Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasib Naas Seorang Bocah di Tangan Baby Sitter

19 Maret 2014   18:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13952019221323128219

[caption id="attachment_316173" align="aligncenter" width="300" caption="Yuji Motte, baby sitter yang diduga menewaskan seorang bocah berumur 2 tahun."][/caption]

Beberapa hari ini kami dikejutkan oleh berita di televisi yang memberitakan kalau seorang anak laki-laki berumur 2 tahun tewas ketika dititipkan kepada seorang baby sitter sewaan. Kok bisa? Kenapa?

Menurut berita di TV yang saya lihat, seorang ibu menitipkan 2 orang anak laki-laki yang berumur 2 tahun dan bayi yang masih berumur 8 bulan kepada baby sitter yang disewanya melalui sebuah situs penitipan anak yang dicarinya di internet.

Terlihat situs yang bernama Baby Sitter yang ditulis dengan huruf katakana itu, memang terlihat sangat profesional dan katanya banyak para ibu yang merasa terbantu dengan jasa pelayanan yang disediakannya itu. Memang dibandingkan dengan penitipan anak biasa, atau yang disebut dengan hoikuen, jasa penitipan yang transaksinya melalui internet ini bisa dibilang sangat murah, karena terlihat kalau rate yang ditawarkan perjam adalah 1000 yen (ard 100 rb rupiah), sedangkan kalau hoikuen yang memang tempat khusus penitipan anak yang terlihat bentuknya, dalam arti suatu jasa pelayanan yang `nyata` berupa suatu rumah khusus yang pengelolaannya adalah orang-orang terlatih itu biayanya sedikit lebih mahal, dan memang agak susah untuk mendaftarnya, karena biasanya terbatas hanya beberapa anak saja. Pengadaan hoikuen atau jasa penitipan anak ini biasanya untuk para orang tua yang bekerja hingga larut malam atau tiba-tiba ada acara yang tidak memungkinkan untuk membawa anak kecil.

Kenapa bisa sampai terjadi tewasnya bocah berumur 2 tahun itu? Sampai saat ini masih dalam penyelidikan polisi, bagaimana runtutan kejadian yang sesungguhnya, tapi menurut berita yang dikabarkan kalau baby sitter laki-laki ini membawa kedua anak kecil itu ke rumahnya, tanpa sepengetahuan ibunya. Yang akhirnya setelah diketemukan keberadaan baby sitter ini, sayangnya nyawa Riku kun yang masih berumur 2 tahun itu sudah tidak bisa diselamatkan, penyebabnya?? Sampai sekarang masih belum diketahui. Tapi diketemukan kalau ada beberapa lebam biru pada tubuh anak itu. Syukurnya adik dari Riku kun, yang masih berumur 8 bulan diketemukan dalam keadaan selamat. Alhamdulillah.

Saya jadi merenung dan bahkan membahas masalah ini dengan teman-teman Jepang saya di sini. Ya, kasus ini jadi pelajaran berharga buat kami yang tinggal disini, agar tidak menitipkan anak-anak ke sembarang orang!

Di Jepang, kami para orang tua memang selalu dibingungkan oleh hal `siapa yang mengawasi anak-anak ketika kami harus keluar rumah`. Ya, keadaan disini yang tidak memungkinkan kami menyewa pembantu rumah tangga, karena apa? Gaji `maid` disini bisa dikatakan tidak jauh beda dengan gaji suami! Lalu, bagaimana dengan menitipkan ke  orang tua/mertua atau teman-teman di lingkungan rumah? Ya, itupun tidak selalu bisa kita andalkan, mungkin kalau untuk keadaan darurat seperti harus ke RS, masih bisa dijadikan alasan. Tapi bagaimana kalau orang tua bekerja? Tidak mungkin kita menitipkan anak-anak secara terus menerus karena kalau disini itu bisa disebut dengan meiwaku (merepotkan!).

Solusinya adalah, mencari tempat penitipan anak, tentunya yang paling safety dan tarif yang terjangkau. Nah, pencarian tempat penitipan buah hati ini hendaknya tidak grasah grusuh, setidaknya kita harus melihat bagaimana suasana tempat penitipan dan yang terpenting adalah melihat para pengasuh yang menjaga dan mengawasi anak-anak kita. Kurangnya para pengasih dalam suatu penitipan anak, menurut saya lebih baik dihindari, kenapa? Karena, yang dititip bukan hanya anak yang sudah bisa jalan dan bicara saja loh, tapi yang paling banyak biasanya para bayi yang tiba-tiba saja bisa menangis dan perlu penanganan secepatnya. Kurangnya pengasuh bisa terbayang bagaimana repotnya dan adanya kemungkinan bisa terjadi accident yang tidak terduga. Wah, lebih bahaya itu! Misalnya tidak sengaja seorang anak tersedak mainan, atau memecahkan sesuatu, tapi nanny sedang sibuk memberi susu botol kepada bayi yang lapar.

Walaupun saya belum pernah memakai jasa penitipan anak ketika anak-anak dirumah masih kecil, menurut saya pribadi, hendaknya penitipan anak yang terekomendasi melalui orang-orang terpercaya sebaiknya jadi salah satu pilihan teratas dalam pencarian tempat penitipan buah hati kita.

Yah, kalau menurut saya, ini adalah salah satu alasan  mengapa jumlah kelahiran bayi di Jepang selalu mengalami penurunan? Karena masih adanya anggapan dari para pasangan muda  kalau memiliki anak adalah hal yang sangat merepotkan.

Sungguh ironis memang, tapi itulah kenyataan yang dihadapi di sini, kalau banyak orang yang menunda pernikahan atau menunda memiliki anak sampai mereka benar-benar yakin mau menanggung segala konsekuensi, bertanggung jawab dan mau berkorban untuk melepaskan `kebebasan` nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun