Opa Riedl sudah dipecat oleh FAI (Football Association of Indonesia) atau lebih dikenal dengan PSSI. Otomatis ada kekosongan pelatih kepala di Timnas Senior (untungnya sich belum ada jadwal diakhir 2014 dan awal 2015) yang akan dilakoni Timnas Senior. Tetapi perlu dari sekarang BTN hingga DirTek Usia Muda yang muda, Peter Hoikstra yang sebagaimana rilis dari Djohar Arifin diharapkan memberikan masukan untuk calon pelatih kepala Timnas Indonesia.
Siapapun nanti yang akan ditunjuk oleh PSSI – BTN, mau pelatih lokal maupun pelatih asing memiliki beban yang sama untuk diwujudkan selama ini yakni Timnas yang berprestasi. Untuk agenda Timnas Senior dalam dua tahun kedepan (termasuk saat nanti sudah berganti penguru .. semoga tidak diganti pelatih kepalanya) adalah Pra Piala Asia 2019 dan Pra Piala Dunia 2018 Rusia selain tentunya rangkian FIFA International Friendly Match yang berpengaruh terhadap posisi Indonesia di ranking FIFA.
Bulan November dan dilaga kedua grup A Piala AFF,  Timnas Senior dikalahkan Filipina 4-0 (sekaligus menjadi rekor kekalahan terbesar Indonesia diajang Piala AFF / piala Tiger) tentunya ada yang bisa kita ambil dari timnas Filipina yang dilatih Thomas Dooley selain perkara naturalisasi di tim ‘Azkal’ saat ini. Ada hal menarik yang bisa dipetik dari cara Thomas Dooley dalam memandang tim yang diasuhnya dan menurut penulis itu bisa diterapkan oleh calon pelatih Timnas Indonesia yang akan ditunjuk PSSI – BTN.
Dalam pandangan Thomas Dooley , dirinya tidak memerlukan pemain hebat untuk menciptakan sebuah tim JUARA. Dia hanya membutuhkan para  pemain yang mau memikul tanggung jawab dan siap berbuat salah dalam tim yang dilatihnya kali ini.
“Saat saya pertama kali memegang tim ini, saya melihat kualitas para pemain yang ada. Lalu saya mengatakan kepada mereka kalau saya butuh pemain yang mau memegang bola, karena pemain yang mau memegang bola berarti mau memikul tanggung jawab,'' ungkap Thomas Dooley.
''Jika mereka mau memgang tanggung jawab, maka berarti mereka siap berbuat salah, dan itu bagus. Saya juga menegaskan kalau saya sama sekali tidak membutuhkan pemain terbaik, karena yang kami butuhkan saat ini adalah menciptakan tim terbaik,'' lanjut Dooley yang juga berharap anak asuhnya mampu mengulangi gaya permainan yang ditampilkan saat mempermalukan Indonesia dilaga semifinal Piala AFF kontra Thailand (6/12).
Sebuah pandangan yang menarik dari seorang Thomas Dooley yang sebelumnya berhasil mengantarkan Filipina menjadi runner up Piala AFF Challenge 2014 di Maladewa dalam membentuk tim juara. Dimana dia berusaha menjadikan Filipina sebagai Tim Terbaik dan untuk kesana tidak diperlukan pemain terbaik TETAPI PEMAIN YANG MAU MEMIKUL TANGGUNG JAWAB yang BERARTI SIAP BERBUAT SALAH dan BERANI MEMEGANG BOLA.
Salam sepakbola nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H