(aksi Diego Maradona kala hadapi Belgia / sumber : gettyimages.com)
25 Juni 1986 atau 28 tahun lalu tepatnya di Estadio Azteca, Mexico City tersaji laga babak semifinal di Piala Dunia 1986 antara Argentina kontra Mexico. Sebuah laga yang menjadi pentasbihan kesuksesan seorang Diego Maradona yang dibabak perempat final sebelumnya membuat heboh sepakbola dunia dengan ‘tangan Tuhannya’ serta liukan indah melewati lima pemain Inggris kala Argentina menghempaskan Inggris dengan 2-1.
Argentina yang dilatih Carlos Bilardo menurunkan starting XI terbaiknya : Nery Pumpido (GK), Sergio Batista, Jose Brown, Oscar Ruggeri, Ricardo Giusti, Hector Enrique, Jose Cuciuffo, Jorge Valdano, Jorge Burruchaga dan sang kapten, Diego Maradona.
Sedangkan Belgia yang dilatih Guy Thys menurunkan starting XI : Jean Marie Pfaff, Eric Gerets, Michel Renquin, Frank Vercauteren, Georges Grun, Nico Claesen, Daniel Veyt, Stephane Demol, Patrick Vervoort, Enzo Scifo dan kapten mereka, Jan Ceulemans.
Dalam laga yang dipimpin oleh wasit dari Mexico, Antonio Marquez Ramirez yang dibantu Romulo Molina dan Carlos Alberto Silva Valente dan didepan kurang 115 ribu penonton. Kedua kesebelasan yang dimotor oleh kedua bintang masing, Diego Maradona dan Enzo Scifo saling melakuka jual beli serangan dibabak pertama. Tapi sayang dibabak pertama tidak ada gol yang tercipta, kecuali dua kartu kuning yang diterima oleh Daniel Veyt (Belgia/ 27’) dan Jorge Valdano (Argentina/33’).
Babak kedua tanpa melakukan perubahan formasi pemain, Argentina mulai menampakkan permainan yang sesungguhnya dengan dimotori penampila brilian sang kapten, Diego Maradona. Empat hingga enam pemain Belgia pun terus bergantian menjaga pergerakan Maradona. Tapi hal tersebut tidak mampu menghentikan Maradona untuk akhirnya menciptakan sepasang gol kemenangan bagi Argentina.
Dua gol Maradona dicetaknya hanya dalam rentang waktu dua belas menit, dimulai dimenit ke-51 dan gol penutupnya dimenit ke-63. Jumlah gol terbanyak Maradona di Piala Dunia 1986 dalam satu pertandingan, dan hingga wasit Ramirez meniup pluit tanda pertandingan skor 2-0 pun tidak berubah di Estadio Azteca dan Maradona pun membawa negaranya ke final untuk menghadapi Jerman dan kemenangan 3-2 cukup mengantarakan Maradona dan kawan-kawan mengangkat Piala Dunia untuk kedua kalinya bagi Argentina.
Memori 28 tahun itulah yang coba dibangkitkan oleh Alejandro Sabella kepada anak asuhnya dengan terus memperbaiki permainan Lionel Messi dan kawan-kawan sehingga mampu menampilkan permainana terbaik mereka kala menghadapi Belgia, lawan yang sama di 28 tahun (5/7) mendatang. Yang pasti, Belgia akan melihat aktor yang sama sebagaimana Piala Dunia 1986 lalu dalam tim Argentina sebagaimana dulu ada Maradona, yach dia adalah Lionel Messi yang juga menjabat sebagai kapten Timnas Argentina.
“Kami tak akan melihat Messi sebagai individu melainkan mewaspadai Argentina sebagai sebuah keutuhan tim. Kami bermain baik melawan Amerika Serikat dan tugas pertama kami saat ini adalah mempelajari bagaimana detil permainan Argentina,” ucap pelatih Belgia, Marc Wilmots.
Vamos Argentina !
Wefi