan yang ada walaupun aku sendiri mengetahui bahwa engkau mempunyai permasalahan. Engkau memang tidak pernah berubah Ayah selalu pintar menyembunyikan permasalahanmu karena engkau memang tidak ingin merepotkan anakmu.

Dan di hari Ulang Tahunmu pun hanya doa tulus ikhlas yang selalu terkirim untuk-mu.

“Ya ALLAH, Yang Maha Kuasa dan Maha Pemberi Perlindungan, Berikanlah selalu kekuatan dan kesehatan yang paripurna untuk Ayahku serta lindungilah dia dengan sebenar-benarnya perlindungan-Mu”

Maafkan anakmu Ayah ! Karena di hari ulang tahunmu (19/04) tidak ada kue ulang tahun atau bingkisan yang kukirimkan untuk mu.

“Tidak ada kebutuhan yang lebih besar dari seorang anak daripada kebutuhan akan perlindungan seorang Ayah” (Sigmund Freud)

Salam Kompasiana,

Wefi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun