Mohon tunggu...
Wardjito Soeharso
Wardjito Soeharso Mohon Tunggu... -

saya hanyalah manusia biasa yang selalu ingin tampil luar biasa karena terinspirasi oleh orang2 luar biasa, seperti anda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siapa Kau

17 Februari 2015   15:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:03 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SIAPA KAU

Siapa kau
mengaku sebagai budiman
yang siap ulurkan tangan
sementara sudah sekian lama
kami terperosok dalam kubangan
lumpur kesengsaraan

Siapa kau
mengaku sebagai dermawan
yang selalu janjikan bantuan
sementara sudah sekian lama
usaha kami kembang kempis
karena hampir kehabisan modal

Siapa kau
mengaku sebagai pelindung
yang berikan rasa aman dan damai
sementara sepanjang pagi, siang, dan malam
kami tak henti diteror ketakutan
oleh para kriminal jalanan

Siapa kau
mengaku sebagai pahlawan
yang rela berkorban jiwa raga
sementara kaki-kaki kami
masih terseok luka berdarah
menapaki jalanan berbatu terjal

Siapa kau
mengaku sebagai pengatur
yang hampir tak pernah tidur
sementara kami harus cari jalan sendiri
untuk berkelit dari injakan
kaki-kaki dajjal negeri

Siapa kau
mengaku sebagai pengayom
yang mengusir cemas dan gelisah
sementara kami masih tersiksa
oleh kerontangnya panas kemarau dan derasnya banjir bah
karenahutan kehilangan pohon dan sungai kehilangan mata air

Siapa kau
mengaku sebagai pemimpin
yang siap di paling depan
sementara kami di belakang
jadi bingung sendiri melihat
kau bengong termangu minta dikasihani

Siapa kau
mengaku sebagai penyejahtera
yang menjamin pangan, sandang, dan papan
sementara perut kami tak pernah kenyang,
baju kami tak pernah utuh
dan rumah kami tak layak huni

Siapa kau
mengaku sebagai pengadil
yang menimbang dengan pedang telanjang
sementara kami lebih banyak kalah
dan masuk penjara bila bermasalah
dengan si kaya dan berkuasa

Siapa kau
mengaku sebagai Yang Terhormat
yang tampil necis dan elegan
sementara kau biarkan kancing celana terbuka
dengan bangga tontonkan kemaluan
di depan perempuan-perempuan murahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun