[caption caption="Murid dan guru sedang membersihkan kelas | Foto: Dokumentasi Pribadi"][/caption]Hidup di tengah masyarakat Jepang secara tidak langsung kita bisa melihat sikap, sifat dan tingkah laku orang-orang Jepang pada umumnya. Mental orang Jepang serta moral mereka dalam menyikapi kehidupannya sehari hari.
Bicara tentang mental, tentu kita sudah sering dengar kalau kebanyakan orang Jepang itu mempunyai mental Ganbaru atau istilahnya bisa dikatakan dengan berusaha hingga titik darah penghabisan. Ya, Masyarakat jepang adalah orang-orang suka bekerja dan berusaha dengan sekuat tenaga, mereka selalu mengerjakannya dengan detail dan serius, walaupun pekerjaan itu kalau di tanah air kita adalah suatu pekerjaan rendahan yang kadang juga dianggap sebelah mata. Misalnya saja, pelayan restoran, tukang jahit dan tukang sol sepatu (saya pernah tulis tentang ini, link ada di akhir tulisan).
Mental yang kuat dan teguh tentulah perlu dibarengi dengan moral yang baik, karena sangatlah percuma apabila seseorang yang bekerja dengan giat namun tidak mempunyai sifat toleransi terhadap sesama teman kerjanya, tentu pekerjaannya tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
Moral orang Jepang bisa saya lihat dengan teramat jelas dalam kehidupan sehari hari disini. Mungkin teman-teman pernah dengar tentang kisah dimana menceritakan tentang moral orang jepang dalam hal kebersihan?? atau cerita tentang moral orang jepang dalam hal menepati waktu?? serta Moral orang jepang dalam hal bertoleransi dan menjaga perasaan orang lain??
Moral itu sendiri mempunyai arti adalah tindakan yang berisi nilai positif. Moral bisa baik karena berbagai faktor seperti ajaran orang tua, lingkungan atau masyarakat serta sekolah. Moral tidak bisa langsung tercipta dengan sendirinya, karena harus melalui suatu proses pembelajaran. Nah, melihat mental dan moral orang-orang disini mau gak mau saya pun juga jadi melihat gimana cara didik orang tua Jepang terhadap anak-anaknya. Dan berikut ini adalah kisah-kisah yang sangat menginspirasi bagi saya untuk turut juga menerapkannya dalam mendidik anak-anak dirumah.
1. Moral dalam Menjaga Kebersihan
Setiap teman saya yang berlibur ke Jepang, hampir semuanya mengatakan begitu kagum dengan kebersihannya. Tidak ada sampah makanan, puntung rokok, tisue, kertas yang tercecer dimana mana. Dan yang lebih kaget lagi Jepang sulit untuk menemukan tempat sampah! Haa..aneh bukan, jarang tempat sampah harusnya banyak dong onggokan sampah dimana-mana, lah ini kok bisa gak ada?? Sapa yang bersihin?? Ya, saya tegaskan sekali lagi di jepang jarang tempat sampah. Kalaupun ada tempat sampah di pinggir jalan, coba lihat kadang ada gembok yang terkunci karena tempat sampah itu bukan untuk umum.
Orang jepang paling repot dan ribet kalau sudah berkaitan dengan hal sampah-menyampah. Untuk kehidupan rumah tangganya sendiri, saya rasakan gimana riweuhnya harus memilah milah sampah yang akan dibuang setiap hari untuk kemudian di daur ulang oleh pemerintah nantinya.
Terus kemana orang Jepang membuang sampahnya? Percaya atau tidak, mereka mengantonginya, coba deh intip kantong celana, baju serta dalam tas mereka, sangat tidak aneh kalau kita nanti akan melihat ada sampah plastik permen atau tiseu bekas lap keringet mereka. Sampah itu akan diajak jalan-jalan oleh mereka dan akan dibuang saat mereka sampai di rumah. Iih kok bisa begitu mannernya ya? Ya, tentu saja bisa karena ini sudah menjadi kebiasaan sejak kecil, melihat orang tuanya, teman dan lingkungannya, ajaran sekolah, membuat orang-orang ini akhirnya mempunyai sikap dan moral untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya dimana saja dan kapan saja. Kebiasaan ini bukanlah hal yang luar biasa lagi bagi masyarakat Jepang karena sudah menjadi budaya yang melekat erat dalam kehidupan keseharian mereka.
Contoh yang paling sering terlihat adalah anak-anak Jepang yang selalu membawa kantong plastik kecil dalam tasnya saat bermain, dimana plastik itu akan penuh berisi sampah yang akan dibuangnya nanti kalau mereka sudah pulang ke rumah, dan si sulung dan si bungsu pun paling suka kasih "oleh-oleh" special buat mamanya saat mereka pulang bermain wkwkwkwk.
2. Moral dalam Menepati Waktu