Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Striker Utama Dikritik maka Tengoklah Striker yang Lain, Pak Jokowi!

2 Februari 2015   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:58 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kisruh tentang Pengangkatan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri baru terus mengalir dan membuat suhu panas politik negeri ini, walau hujan dan banjir mendera sebagian daerah Republik ini tetapi tetap situasi panas nan seru dalam cerita Kapolri Baru terus menderu. Kalau diistilahkan Pak Presiden, Joko Widodo memegang 'Timnas Indonesia' dan sebagai pelatih kepala dihadapkan pada situasi memaksakan BG tetap sebagai striker tunggal yang mandul sehingga dikritik pendukungnya atau mempersiapkan striker pengganti yang mumpuni agar Timnas Indonesia menang dan mencetak gol.

Maka pilihan cuma dua yakni mempertahankan 'sang striker tunggal' yang terus dikritik (BG) atau mengganti dengan 'striker lainnya'. Kalau yang terakhir dipilih pak Jokowi selaku 'pelatih kepala Timnas' maka tenang saja karena stok 'striker' lainnya dari berbagai klub telah dipersiapkan BTN (Badan Tim Nasional) dalam hal ini Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan tidak tanggung-tanggung ada sembilan nama disiapkan yakni :

1. Komjen Badrodin Haiti
2. Komjen Putut Eko Bayu Seno
3. Komjen Djoko Mukti Haryono
4. Komjen Anang Iskandar
5. Komjen Usman Nasution
6. Komjen Boy Salamudin
7. Komjen Suhardi Alius
8. Komjen Dwi Priyatno
9. Irjen Budi Waseso.

Alasan yang muncul terkait 9 nama calon kapolri tersebut menurut Komisioner Kompolnas, Safriyadi adalah karena ada jabatan jendral polisi bintang tiga (Komjen) yang masih lowong dan posisi Jendral bintang tiga namun diisi oleh Jendral bintang dua (Irjen).

"Jabatan kabareskrim kan seharusnya diisi oleh jendral bintang tiga. Jadi tinggal tunggu waktu saja satu bintangnya (Komjen) turun. Otomatis dia juga bisa jadi Calon Kapolri, apalagi dia angkatan 1984," ucap Safriyadi sebagaimana dikutip kompas.com minggu (1/2).

Selamat berpikir jernih dalam menentukan Kapolri yang baru Pak Presiden! Agar waktu tidak hanya untuk mengurusi carut marut Kapolri baru yang menjadi 'striker' tunggal Timnas karena masih ada posisi lain yang harus diurus yakni permasalahan kehidupan rakyat dalam aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga musibah DBD serta banjir yang mendera Republik. Itulah pos yang bila di Timnas Indonesia diumpamakan sebagai pos kiper, bek, gelandang hingga pemain penggantin yang juga harus sama kuatnya dengan posisi striker.

Salam kompasiana,
Wefi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun