[caption id="attachment_411467" align="aligncenter" width="500" caption="Di bahu kiri kanan di gandul dua pengaman, priwitan dan alarm digital gratis didapat dari sekolah"][/caption]
Petugas Patroli Sekolah
Ketika anak mulai memasuki Sekolah Dasar saya baru merasakan bagaimana sistem pendidikan di Jepang itu begitu unik. Uniknya dimana? Yaitu saat kita orang tua murid mendapat tugas yang wajib dijalankan demi terciptanya keamanan dan kenyaman para murid di sekolah yang notabene salah satunya, ya anak kita sendiri.
Tugas yang wajib para orang tua (biasanya para ibu) bukan saja dalam bentuk sumbang pikiran dan uang (parents meeting, donation) tapi juga kita kadang perlu loh menyingsingkan lengan baju untuk menyumbangkan tenaga membantu suatu kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah.
Di Sekolah Jepang dalam rentang satu tahun itu banyak sekali kegiatan yang dilaksanakan, seperti Undoukai (Pesta Olahraga), Marathon Taikai (Pertandingan maraton), Gakkou Matsuri (Festival, Bazaar Sekolah), dan lain lain. Semua kegiatan ini semua pihak turun tangan membantu demi terlaksananya kegiatan akbar ini. Tentu saja, orang tua murid gak bisa kabur dari tugas ini dan wajib untuk berpartisipasi tanpa terkecuali, karena memang sudah ada rulenya kalau dalam rentang 6 tahun kita harus 1 kali melaksanakan tugas. Sayangnya hingga saat ini, saya belum kebagian mendapatkan tugas yang wajib ini karena ada tugas yang saya incer incer setiap tahunnya, tapi karena tugas ini (katanya) paling ringan, jadinya semua ibu-ibu banyak yang naksir dan berebutan ingin mendapatkannya. Nah kalau sudah begitu, biasanya kita ibu-ibu yang pengen tugas itu akan melakukan janken, atau kalau di Indonesia sistem suwit/ hompimpah dan yang menang akan bertugas mengemban tugas itu.
Tapi jangan nafas lega dulu saat kita belum ada kesempatan menjalankan tugas yang `wajib` itu, karena ada tugas lain yang siap menanti untuk kita kerjakan dan ini sudah ditentukan oleh pihak Sekolah. Tugas ini tidak bisa kita nawar atau milih sendiri karena sifatnya hanya bisa nerimo dan tinggal menjalankan saja. Ya, tugas itu adalah menjadi PATROLI SEKOLAH. Pertama mendengar kata patroli, saya cuma bisa mesem mesem saja karena ngebayangin orang bawa kentongan trus keliling keliling kampung, tapi nyatanya? Ya, Nggak beda jauh! Hahaha
Di SD nya si sulung tugas patroli sekolah ini kita emban setiap tahun sekali. Jadi selama dua minggu kita diberi tugas untuk mengawasi anak-anak sekolah yang mau berangkat dan pulang sekolah. Tugas patroli ini adalah mengawasi dan membantu anak-anak yang ingin menyebrang, atau memberi peringatan kalau ada anak-anak yang saling dorong dorongan saat berjalan di jalan raya, karena sangat bahaya.
Ndelalahnya saya suka dapet tugas patroli saat musim dingin terus, sekitar bulan februari dimana sedang dingin-dinginnya untuk daerah Tokyo dan sekitarnya. Jadinya ya setiap pergi patroli `perlengkapan lenong` seperti coat, kupluk, sarung tangan, syal, boats dan tentu saja masker mulut gak ketinggalan untuk siap menemani tugas ngider patroli ngawasin anak-anak berangkat atau pulang sekolah. Kejadian lucunya adalah saat saya tugas sore hari dimana harus mengawasi anak-anak yang pulang sekolah. Dari ujung jalan saya sudah lihat si sulung dan teman-temannya berjalan ingin menyebrang jalan. Lalu saya tunggu, dan ketika dekat saya sapa anak saya, sambil bingung anak saya hanya bilang, “mama ya?idih kaya doroubo (maling) tauk ma...!” aduh kaya kena jedor senapan saya dibilang gitu, sambil lihat kaca jendela rumah orang, terbayang itu penampakan ya emang kaya penjahat kelas berat wkwkwkwkwk bayangin aja udah semuanya warna item, pakek masker lagi, yang kelihatan cuma dua mata doang, sumpimpe sampe shock saya juga sama penampakan sendiri wkwkwkwk.
Terus kenapa sih repot banget sekolah Jepang sampe ngadain tugas patroli-patrolian?Ini yang ribet kan emak-emaknya juga? Memangnya tidak ada apa itu pak satpam atau petugas sekuriti dari sekolah. Mau tahu jawabannya? NGGAK ADA.
Di Jepang saat anak mulai memasuki Sekolah dasar itu saatnya anak diberi tanggung jawab untuk pergi sendiri ke sekolah, tidak boleh diantar oleh orang tua. Makanya tidak ada itu jalanan depan sekolah yang macet padet ngerayap oleh mobil-mobil para pengantar anak.
Anak pergi kesekolah? Memangnya tidak bahaya?