Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gak Malu Beli Pembalut di Jepang!

4 Februari 2014   13:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13914044101372120862

[caption id="attachment_309976" align="aligncenter" width="300" caption="Image:retnaindri.blogspot.com"][/caption] Masyarakat Jepang adalah orang-orang yang detail (komakai). Ini bisa terlihat dari kehidupan sehari-hari yang mereka jalani. Contoh yang paling jelas nampak adalah kalau sudah berurusan dengan masalah kesehatan, yaitu bagaimana mereka mengatur kadar kalori yang terkandung dalam makanan yang mereka akan santap itu. Coba deh longok ke convinient store seperti : lawson, family mart atau ketika jalan-jalan ke supermarket, dimana pada rak makanan kita bisa lihat kalau setiap bungkus snack atau o-bento, itu pasti tertulis, kandungan gizi dan komposisi makanan dengan jelas dan komplit! Semuanya itu dengan maksud agar konsumen yang sedang menjalani program diet bisa mengetahui jumlah kalori yang terkandung dalam makanannya, serta yang lebih penting lagi adalah bagi konsumen penderita alergi, bisa mengecek dulu apakah makanannya itu 'aman' untuk tubuhnya. Ya, begitu perhatiannya para produsen makanan ini, seakan-akan mereka mengerti apa yang dibutuhkan dan dirasakan para konsumennya. Yang tidak  memikirkan target penjualan dan keuntungan saja, tapi juga kelanggengan pemakaian produk oleh konsumen, sepertinya lebih ditekankan. Mungkin kalau 'berisik' urusan makanan untuk kepentingan kesehatan pastilah bukan hal yang aneh lagi ya, tapi ada loh satu kebiasaan unik yang masih berkenaan dengan sifat orang Jepang yang mendetail itu. Kebiasan unik itu adalah membungkus rapat rapat dengan kantong warna gelap ketika kita membeli pembalut wanita di toko atau supermarket! :D Ya, kebiasan unik ini sempat membuat saya tercengang! Yaitu ketika saya pergi ke supermarket, selain belanja sayur daging dan ikan, saya juga membeli sabun cuci baju, pelembut pakaian, dan terakhir saya cemplungin satu pak pembalut wanita dalam keranjang, lalu setelah selesai belanja, saya bergegas pergi ke kasir untuk membayarnya.  Saya lihat, petugas kasir memasukkan makanan satu persatu ke dalam satu kantong plastik bening bertuliskan nama supermarket itu, dan satu kantong plastik bening lainnya untuk belanjaan bukan makanan, seperti sabun cuci dan pelembut pakaian serta... loh harusnya 'benda bersayap' itu pun dijadikan satu ya dalam kantong itu, tapi kok...? Saya melihat, petugas kasir mengambil satu paper bag warna coklat lalu memasukkan  1 pack pembalut itu dan ditutup dengan selotip, dan  pengemasan si pembalut ini, tidak selesai sampai disitu saja loh, petugas kasir kemudian mengambil satu lagi kantong plastik kecil berwarna hitam pekat, lalu dimasukanlah paper bag itu ke dalam plastik hitam. Oalaahh... repoottnyaa! Hihihihi Yah, begitulah sifat masyarakat disini yang selalu memikirkan orang lain, bagaimana mereka memikirkan perasaan kaum wanita yang (mungkin) merasa malu kalau ketahuan oleh orang lain kalau dirinya sedang atau sebentar lagi kedatangan "tamu istimewa". Memang semuanya terkesan remeh temeh ya, kalo beli pembalut saja kok sampai dibungkus rapet oleh penjualnya. Tapi saya merasa,  bagaimana seorang wanita dihargai , dimana seorang wanita merasa nyaman dan  merasa secure ketika hal sepele seperti itu saja, menjadi bahan pertimbangan yang cukup penting dan  menjadi salah satu manner yang diajarkan kepada para pegawai toko dan supermarket disini. Salam Hangat,wk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun