Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Melatih Anak Meraih Mimpi

15 Desember 2016   10:21 Diperbarui: 15 Desember 2016   18:30 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kisahnya, saya mengerti sekali kenapa bapak mertua saya akhirnya memutuskan untuk ikut sekolah khusus menjadi angkatan laut. Keinginan yang diraih dengan usaha kerasnya itu dia abadikan dalam tulisan di buku hariannya, yang hingga kini di umurnya yang sudah mendekati 75 tahun masih rajin menulis apa yang dilakukannya setiap hari. Beliau pernah berkata sama cucu-cucunya kalau mereka juga harus membiasakan menulis buku harian, terserah apa pun itu bentuknya, tulisan atau dalam bentuk gambar. 

Saya bilang sama anak-anak kalau tulisan itu juga seperti doa, bisa saja kita malu bilang sama orang apa yang sudah kita alami, kegagalan, penolakan, keputusasaan, tidak dihargai atau segala macem yang bisa buat down hidup kita. Tapi dengan menulis di buku harian, setidaknya sudah lepas sedikit apa yang menghimpit dada. Rahasia terjamin tidak bocor asal diumpetin di tempat aman atau kalau bisa digembok hahaha, saya banget nih dulu cari diary maunya yang wangi dan ada gembok karena ibu saya suka kepo dan baca-baca kalau saya gak ada, dan ternyata kok ya sekarang saya jadi ikutan suka kepo juga ngintipin diary anak-anak! Hahaha.

Si bungsu perempuan punya beberapa diary, sampe saya akhirnya suka nyerah bacainnya saking banyaknya. Isi diary-nya penuh sama mark atau simbol gambar-gambar lope lope, bunga, tulisan juga amburadul, jalan cerita loncat-loncat, meriah dan heboh isi diary-nya. Memang si bungsu beda sifatnya sama mas-nya. Sifat si bungsu lebih banyak kaya mamanya, bawel dan cerewet. Pulang sekolah, baru buka pintu sudah merepet cerita tentang sekolahnya, hari ini siapa temen cowoknya yang jahil suka bukain rok-rok temen-temennya (kok sama ya mainan jayus begini bisa lestari sampai sekarang ckckck!), hari ini pulang sekolah bareng siapa, lihat apa di jalan sampai makan siang sekolah tadi makan apa aja, nyerocos ga berhenti, malah mamanya yang suka bilang, "Ceritanya nanti aja cuci tangan dulu taruh tasssss...."

Lain cerita dengan Mas Hiro-nya. Waktu saya bilang coba bikin diary dan nulis apa aja yang terjadi sehari-hari, gak pakek ba bi bu lagi langsung bilang NGGAK MAU mendokusai, males! Degg, yowes lah. 

Nah, ceritanya tadi malam anak-anak habis beresin meja belajar terus langsung tidur, saya cek-in meja belajar mereka. Saya buka lembaran note-nya. Yang konon katanya, cara ini adalah salah satu cara kita orang tua bisa tahu cepat anak kita diijime, bully oleh teman-temannya. 

Kaget juga ada dua buku belum dibereskan, yang satu masih kebuka halamannya. Dua buku itu bukan note sekolah tapi seperti buku harian. Satu buku yang ditulis untuk klub baseball-nya dan buku ini kayanya harus dikumpulkan setiap latihan Sabtu Minggu, isinya tentang perasaan saat mereka menang dan kalah. Apa kekurangan dan kesalahan saat pertandingan yang kemarin-kemarin, kelemahan diri mereka di mana, dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kelemahan itu. Dan ada sign-sign rahasia dari gerak tubuh coach yang harus mereka hafal di luar kepala! Ya ampunnnn kelihatannya "sadis" juga nih coach-nya mendidik gimana ngegojlok mental anak-anak kecil ini agar bisa punya mental yang kuat, kalau kalah bukanlah untuk diratapi atau malah mewek, tapi justru mencari kesalahan dan kelemahan diri dan kelemahan tim sendiri kenapa bisa kalah. 

Dan yang note-nya satu lagi ini yang bikin deg-degan bacanya. Judul cover-nya Yume no Pitcher. Kayaknya anak saya bermimpi atau bercita-cita ingin jadi pelempar bola (pitcher). Saat ini memang posisinya sebagai outfilder atau gaiya, seperti posisi Ichiro, seorang profetional baseball player untuk klub Amerika yang dipujanya karena masih usia 40 tahunan pun masih tetap berjaya. Tapi gara-gara note ini saya baru tahu ternyata dalam hati kecilnya ia ingin menjadi PITCHER. Pantesan pulang sekolah hanya taruh tas dan langsung ambil tas baseball dan ngacir naik sepeda entah ke mana, yang kalau ditanya, "Ya ya nanti pulang kalau alarm kota sudah bunyi." Ternyata ia latihan melempar bola dan sudah ditentukan oleh dirinya harus latihan berapa lemparan setiap harinya. 

Membaca tulisan-tulisannya jadi ngembeng. Buru-buru saya foto tulisan tulisannya dan gambar-gambarnya untuk nanti saya diskusikan sama suami pulang kerja. 

Dalam buku itu tertulis cita-cita dia ingin jadi pitcher. Karena itu harus selalu latihan lempar bola cepat. Hari ini latihan berapa putaran, berapa kali lemparan bola. Sampai ada gambar posisi lemparan yang benar yang dia ingin contoh/belajar. Akhir tulisannya, ada tulisan ganbarimasu! Saya akan berusaha keras! Ya ampun hiro sampai segitunya. Amin amin aminnn YRA, semoga tercapai ya, ganbatte!

Ya, ternyata menulis di buku harian itu memang banyak manfaatnya. Melatih merangkai kata, melatih ingatan, merunut tujuan hidup dalam bentuk tulisan, instrospeksi diri, atau juga hanya sekedar melepas beban dengan mencurahkan isi hati agar pikiran bisa plong dan tenang. 

Salam hangat, wk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun