SIAPA KAU
Siapa kau
mengaku sebagai budiman
yang siap ulurkan tangan
sementara sudah sekian lama
kami terperosok dalam kubangan
lumpur kesengsaraan
Siapa kau
mengaku sebagai dermawan
yang selalu janjikan bantuan
sementara sudah sekian lama
usaha kami kembang kempis
karena hampir kehabisan modal
Siapa kau
mengaku sebagai pelindung
yang berikan rasa aman dan damai
sementara sepanjang pagi, siang, dan malam
kami tak henti diteror ketakutan
oleh para kriminal jalanan
Siapa kau
mengaku sebagai pahlawan
yang rela berkorban jiwa raga
sementara kaki-kaki kami
masih terseok luka berdarah
menapaki jalanan berbatu terjal
Siapa kau
mengaku sebagai pengatur
yang hampir tak pernah tidur
sementara kami harus cari jalan sendiri
untuk berkelit dari injakan
kaki-kaki dajjal negeri
Siapa kau
mengaku sebagai pengayom
yang mengusir cemas dan gelisah
sementara kami masih tersiksa
oleh kerontangnya panas kemarau dan derasnya banjir bah
karenahutan kehilangan pohon dan sungai kehilangan mata air
Siapa kau
mengaku sebagai pemimpin
yang siap di paling depan
sementara kami di belakang
jadi bingung sendiri melihat
kau bengong termangu minta dikasihani
Siapa kau
mengaku sebagai penyejahtera
yang menjamin pangan, sandang, dan papan
sementara perut kami tak pernah kenyang,
baju kami tak pernah utuh
dan rumah kami tak layak huni
Siapa kau
mengaku sebagai pengadil
yang menimbang dengan pedang telanjang
sementara kami lebih banyak kalah
dan masuk penjara bila bermasalah
dengan si kaya dan berkuasa
Siapa kau
mengaku sebagai Yang Terhormat
yang tampil necis dan elegan
sementara kau biarkan kancing celana terbuka
dengan bangga tontonkan kemaluan
di depan perempuan-perempuan murahan