Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dimata Syahrini: Ahok itu 'Cetar Membahana'

22 Januari 2015   04:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini acara mata najwa menghadirkan 3 bintang tamu yang diundang dalam acara tersebut yakni Basuki Tjahaja Purnama (Gubernur DKI Jakarta), Raditya Dika dan Syahrini dalam tema yang diangkat Mencuri Perhatian. Walau tidak mengikuti secara utuh, maklum lebih senang TBNH pas lagi ndak lembur sebagai hiburan keluarga yakni Tukang Bubur Naik Haji.

"Dimata Syahrini, bagaimana sosok Ahok?" tanya Najwa

"Ahok itu cetar membahana," jawab Syahrini yang disambut tepuk tangan audience yang hadir.

Lalu terkai Pro kontra kebijakannya selama menjadi Gubernur, Ahok memiliki pandangan sendiri :
"1. Tugas kita buat Jakarta itu aman, tertib dan nyaman. Dan itu pasti membuat sebagian orang tidak siap.
2. Orang DKI berharap pelayanan terbaik dari yang terbaik yang ada
3. Ceplas ceplos itu lebih baik
4. Bersih, Transparan dan Profesional branding Ahok yang sesuai dengan anonim namanya BTP (Basuki Tjahaja Purnama)"

"Tiga tahun lagi Syahrini akan menunggu branding Pak Ahok," ujar Syahrini tentang BTP-Ahok yakni Bersih - Transparansi - Profesional.

"Kenapa bicara kesejahteraan Pak Ahok selalu menaikkan PBB yang membuat rakyat makin miskin?" tanya Syahrini

"Rakyat kecil itu lebih butuh pendidikan, kesehatan, transportasi dan pariwisata," ujar Ahok

Terkait youtube Ahok yang mencuri perhatian selama memimpin Jakarta termasuk rapat yang disiarkan lewat youtube:
"Kita terima gaji dari rakyat sehingga rakyat harus tahu apa yang dikerjakan"

Lalu apa penutup untuk sang Gubernur untuk kedepannya :
"komentar negatif harus dikurangi termasuk cara berkomunikasinya agar lebih cemerlang, dan penetuannya saat Pilgub mendatang," ujar salah satu nara sumber.

Salam Kompasiana,
Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun