[caption id="attachment_346763" align="aligncenter" width="457" caption="Uchiwa, Kipas kertas yang jadi primadona"][/caption]
Kemarin malam saat saya berdua nonton TV bareng suami, tiba-tiba melihat berita politik yang menggambarkan suasana dalam suatu rapat dewan. “Mata kah..?” (ah lagi lagi deh..) kata suami sambil mengambil koran hari ini yang belum sempat dibacanya tadi pagi, karena sudah tak tertarik lagi lihat berita di TV.
Ya, lagi-lagi...keadaan politik Jepang yang menurut suami saya sudah mulai tidak karu-karuan karena banyaknya stupid mistakes yang dibuat para pejabat pemerintahan akhir-akhir ini. Dulu saya pernah tulis suatu kejadian dimana seorang pejabat yang melakukan korupsi dan saat diminta konfirmasinya oleh para wartawan, pejabat itu menangis meraung-raung sambil memukul mukul meja layaknya seorang anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh orangtuanya. Walaupun akhinya sang pejabat ini harus legowo dan lengser mengundurkan diri serta mengembalikan semua uang yang sudah diambilnya itu. Nah, kejadian yang sangat tidak biasa atau bisa dikatakan luarbiasa dan pertama kali ini membuat geger dan heboh sehingga dijadikan seperti barometer kalau makin kesini banyak saja kelakuan para pejabat yang nyeleneh dan semakin aneh terlihat.
Dan baru baru ini pun, ada lagi kasus yang masih hangat terjadi adalah dimana seorang menteri yang dituntut oleh lawan politiknya untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap tidak lagi kompeten lagi. Kenapa? Karena diduga melakukan suatu kegiatan yang bisa menggiring opini msyarakat untuk menjadi pendukungnya!
Sewaktu jaman kampanye pemilu di Jepang, saya pernah tulis kalau kampanye yang dilakukan oleh para calon wakil rakyat disini itu terkesan adem ayem, teratur dan rapih. Baik itu saat berkoar-koar memakai speaker yang dilakukan di stasiun atau dijalan-jalan, penempelan poster, sampai pembagian brosur yang berisi tentang misi dan visi serta kegiatan yang akan dilakukan saat kepilih nanti, itu semuanya berjalan sesuai dengan aturan tanpa sedikitpun mengganggu masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Lalu bagaimana dong dengan bagi-bagi nasi bungkus, sembako, kaos atau merchandise, atau bagi-bagi duit apakah ada disini? Dulu saya pikir tidak ada, bahkan kok kayanya gak mungkin, sampai akhirnya terjadilah kasus dimana ada seorang pejabat yang membagi bagikan barang kepada masyarakat dan kemudian menjadikan pejabat itu akhirnya digugat oleh lawan politiknya untuk mengundurkan diri karena dianggap melanggar ketentuan hukum yang sudah disepakati.
Ya, tidak boleh membagi bagikan barang yang bisa mempunyai fungsi selain sebagai sebuah informasi, misalnya saja informasi yang diberikan seorang politician itu harus berupa lembaran brosur, kertas tipis berisi pengumuman tentang dirinya, entah itu visi misi dia atau kegiatan apa yang telah sukses dilakukan ataupun baru yang akan dilaksanakan itu. Itu saja, kertas yang hanya sebagai pengumuman belaka, no other function.
Tapi, tak saya sangka di sini pun ada juga pejabat yang mindik mindik atau bisa dikatakan sambil nyelem minum air berusaha untuk membuat masyarakat untuk ingat dirinya dengan membagikan barang-barang dengan maksud membuat suatu image yang bagus dengan harapan akan terpilih lagi saat pemilihan umum yang akan datang. Kalo kata saya curi start hehe
Kejadian yang berlangsung saat summer ini menjadikan suatu cerita yang cukup lucu dan menarik, ya pejabat itu membagikan UCHIWA, kipas kertas kepada masyarakat saat summer festival, mungkin yah maksudnya sangat baik, ingin menolong orang-orang yang kegerahan dan butuh kipas untuk bikin angin semilir hingga jadi sejuk terasa. Kalau dibagikan kepada sayapun, pasti saya sangat berterima kasih karena memang asli panas sekali Jepang saat summer, bukan hanya terik matahari saja yang bikin gerah tapi itu loh humidnya bisa sampe kita pada burket, lepek karena basah oleh keringet.
Namun tentu saja bagi orang-orang yang melek politik apalagi kubu lawannya, ini seperti dijadikan sebuah weak point untuk menjatuhkan lawan politiknya. Ah saya sebagai orang asing yang numpang hidup disini cuma bisa nyengar nyegir saja lihat berita dimana mereka saling arguing tentang UCHIWA, kipas kertas ini yang sekarang jadi primadona dipegang pegang di ruang rapat sebagai bukti kalau pejabat yang membagi bagikan kertas itu sudah melanggar ketentuan hukum.
Saya kitik kitik suami dan bilang, duileee sampe segitunya yah disini, kipas yang terbuat dari kertas gitu aja sampe jadi barang bukti dan bisa membuat tuh minister of justice nya disuruh mundur dari jabatannya.