Ojizousama yang ada didekat pintu masuk kuil di Ueno. dokpri
Kalau teman-teman sedang liburan di Jepang coba deh perhatikan di pinggir jalan raya. Selain vending machine yang segambreng itu ada loh sajen-sajen yang suka diletakkan di pinggir jalan. Sajen itu disebut juga dengan OSONAE. Dulu saya pernah tulis tentang osoanae ini, sajen yang ditaruh di pinggir jalan yang isinya bukan saja hanya karangan bunga tapi ada juga minuman kaleng atau makanan ringan. Lho mang artinya apa?
Osonae yang diletakan dalam bentuk karangan bunga, cemilan atau minuman itu menandakan kalau di dekat situ pernah ada kecelakaan lalu lintas. Misalnya saja tabrakan mobil yang mengakibatkan korban jiwa. Sedih ya. Jadi sebagai peringatan atau tanda kalau kita masih mendoakan dan mengingat si korban itu adalah dengan membuat Osonae ini.
Nah, kemarin waktu saya mengantar si bungsu ke sekolah, di pinggir jalan juga ada sajen yang berisi kembang berbagai warna. Cantik banget, sampai anak saya berhenti dan jongkok sebentar disana. Tapi osonae kali ini agak beda, sepertinya bukan karena disana pernah ada kecelakaan lalu lintas tapi osonae ini diletakkan di depan sebuah patung berukuran kurleb 1 meter. Patungnya diberi penutup kepala dan pada bahunya diikatkan kain. Saat kami melangkah pergi, saya lihat ada seorang kakek yang berhenti sebentar dan menangkupkan telapak tangannya kemudian kembali melanjutkan perjalanan. Anak saya bingung, “Ma ngapain si kakek kok kaya berdoa?” tanya anak saya ingin tahu.
Sambil menaiki tangga menuju sekolahnya, saya menjelaskan kalau kakek itu memang sedang berdoa mohon keselamatan jiwa karena sedang dalam perjalanan.
Dulu saya juga bingung kenapa sih di disini suka ada patung di pinggir jalan dengan kain penutup berwarana merah?? dulu saya pikir itu patung budha, karena memang penampakannya seperti budha ukuran kecil, tapi kalau diperhatikan lebih detail ternyata beda banget hehe.
Nah Patung-patung yang banyak tersebar di pinggir jalan atau ada didalam area temple ini kalau di Jepang disebut dengan OJIZOUSAMA yang berarti dewa pelindung atau penyelamat. Jadi dengan banyak diletakkan patung Ojizousama ini dipercaya akan bisa memberikan perlindungan saat kita dalam perjalanan. Ya, orang Jepang akan merasa aman ketika melihat patung Ojizousama ini.
Berbicara tentang patung sebagai simbol tempat orang jepang memanjatkan doa, jadi ingat saya waktu baru pindah ke Jepang. Waktu itu suami ngajak jalan-jalan ke Tokyo Tower. Nah habis dari sana, dah kaya guide tur aja dengan semangat 45 suami nyerocos ngejelasin ini itu sepanjang perjalanan menuju arah pulang. Lalu kemudian sampailah saya pada satu tempat yang gedee banget berisi banyak patung kecil yang memakai penutup kepala dan penutup bahu, disamping patung-patung itu ditaruh mainan kincir angin. Takjub sama banyaknya patung yang bentuknya sama ini saya ngajak suami masuk dan jalan-jalan sebentar sambil merhatiin patung-patungnya dan sesekali saya puterin kincir anginnya. Tumben, suami saya mendadak bisu, diam seribu bahasa. Aneh.
Sudah sampai stasiun kereta dan kami sudah aman tentrem duduk sambil nunggu kereta berangkat. Tiba-tiba suami tanya kesaya, “Kamu tahu nggak tempat yang tadi banyak patung kecil itu apa?” Saya jawab dengan cepat, “Pasti patung dewa ya, tapi kok banyak banget ya?!”
Dari situ lalu mulai deh mengalir cerita yang akhirnya suami sampe saya gebuk dia karena kok baru kasih tahu saya kalau tempat yang saya pikir tempat wisata itu adalah kuburan!!