Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Seratus Lilin dan Seribu Doa dari Jepang untuk Indonesia

15 Mei 2017   17:02 Diperbarui: 7 Juni 2017   17:19 3171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...........biarpun saya pergi jauh......tidak akan hilang dari kalbu.....

tanahku yang ku cintai..........engkau ku hargai.......

Lagu yang kami nyanyikan bersama-sama saat acara doa bersama kemarin malam, di Odaiba, Tokyo. Namun herannya, syair itu masih terngiang ngiang di dalam kepala sampai tadi pagi saat menggowes sepeda menuju tempat kerja. Syair yang begitu indah dan menyentuh jiwa. Ya, kemanapun kami pergi sampai ke ujung duniapun, tidaklah mungkin melupakan tanah air Indonesia. Justru, kami yang jauh akan selalu berdoa semoga tanah kelahiran selalu dalam keadaan damai, tentram dan sejahtera. 

Jepang bergema. Bergema dengan senandung lagu-lagu kebangsaan Indonesia, lagu Indonesia Raya, Tanah Airku dan Indonesia Pusaka yang dinyanyikan bersama-sama. Lagu-lagu ini membuat dada kami begitu sesak oleh perasaan haru serta akan kerinduan yang mendalam kampung halaman. Acara yang bertajuk Seratus Lilin dan Seribu Doa Dari Jepang Untuk Indonesia ini dihadiri oleh kurang lebih 300 orang. Kami semua berkumpul secara suka rela, tanpa paksaan dan kesadaran diri, terpanggil untuk berbuat sesuatu demi Indonesia tercinta. Acara ini ternyata bukan hanya dihadiri oleh kami yang tinggal di Jepang saja, para turis Indonesia yang sedang melancong ke Jepang pun bahkan berpartisipasi ikut dalam acara ini. Itu berarti, dimanapun kami warga Indonesia, akan tersulut jiwanya dan segera menyisingkan lengan bajunya apabila memang NKRI mulai terusik. Ketika toleransi sudah begitu susah untuk diciptakan. Ketika perbedaan dan keanekaragaman justru malah memecah belah persatuan. Padahal justru kita tahu Indonesia adalah terdiri dari berbagai macam ras, suku dan agama yang semestinya harus selalu hidup rukun. Seperti yang tertulis dalam buku Dialog Peradaban yang isinya pas sekali dengan keadaan Indonesia yang sedang hangat ini. Buku yang berisi tentang dialog Gusdur (Tokoh Islam) dan Daisaku Ikeda (Tokoh Agama Sokka Gakkai), dimana kedua sahabat yang berbeda agama dan kepercayaan ini begitu harmonis mengeluarkan pendapatnya, saling bertukar pikiran tentang perbedaan mereka. Tidak ada yang saling merasa benar dan merasa besar, justru kedua tokoh besar ini saling memuji. Indah dan sejuknya toleransi, ketika perbedaan justru memperkaya pengetahuan dan ilmu yang mereka punya, bukan saling membenci dan mencaci. Tak bosan saya membacanya dikala senggang, untuk yang ketiga kalinya. 

Dan, acara yang diadakan di depan pantai Odaiba, Tokyo ini membuat kami yang hidup jauh dari tanah air akhirnya mempunyai satu perasaan, dengan syahdunya cahaya lilin (elektrik) kami semua bersatu padu. Tak peduli warna kulit kami hitam, coklat atau putih, tak peduli mata kami belo atau sipit, tak peduli bahasa, logat dan dialek yang beragam, kami hanya tahu kalau kami semua yang berkumpul di sini adalah warga Indonesia yang cinta NKRI. 

Harapan dalam doa kami panjatkan bersama mendukung Indonesia untuk tetap menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, keadilan bagi setiap warga negara serta mendukung pemerintah Indonesia dalam mencegah dan menumpas tindakan korupsi yang sudah mengakar di tanah air. Doa yang kami panjatkan dalam hati nurani masing-masing. Doa yang dipimpin oleh para pemuka agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Ya, semua itu adalah agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Tidak ada mayoritas dan minoritas, yang ada hanya kami semua warga indonesia tanpa terkecuali. 

Salam hangat, dari seorang makhluk Tuhan yang berada jauh di negeri Sinchan.

Weedy Koshino

Saya persembahkan foto-foto kiriman teman-teman (Leo dan Mbak Ita) yang sangat bagus sekali saat kami warga Indonesia berkumpul dan berdoa bersama pada acara Seratus Lilin dan Seribu Doa dari Jepang Untuk Indonesia pada hari Minggu, tanggal 14 Mei 2017. 

Pray For Indonesia From Japan
Pray For Indonesia From Japan
Pembacaan Doa
Pembacaan Doa
lilin5-591978339a9373c915f2f56d.jpg
lilin5-591978339a9373c915f2f56d.jpg
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh
Berbeda beda tetapi tetap satu
Berbeda beda tetapi tetap satu
Salam damai dari Jepang
Salam damai dari Jepang
Damai Selalu Indonesia tercinta, tanah airku
Damai Selalu Indonesia tercinta, tanah airku
Tetap optimis suatu saat Indonesia bisa berjalan sejajar dengan Jepang, Indonesia Ganbatte Kudasai!
Tetap optimis suatu saat Indonesia bisa berjalan sejajar dengan Jepang, Indonesia Ganbatte Kudasai!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun