[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Kartu pos tanda masuk SD & pemberitahuan perpanjang SIM (Dok.Pribadi)"][/caption]
Kemarin suami tanya tentang surat-surat, baik itu berupa paspor atau kartu-kartu sebagai ID kita disini. Saya bilang semua lengkap, expired datenya masih jauh. Tau kali saya pikun, kalo belum ada surat warning datang blom ngeh, sampe juga dia ngingetin KTP, SIM saya di Indonesia, katanya kudu catet dalem list itu poin yang penting walau belum habis berlakunya harus urus, jangan isinya sambel pecel, krupuk udang sama mie instant aja yang keinget, wkwkwk tau aja.
Yang paling ribet adalah dokumentasi kedua anak-anak saya, karena mereka dua warga negara jadi saya harus waspada juga kalau-kalau kami harus perpanjang atau bikin baru dokumen kalau sudah habis berlakunya. Saya bagi-bagi tugas, suami ngurus dokumen Jepangnya, saya bagian Indonesianya. Siapin hati juga nanti kalau sudah mereka dewasa mau milih WN Indonesia berarti ya saya harus siap-siap kasih arahan untuk membuat KTP tapi kalau mereka ternyata milih WN Jepang ya saya harus legowo mereka bikin KTP Jepang? Eh tunggu di Jepang ada KTP? Halah ngarang saya! Hahahaha.
Ya, di Jepang TIDAK ada KTP. Makanya dompet suami saya tipis, isinya cuma kartu asuransi, SIM sama kartu kredit, gak kaya istrinya banyakan point card sama struk belanja yang suka lupa dibuang, akhirnya nyampah di dompet.
Lah mang di Jepang gak ada KTP terus dalam bentuk apa itu identitas penduduknya. Ternyata, cuma pakai SIM atau kartu asuransi, selain itu ya sama kaya Indonesia bisa juga paspor, tapi ribet amat yak kemana mana nenteng paspor hahaha mang turis.
Ngomongin tentang KTP saya jadi inget pertanyaan suami saya yang bilang kalau KTP itu memangnya akurat ya? Bingung saya jawabnya, mau bilang akurat tapi kok kenyataannya banyak yang KTPnya double bahkan triple atau lebih parah lagi malsuin datanya, saking kebelet kawin, kok bisa?? Ya, bisa wong ada duit abang disayang gak ada duit abang diendang kok, wkwk.
Terus kalau Jepang gak ada kartu ID apakah amburadul awur awuran itu data penduduknya. Gimana dong? Eits jangan salah loh, malah kayanya lebih rapih, akurat dan up to date itu data-datanya, kenapa? Ya, mungkin disini gak mau ribet bikin ID kaya KTP kali buat ngasih nomor warganya perkepala tapi ada urusan lain yang lebih penting dan mangfaat dan bener-bener jadi salah satu bentuk perhatian pemerintah Jepang kepada warganya. Dan ini bukan basa basi.
Kalau melihat kejadian-kejadian yang saya alami disini, kerja pemerintah Jepang dari satu instansi ke instansi lainnya itu saling kesinambungan. Misalnya saja, pemerintah jepang bagian kependudukan, kesehatan, pendidikan serta dinas lantas pun semua nya saling berkaitan, saya ambil contoh beberapa hal berikut ini:
1. Saat masuk sekolah
Sistem masuk sekolah di Jepang berdasarkan rayon. Jadi sudah otomatis anak yang sekolah disitu biasanya rumahnya dekat dengan sekolahnya. Dan ini sekolah negeri loh. Justru di Jepang sangat jarang orang yang memasukkan anaknya ke sekolah swasta, karena memang harganya yang terbilang suangaaat mahal. Makanya jarang saya dengar ibu-ibu puyeng mikirin sekolah anak, karena semua dah tinggal ikutin aturannya saja.
Lucunya, daftar sekolah anak itu bukan kita aja orang tua yang aktif cari-cari tapi dinas pendidikan Jepang pun ikutan aktif, dengan cara :
- Mengirimkan bundel surat yang isinya pilihan beberapa SD yang ada di kota saya, lengkap dengan hari pendaftaran, denah lokasi, dsb.
- Mengirimkan kartu pos sebagai tanda anak kita sudah resmi masuk sekolah negeri. Dan hanya dengan membawa kartu pos ini kita bisa mengikuti upacara penerimaan siswa baru, gak ribet but sistematis.
2. Perpanjang SIM
Dulu waktu masih tinggal di Indonesia saya suka bablas angine alias ga pernah perhatiin kapan abisnya SIM saya, wong gak ada yang ngasih tahu sih! Halah manja banget, emang di Jepang apa-apa dikasih tahu pemerintah. Ya, di Jepang kita akan menerima kartu pos sebagai surat pemberitahuan kalau SIMnya mau habis, Enaknya.
Dalam kartu pos itu dijelaskan dimana kita harus perpanjang SIM, berapa biayanya, dan jangka waktu kita harus ngurusnya. Di tempat bikin SIM juga gak ada calo-calo an, semua sesuai rulenya, kalo yang belum ngerti ada tuh ditulis gede-gede di dalem gedungnya, malah ada ceramahnya segala selama 1 jam, jangan lupa aja permen biar gak ngantuk, hehe.