Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Acara Makan Siang Bersama di Sekolah Jepang

2 November 2015   09:30 Diperbarui: 2 November 2015   17:00 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu siapakah yang bertugas memasak Kyushoku ini?

Guru? Anak murid? Orangtua?

Tentu saja bukan sembarang orang yang akan diberi tanggung jawab dalam hal pengaturan menu di sekolah. Ada institusi terpisah dari sekolah yang memang bertugas untuk memasak dan mengatur setiap menu anak-anak ini. Mereka yang bekerja adalah orang-orang handal yang mempunyai keahlian khusus dalam hal gizi. Untuk pengerjaan dalam dapurnya, kebetulan ada sahabat di sini yang bekerja di dapur sekolah. Ia selalu menceritakan gimana repotnya saat harus memasak dan menjaga kesterilan semua perkakas dapur di sekolah. Karena kesalahan sedikit yang terjadinya di dapur, akan berakibat fatal bagi semua murid di sekolah. Misalnya saja kesehatan para tukang masak serta kebersihan makanan harus benar-benar terjaga!

Lalu melihat menu yang beraneka ragam yang disajikan di sekolah, apakah itu termasuk dalam subsidi pemerintah Jepang, karena untuk biaya pendidikan dari SD-SMP (9 tahun) yang ZERO YEN itu apakah biaya lunch bersama ini juga GRATIS?

Tenyata tidak!

Biaya Kyuushoku dibebankan oleh setiap murid, dan dibayarkan setiap bulannya. Setiap bulan saya haru membayar biaya makan siang anak sebesar kurang lebih 4000 yen/per orang. Dan mari kita hitung pelan-pelan (maaf tidak pinter matematik soalnya haha..) apabila satu bulan mereka masuk sekolah selama 25 hari, maka biaya lunch mereka per harinya adalah 160 yen! Bayangkan gimana murah meriahnya biaya lunch itu apabila melihat keanekaragaman menu yang tersaji dan yang terpenting kandungan nutrisinya yang sudah sangat lengkap. Ini menyiratkan kalau pihak sekolah dan lembaga penyedia kyuushoku itu bukanlah badan yang komersil. Dan saya yakin ini semua juga adanya campur tangan pemerintah Jepang yang terus menyoroti akan masalah makan siang untuk para muridnya agar jangan sampai menjadi suatu beban dan akhirnya jadi masalah baru yang timbul karena mahalnya biaya makan siang yang harus dibayar.

Lalu apakah ada pengaruh Kyuushoku untuk kehidupan anak-anak ini selanjutnya?

Sebagai orang tua, saya jadi mengerti menu makanan sehat yang perlu disajikan untuk keluarga. Keterangan detail yang tertera pada lembaran kyuushoku itu, membuat saya belajar akan pentingnya menu yang beraneka ragam, di mana setiap penyajian itu bukan hanya kuantiti saja yang banyak dan berlimpah, tapi macam-macam bahan makanan pun harus kita kenalkan kepada lidah anak-anak sehingga mereka akan bisa menerima walaupun pada awalnya kemungkinan adanya penolakan dari sang anak karena rasanya yang sangat aneh atau dirasa tidak enak. Kandungan nutrisi yang komplit diharapkan anak akan terhindar dari kekurangan gizi dan kegemukan. Karena kedua masalah ini akan dikhawatirkan akan mengurangi daya konsentrasi dan keaktifan mereka dalam beraktivitas baik itu dalam hal belajar dan olahraga di sekolah.

Lalu pengaruh kyuushoku bagi anak-anak muridnya?

Dari teman-teman dan keluarga Jepang saya yang dulu pernah mendapat kyuushoku saat sekolah, mereka mengatakan pola menu makan sehat itu sangat mempengaruhi gaya hidup mereka sekarang. Ada loh menu kyuushoku yang akhirnya mereka jadikan untuk santapan keluarganya setelah mereka berumah tangga.

Adanya gambaran menu sehat yang diajarkan sejak kecil, dan ini bukan hanya mereka belajar dari buku-buku saja tapi bukti nyata kalau menu sehat ini pun mereka bisa dapatkan disekolah dan mereka bisa dapatkan resep itu dengan menanyakan kepada para koki yang akan senang sekali akan mengajarkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun