Masker yang mau saya bahas disini bukan masker bengkoang untuk mutihin kulit wajah lo, tapi masker buat orang sakit ;) Itu loh masker yang dipakai untuk menutupi mulut yang fungsinya untuk mencegah penyebaran virus/bakteri agar tidak menyebar ke orang lain atau mencegah masuknya virus dari udara luar ke dalam tubuh kita. Ketika masih tinggal di Indonesia, saya sepertinya belum pernah loh menggunakan masker ketika sedang sakit flu. Biar katanya batuk grook grook grook dan hidung yang mampet sampe harus sraat sreet sroot juga, palingan kalau pas ketemu temen di jalan mereka akan bersimpati dengan menanyakan, “lagi sakit ya? Sudah minum obat?” dan kitanya seperti gak (belum) ada perasaan bersalah dengan tidak memakai masker. Padahal kan itu sama saja kasih virus gratis ke orang lain loh sebenernya! Tapi gak pakenya masker saat itu adalah bukan karena males kok, tapi karena penggunaan masker masih belum terlalu umum dilakukan oleh masyarakat. Bukan hanya keberadaan masker saja yang sedikit dan susah didapatkan, tapi kalau kita pakaipun akan terlihat “aneh” layaknya alien yang turun ke bumi. Tapi sekarang sepertinya sudah beda ya, dimana masyarakat Indonesia sudah “melek” kalau menjaga kesehatan adalah nomor satu, dan penting diatas segalanya. Kata temen saya sih, sudah gak perlu malu lagi ketika flu, kita memakai masker ke kantor atau sekolah. Bahkan saya pernah lihat di acc teman di suatu medsos, kalau fungsinya pun sudah sedikit bertambah, selain sebagai proteksi penyebaran kuman, tapi juga sebagai fashion! Warna Masker yang bukan hanya berwarna putih atau hijau tosca saja, seperti yang banyak kita lihat di RS, tapi sudah berbagai macam warna plus gambar-gambar cantik yang menghiasinya. Jadi bagi yang sakit dan harus memakai masker pun, temen-temen saya di Indonesia gak perlu mati gaya! Cari baju yang warnanya sama dengan warna masker yang mau dipakainya, oalahh :D Ketika pindah ke Jepang, saya pun mulai akrab dengan yang namnya masker! Karena jaman dulu saya tdak terbiasa memakai masker, ketka pertama kali coba , keadaan ini cukup membuat nafas saya malah jadi sesak, merasa tidak bebas, pengap, dan kepala jadi tambah pusing, lhoo kok? Tapi sejalan dengan waktu, akhirnya sih terbiasa dan kerap menggunakan masker. Coba saja tengok lemari obat di rumah saya, ada segepok masker putih ukuran dewasa dan dua gepok masker untuk anak-anak, stok yang harus ada untuk jaga-jaga ketika suatu saat kami terkena flu berat. Selama tinggal disini, saya gak berani keluar rumah kalau lagi batuk atau hidung “meler” tanpa menggunakan masker. Ya, tatapan tajam dan gerak tubuh masyarakat sini bisa dengan mudah saya tangkap kalau mereka sangat terganggu dan tidak suka, ketika saya batuk-batuk tapi tidak menggunakan masker. Memang sih, takut tertular oleh virus pasti jadi salah satu alasan mereka jadi agak sinis kalau kita cuek, disamping itu kebiasaaan memakai masker ketika sedang sakit juga sepertinya sudah menjadi suatu manner di Jepang. Penggunaan masker memang sudah menjadi sesuatu yang lazim dan lumrah disini, tidak perlu kita merasa akan terlihat aneh, dari anak-anak, orang dewasa, kakek nenek, sepertinya sudah menjadi pemandangan biasa mereka berseliweran dengan penutup mulutnya itu. Yah, entah sih apakah karena mereka memang sedang sakit flu, atau karena agar mulut menjadi hangat, karena ketika musim dingin banyak orang memakai masker sebagai penghangat muka. Berbicara tentang fungsi masker sebagai proteksi penyebaran virus atau sebagai penghangat mulut/muka, ada satu lagi loh alasan konyol yang teman-teman saya ungkapkan ketika ngumpul menunggu bis sekolah datang. Alasan konyol yang bikin saya terkikik kikik tapi kok saya pun melakukannya!! Wkwkwkw dasar! Dan alasan konyol itu adalah banyak ibu-ibu yang memakai Masker karena gak mau malu! Haduuhh macam mana pulak? Kok malu? Kenapa malu? Malu sama siapa? Ya, masyarakat Jepang adalah orang-orang yang berpegang teguh, kalau keluar rumah mereka harus berpakaian rapi dan sopan. Ini bukan sedang membahas anak-anak muda dengan baju ala Harajyuku Style atau cosplay yang aneh-aneh binti ribet yang banyak diketemukan di Akihabara yaah hehehe tapi orang-orang biasa yang berada dikawasan pemukiman penduduk, dimana masyarakat sini akan selalu terlihat rapi dalam berpakaian dengan rambut yang tersisir dan tertata dengan baik. Mungkin kalau sedang ada acara-acara formal sekolah sudah tidak aneh lagi, tapi lucunya ketika mengantar dan menjemput anak sekolah di bawah apartemen yang hanya memakan waktu 5 menit untuk menunggu bis TK nya hanya datang pun, mereka necis loh! Dan yang bikin saya salut, ketika mereka hanya keluar rumah untuk membuang sampah pun , gak pernah saya lihat dasteran atau memakai baju piyama dengan rambut di untel-untel jadi konde yang dicapit jepitan rambut keluar nongol dari rumahnya! Hehehe jadi untuk urusan dandan, mereka memang meluangkan waktu untuk menyulap muka “polos”nya itu mejadi terpoles oleh make up. Muka “polos” tanpa balutan make up itu kalau di Jepang disebut dengan Supin (スピーん), jadi mereka malu untuk memperlihatkan muka supin-nya itu kepada orang luar. DI TV juga suka lebay deh artis-artisnya, yang katanya kalau supin (wajah polos tanpa make up) mereka itu adalah aib yang bener-bener gak mau untuk di ekspose ke khalayak ramai he he Begitupun ibu-ibu disini, jangan harap bisa ketemu mereka dengan baju tidur belel plus dengan muka “polos” di luar rumah ;D dan ini bisa dibuktikan kalau mereka malu untuk terlihat muka “polos” nya itu adalah, dengan datang ke rumah mereka tanpa janji (mendadak), pasti deh kalo ndak dibukain pintu yah kita harus tunggu 5 menit di luar sampai mereka "rapi" baru mau nongol membukakan pintu :) Yah begitu lah polah ibu-ibu disini, selain mereka menggunakan masker untuk fungsi yang sesungguhnya, ada satu alasan unik tersembunyi, yaitu untuk menutup muka “polos”nya itu karena malu dan takut ketahuan wajah aslinya, biasanya sih "action darurat" itu dilakukan kalau mereka bangun kesiangan dan gak sempet untuk dandan moles wajahnya. Sreett tinggal pakai masker, apalagi kalo lagi winter begini trus ga sempet nyisir rambut, tinggal nyomot topi kupluk, pakai coat tebel bulu-bulu buat nutupin piyama hehehe paling celananya harus ganti biar gak ketahuan bangun tidur duh kok jadi certain pengalaman pribadi yah :D Salam Hangat, wk Image: amanaimages.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H