Siapa yang tidak mengenal aksi Evan Dimas dkk di Timnas U-19 kala tampil di Piala AFF U-19, PPA U-19 hingga Piala Asia U-19. Penampilan mereka di bawah asuhan coach Indra Sjafrie mampu membuat publik sepak bola nasional antusias akan kebangkitan sepak bola nasional di ajang internasional termasuk lolos ke Piala Dunia U-20 Selandia Baru.
Tetapi perjalanan mereka harus usai dengan hanya menjadi juru kunci grup B Piala Asia U-19 Myanmar dan BTN – PSSI pun telah membubarkan Timnas U-19. Kini pertanyaan besar muncul, yakni apakah talenta yang dimiliki eks Timnas U-19 akan tetap seperti saat di bawah asuhan coach Indra Sjafrie setelah eks Timnas U-19 dikontrak oleh klub-klub ISL.
Tercatat beberapa klub telah resmi mengontrak eks Timnas U-19 untuk mengarungi ISL musim depan dan berikut daftar klub ISL yang mengontrak eks pemain ISL:
1. Barito Putra : Hansamu Yama, Paulo Sitanggang
2. Mitra Kukar : Ravi Murdianto, Mahdi Fahri Albar, Gavin Kwan Adsit, Ryuji Utomo
3. Persebaya ISL : Evan Dimas, Putu Gede, Fatchu Rochman, Sahrul Kurniawan, Ilham Udin, Hargianto, Zulfiandi
4. Persiba Balikpapan : Hendra Sandi, Ricky Fajrin, David Maulana, Miftahul Hamdi, Febly Gushendra
Pelatih Persiba : Eddy Simon Badawi
Jika melihat kemana eks Timnas U-19 berlabuh tentunya publik sepak bola akan menganggap Persebaya ISL akan terbantu secara permainan karena berlabuhnya tujuh pemain eks Timnas U-19 diklub yang kabarnya akan dilatih Ibnu Graham tersebut. Evan Dimas, Ilham Udin, Hargianto, Putu Gede, Fatchu Rochman dan Sahrul Kurniawan adalah nama-nama penghuni starting XI Timnas U-19 era coach Indra Sjafrie.
Tetapi pengalaman musim 2014 saat RD melatih Persebaya ISL tidak semua eks pemain U-23 jadi pemain inti dan memiliki menit bermain yang banyak. Karena apa? Yach jelas karena ada pemain asing plus pemain senior yang tentunya lebih berpeluang besar karena jam terbang di kompetisi ISL. Sehingga wajar muncul pertanyaan akankah tujuh pemain itu akan menjadi penghuni starting XI Persebaya ISL atau tidak, nama Evan Dimas mungkin berada di pole terdepan untuk menjadi kerangka inti plus menarik kembali minat pendukung Persebaya 1927 (kalau ini penulis kurang yakin).
Ada satu klub yang menurut penulis berpeluang besar menjadikan eks Timnas U-19 berkembang dan memiliki menit bermain yang kompetitif di antara keempat klub di atas yakni Mitra Kukar yang musim depan akan dilatih pria Inggris, Scott Cooper. Melihat rekam jejak Scott Cooper setidaknya harapan tersebut layak disematkan kepadanya di ISL musim depan.
Sekilas tentang Scott Cooper
Nama lengkapnya Scott Joseph Cooper dan lahir di Sheffield , Inggris 44 tahun lalu. Sejak memutuskan menjadi pelatih di tahun 1998 sudah beberapa klub dan Timnas yang ditanganinya. Dimulai dari Chester City (1998-2000), Anguille (2001-2004), Montserrat (2005-2007), Anguilla (2009-2011), Inggris U-15 (2010-2012), Akademi Leicester City (2011-2013), Akademi Buriram (2013), Buriram United (2013) dan Muangthong United (2014).
Kesuksesan terbesar Scoot Cooper sebagai pelatih adalah saat melatih Buriram United (2015) dengan raihan trofi Piala FA Thailand dan juara Liga Primer Thailand serta lolos 8 besar Liga Champions Asia. Selain itu keberhasilannya membangun akademi dan klub Buriram United berimbas dengan dipanggilnya sembilan pemain Buriram United ke Timnas Thailand, hanya sayang prestasinya di 2013 gagal diulanginya di 2014 kala memutuskan pindah ke Muangthong United.
Alih-alih memberikan gelar juara seperti saat melatih Buriram United, Scott Cooper justru hanya mampu membawa klub barunya menempati peringkat kelima papan klasemen TPL musim 2014. Kini masa baktinya bersama Muangthong telah usai dan memutuskan berkarir di Indonesia bersama klub Mitra Kukar di ISL 2015 mendatang.
“Saya punya ekspektasi tinggi membawa Mitra Kukar juara, kini tinggal bagaimana tim meningkatkan performa untuk meraih itu,” ujar Scott Cooper.