Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menjaga Kebersihan Sekolah Anak-anak Jepang

3 Juli 2015   15:20 Diperbarui: 3 Juli 2015   15:20 3094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Genkan sekolah, pintu masuk sekolah sudah kincloong!)

Berbicara tentang kebersihan di Jepang sepertinya bukan sesuatu hal yang aneh dan perlu untuk digembor gemborkan lagi. Menyandang gelar sebagai negara dengan tingkat kebersihan terbaik di dunia pun tidak membuat masyarakat Jepang menjadi terbuai dan terlena akan reputasinya itu.

Prestasi baik sebagai negara yang selalu konsen akan kebersihan lingkungan tentulah tidak didapat daam waktu yang sangat singkat. Karena jaman dulu pun Jepang juga banyak terdapat kota-kota yang sangat kumuh dan kotor. Namun bisa segera bangkit dan mengejar segala ketinggalannya.

Berbicara tentang kebersihan lingkungan memang sangat mudah seperti kita membalikkan telapak tangan, namun kenyataannya prakteknya itu yang kadang susah karena berkaitan erat dengan melawan rasa malas. Ya, melawan rasa malas untuk melangkah mencari tempat sampah, melawan rasa malas malas untuk membawa plastik di dalam tas sebagai tong sampah sementara saat dalam perjalanan atau melawan rasa malas untuk menyimpan bungkus makanan ke dalam kantong baju, dan rasa malas lainnya.

Ada yang mengatakan kesadaran menjaga kebersihan itu ada kaitannya dengan moral. Tapi susahnya, baik buruknya moral itu memang sulit untuk diukur. Balik lagi kedalam hati nurani kita, hendaknya perbuatan baik dilakukan tanpa perlu lihat kiri kanan terlebih dahulu. Di Indonesia saya suka baca plang kayu bertulisan “Kebersihan Adalah Sebagian Dari Iman”, barisan kata yang sangat indah dan penuh makna. Tapi sayangnya kadang cuma sebatas slogan semata saja yang terpajang karena kadang suka terlihat juga kalau dibawah tulisan itu pun banyak bungkus permen, bekas tissue atau puntung rokok yang betebaran disana. Kontras sekali!

Lalu bagaimana dengan di Jepang?
Agama Shinto sebagai agama yang paling banyak dianut masyarakat Jepang, dimana menghimbau masyarakatnya uuntuk menjaga kebersihan karena itu adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga masyarakat jepang pun berlomba-lomba dalam menjaga kebersihan lingkungannya.

Dalam melaksanakan kegiatan bersih-bersih ini, orang Jepang bukanlah tipe yang yang mengandalkan segala sesuatunya kepada orang lain. Semuanya dikerjakan sendiri. Itu bukan sesuatu yang berat dan beban lagi karena kegiatan bersih-bersih sudah dilakukan dan dibiasakan sejak mereka masih kecil. Lucunya, bukan hanya kebersihan untuk dirinya sendiri saja tapi kebersihan untuk kenyamanan orang lain pun mereka begitu memperhatikan.

Mendidik anak untuk terbiasa memegang sapu, pengki, kain pel dan ember memang bukan hal sekali jadi yang mudah untuk diterapkan. Adanya rasa enggan, malas dan terutama rasa jijik karena berhubungan dengan debu dan sampah membuat anak-anak kecil akan `kabur`kalau kita ajak untuk menyapu dan mengelap debu di rumah. Di rumah bisa ngeles sama mama nya tapi di sekolah?? Awass gak bisa kabur lhoo..

(lantai dan pager tangga pun gak luput untuk di lap)

Ya, disekolah Jepang anak-anak semua bahkan para guru pun bersama-sama wajib melaksanakan kegiatan bersih-bersih. Di dalam lembaran mata pelajaran anak-anak saya ada jam bersih-bersih yang disebut dengan SEISOU. Kegiatan ini dilakukan setelah jam makan siang, lalu istirahat sebentar kira-kira 20 menit dan kemudian lanjut dengan acara bersih-bersih bersama. Waktu bersih-bersihnya pun hanya 20 menit saja.
Lalu apa sih yang dibersihkan disekolah, tentunya TOILET, ruangan kelas, ruang guru, tangga sekolah, genkan sekolah (pintu masuk), koridor sekolah, tempat cuci tangan, meja dan kursi, dsb.

Hari ini kebetulan saya bisa menyaksikan acara bersih-bersih ini karena ada acara yang harus dihadiri di sekolah anak-anak saya. Dan saya datangnya terlalu cepat dari waktu yang tertulis. Ternyata kedatangan saya yang terlalu cepat ini, bisa membawa berkah. Yaitu, saya bisa `tour` keliling sekolah melihat anak-anak membersihkan sekolah tercintanya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun