Kalau berbicara uang saku, pasti pikiran melayang ke anak-anak yang suka kita beri uang saku baik itu sistemnya harian, mingguan atau bulanan. Tapi ini ada yang unik loh di Jepang, yaitu pemberian uang saku yang bukan diberikan kepada anak-anaknya saja tapi juga ke bapak-bapaknya!
Saya baru tahu dan mengerti tentang sistem ini saat saya pindah ke Jepang. Saat itu suami memanggil saya dan degan wajah serius meminta saya duduk karena ingin membicarakan hal yang sangat penting. Duh deg deg duar rasanya, mau ngomong apa sih? Pembicaraan dimulai sambil suami menyerahkan buku tabungan dan slip gajinya kepada saya. Ternyata hal penting itu adalah, suami mengejewantahkan semua urusan rumah tangga dalam hal pengaturan ekonomi keluarga, termasuk biaya, tagihan, uang sekolah yang harus dibayar perbulannya itu diserahkan kepada saya, selaku ibu rumah tangga. Awalnya saya kaget juga, apakah ini hanya policy suami saya saja ataukah memang ini adalah hal yang biasa dilakukan oleh suami istri di sini.
Ternyata ini adalah hal yang biasa dan banyak dilakukan oleh pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Mendelegasikan kepada sang istri untuk mengurusi dan mengatur keuangan keluarga, yang memang awalnya cukup merepotkan dan bikin kepala pusing tujuh keliling. Mending kalau akhir bulan uangnya sedikit ada lebihnya, lah kalau tengah jalan aja sudah tekor atau kurang, gimana dong mengantisipasinya.
Karena itu urusan cek ricek, hitung menghitung, hemat menghemat tak ayal lagi perempuan lah yang biasanya lebih handal dan peka kalau urusan pengaturan uang, walaupun tak lepas kemungkinan ada juga bapak-bapak yang justru lebih pintar mengatur keuangan Rumah Tangganya (RT).
Mendapat tanggung jawab besar itu membuat saya jadi super eman-eman kalau mau menggunakan uang suami. Menghitung dengan cermat kalau ingin membeli barang yang hanya kebutuhan tertier saja. Pokoknya yang penting harus diprioritaskan, jangan sampai ganggu urusan dapur, dapur harus tetep ngebul, istilahnya seperti itu hehehe
Menjadi bendahara RT memang harus sigap dan teliti melihat tagihan yang datang, kapan due date pembayaran, membandingkan pembayaran setiap bulan, belanja dengan selalu menggunakan point card agar menghemat, dan membeli baju saat sale atau ada acara cuci gudang hehehe Selain pengeluaran bulanan rutin yang menyangkut pembelanjaan RT itu, ada lagi loh pengeluaran rutin yang gak kalah penting dan menyangkut kelangsungan hidup bapak-bapak Jepang saat bekerja dikantor. Apa itu? Ya, itu adalah pemberian Okozukai, atau uang saku kepada para suami di sini.
Okozukai atau uang saku ini adalah uang makan siang plus biaya-biaya yang digunakan selama sebulan penuh. Jadi bapak-bapak Jepang itu hanya mengandalkan uang Okozukai-nya itu untuk kelangsungan hidupnya selama sebulan. Uang okozukai itu meliputi, uang makan siang, uang rokok bagi perokok, uang beli jus/kopi, uang nomikai (pesta minum dan diner dengan rekan kerja), dan lain-lain.
Untungnya biaya transport pergi bekerja biasaya sudah ditanggung oleh tempat bekerjanya. Jadi Uang Okozukai itu penggunaan yang besar ya hanya biaya makan siang saja sih sebenernya, selebihnya yang bersifat `jajan` itu ya pinter-pinter para bapak ini menyikapainya agak tidak besar pasak daripada tiang hehe
Besarnya okozukai/uang saku bapak-bapak Jepangpun beragam loh. Di TV suka sekali dibahas masalah ini, dulu saya pernah lihat kalau besar kecil jumlah uang saku bapak-bapak ini tergantung dari umur bapak-bapaknya juga. Jadi biasanya bapak-bapak yang berumur, 50-an ke atas akan mempunyai uang saku yang lebih besar dari bapak-bapak muda sekitar umur 30-40 tahun, dan bisa dibayangkan uang saku untuk bapak-bapak umur 20 tahun pastinya nilainya lebih rendah dari bapak-bapak yang sudah senior. Tapi ini sih bukan patokan baku loh, balik lagi pada kebijakan rumah tangga dan penghasilan yang diterima, semuanya itu bisa dikatakan relatif.
Jadi pengen tahu ya, kira-kira berapa besar sih uang saku/okozukai selama sebulan yang diberikan kepada bapak-bapak Jepang itu. Yuk kita lihat dan hitung bareng-bareng, kira kira menghabiskan berapa duit untuk makan siang bapak -bapak Jepang ini. Jadi nantinya kita bisa mengira ngira berapa sih uang saku yang biasanya ibu-ibu Jepang kasih ke  suaminya itu.
Misalnya saja, dalam sebulan kita hitung 24 hari kerja. Uang makan siang dengan rentang 500 yen-1000yen, 500 yen untuk lunch one coin biasanya banyak ada di daerah perkantoran, dan untuk lunch yang seharga 1000 yen itu adalah paket menu, komplit ada sup, salad, dan tentunya main dish. Kita ambil yang 1000 yen saja biar gampang hitungnya hehehe