Mohon tunggu...
Wita Permatasari
Wita Permatasari Mohon Tunggu... Psikolog - seorang bunda yang suka menulis

mari berbagi di witapermatasari.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menginap di Bandara Macau (1)

22 April 2012   11:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_173095" align="alignleft" width="300" caption="doc : wita"][/caption] Apa yang Anda ketahui tentang Macau?All about Judi. Ya, itu pula yang terbersit dalam pikiran saya ketika mendapat kesempatan berkunjung ke Macau2011 silam. Jujur, hal itu pula yang menjadi keberatan saya sebelum berangkat. Apa sih menariknya melihat orang berjudi? Tapi ketika saya searching di google, ternyata banyak hal yang menarik yang bisa ditemukan di Macau, bukan hanya tentang judi. Untuk seorang yang suka travelling seperti saya, tentu saja hal ini sayang untuk dilewatkan. Okay, berbekal informasi secukupnya dari Mbah Google mulailah saya bersiap menjelajah Macau. Keterbatasan waktu yang hanya sehari membuat tak banyak tempat yang dapat saya singgahi di Macau. Akan tetapi dengan waktu yang terbatas itu, cukuplah bagi saya untuk “memotret” suasana Macau secara sekilas.

Berangkat dari bandara Soekarno-Hatta, matahari sore masih cukup cerah. Pesawat yang saya tumpangi transit terlebih dahulu di bandara Changi Singapura. Bandara Changi, as usually, merupakan tempat yang menarik untuk disinggahi.Suasananya ramai oleh lalu lalang orang dari berbagai bangsa dengan status yang sama seperti saya yang hanya sekedar singgah atau pun memang menjadi tujuan utama. Sejatinya, inilah yang saya suka dalam suatu perjalanan. Berjumpa dalam satu titik waktu dan tempat dengan bermacam orang dari berbagai tempat.Mengamati beragam orang dengan beragam bahasa dan perilakunya yang membuat proses interaksi diantara mereka menjadi begitu menarik. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk itu. Ketika mengalihkan perhatian, mata saya segera dimanjakan oleh berbagai toko yang menyajikan berbagai barang dengan display yang menarik.Tempat makan atau café untuk sekedar duduk ngopi tersedia lengkap dengan berbagai jenis menu. Meski ramai, bandara ini luas dan modern. Sungguh berbangga hati warga Singapura yang memiliki bandara sebagus ini. Sayangnya lagi-lagi waktu yang terbatas, membuat saya tidak dapat sepenuhnya menikmati keindahan dan lengkapnya fasilitas di bandara Changi. Saya dan rombongan harus segera melanjutkan perjalanan ke Macau. Sekitar jam 9 malam pesawat lepas landas meninggalkan bandara Changi.

[caption id="attachment_173096" align="alignleft" width="300" caption="doc : wita"]

13350923121836834407
13350923121836834407
[/caption]

Perjalanan selama kurang lebih 4 jam kami tempuh untuk tiba di Bandara Macau. Dinihari menjelang ketika kami tiba dan mengantri di pemeriksaan imigrasi bandara Macau. Perjalanan ini mengingatkan saya ketika transit di bandara Jedah pada dini hari dalam perjalanan perdana ke Madinah. Meskiwaktu itu rasanya mengantri dinihari di pemeriksaan imigrasi bandara Jedah terasa lebih mencekam suasananya bagi saya.

Urusan di pemeriksaan imigrasi bandara Macau tidak rumit dan dalam waktu tidak lama kami segera terbebas dari antrian. Dengan antusias saya segera memasuki ruangan pengambilan bagasi dan ruang tunggu penumpang. Satu hal yang menarik bagi saya, ternyata ukuran bandara Macau tidaklah besar. Dalam kondisi penat, saya segera menaruh ransel dan melemaskan otot di jajaran kursi  ruang tunggu penumpang setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Berhubung sudah dinihari, malam pertama di Macau saya dan rombongan menghabiskan waktu dengan tidur di bandara.Suasana di ruang tunggu penumpang sepi dan cukup memungkinkan untuk sekedar berisitirahat sejenak. Tapi yang nggak nahan, dinginnya itu yang wow! Dingin buanget!! Saat itu memang sudah memasuki musim dingin. Meski sudah melakukan persiapan sejak di tanah air, saya tetap tidak menyangka bahwa suhu udara didalam bandara juga terbilang cukup dingin, sehingga memaksa saya untuk mengeluarkan semua koleksi baju hangat yang saya bawa dari dalam ransel.Ujung rambut sampai ujung kaki kecuali muka, semua terbungkus rapat untuk menahan serbuan dinginnya suhu udara di bandara Macau dinihari itu (bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun