Harus diakui di tinkat Asia, kekuatan sepakbola memang cenderung dikuasai oleh kekuatan dari Asia Barat dan Timur baik dilevel Timnas maupun level klub. Memang ada kekuatan baru macam Uzbekistan (Asia Tengah) dan Thailand (Asia Tenggara) namun secara overall kekuatan sepakbola di Asia masih didominasi oleh kedua kawasan tadi plus jagoan Oceania yang migrasi ke AFC yaitu Australia.
Gambaran dua kali edisi putaran final Piala Asia 2011 dan 2015 terlihat jelas bagaimana lima negara ASEA (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam), lalu India tidak mampu lolos ke Australia pada 2015 mendatang. Harapan memang masih ada untuk wakil Asia Tenggara dan Asia Selatan lolos ke Piala Asia 2015 melalui jalur Piala AFC Challenge (Myanmar, Laos dan Filipina) untuk mengambil satu tiket sisa tetapi Turkmenistan, Palestina siap menghadap asa ketiga negara ASEAN tersebut.
Melihat kondisi tersebut, pada (16/04) Komite Executive AFC (Asian Football Confederation) melalui rapat EXCO-nya di Kuala Lumpur menelurkan beberapa keputusan baru terkait Piala Asia serta Kualifikasi Piala Dunia mendatang. Perubahan dilakukan oleh AFC demi memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota Asosiasi sehingga bisa tampil dan menjadi bagian dari kompetisi utama di Asia tersebut.
Proposal perubahan peserta akhirnya menjadi pilihan yang diambil oleh Komite yang dikepalai Presiden AFC, Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa. Dengan melakukan perubahan jumlah peserta putaran final Piala Asia dari 16 negara menjadi 24 negara dari total sekitar 40 lebih negara anggota Asosiasi. Serta meratifikasi usulan komite kompetisi AFC untuk menggabungkan kualifikasi awal untuk Kualifikasi Piala Dunia dan Piala, namun untuk usulan terakhir tergantung dari jumlah negara yang terdaftar.
Kembali ke perubahan jumlah peserta putaran final Piala Asia dari 16 ke 24 negara, maka fase kualifikasi awal tetap akan dilakukan dengan membagi dalam 8 grup yang kemudian akan meloloskan 8 juara grup dan 4 runner up terbaik untuk tampil di putaran final Piala Asia 2019. Sedangkan 24 tim terbaik saat kualifikasi awal akan mengikuti kualifikasi fase kedua untuk mendapatkan tiket lolos dari slot yang tersisa untuk tampil di Puataran Final Piala Asia 2019.
Selain itu dengan perubahan jumlah peserta Putaran Final Piala Asia sejak 2019, membawa implikasi pada ditiadakannya Piala AFC Challenge dua tahun mendatang yang berarti putaran final Piala AFC Challenge 2014 di Maladewa menjadi turnamen terakhir yang diadakan oleh AFC sebelum dua tahun mendatang dilebur menjadi satu.
Dengan aturan baru ini jelas akan memberikan efek positif untuk negara ASEAN, utamanya Indonesia yang diwakili oleh Timnas Senior untuk bisa tampil di Putaran Final Piala Asia 2019 mendatang. Tentu dengan syarat lolos dari kualifikasi baik kualifikasi fase 1 maupun kualifikasi fase 2. Karena memang sudah dua edisi Piala Asia (sejak 2007 kala empat negara ASEAN menjadi tuan rumah bersama), tidak ada lagi negara ASEAN termasuk Indonesia yang tampil diputaran final Piala Asia.
Salam sepakbola nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H