[caption id="attachment_344078" align="aligncenter" width="500" caption="Image. http://wiki.d-addicts.com/Hanzawa_Naoki"][/caption]
Nonton sinetron bisa loh jadi obat stress di Jepang? Bingung? Sama saya juga awalnya bingung, kok bisa? Sampai saya dihadapkan pada kenyataan yang membuat saya bengong sendiri, ya ampun pantesaaann...
Orang Jepang banyak yang stress? Nggak aneh lagi ya. Lihat itu berita tentang kejadian di stasiun yang pada nabrakin dirinya ke kereta, loncat dari gedung atau jembatan, atau gantung diri. Tapi selain dari urusan mengakhiri hidupnya itu ada lagi loh suatu fenomena baru yang sangat menarik untuk dikaji oleh para psikolog berkaitan dengan masalah kejiwaan yang makin banyak penderitanya di Jepang. Apa itu? Ya, di jepang banyak yang terkena utsubyou. Utsubyou adalah penyakit yang menyerang mental, atau straightnya kita bisa bilang, penyakit jiwa. Apa sih penyebabnya, ya itu tadi, stress yang berkepanjangan. Kok bisa stress, kenapa? Kalau buat bapak-bapaknya gak jauh biasanya masalah pekerjaan, misalnya atasan yang galak, pekerjaan yang numpuk, bisnis yang tidak berjalan dengan baik, dan lain sebagainya. Lalu apakah hanya sebatas bapak-bapak saja? Tunggu dulu ibu-ibu pun ternyata paling rentan kena penyakit ini, stress karena tidak bisa bergaul dengan lingkungan sekitar, keadaan rumah tangga yang buruk, atau tidak sanggup menangani anak-anaknya yang nakal.
Orang-orang yang terkena stress kadang memang tak sadar kalau dirinya tertekan. Makanya kadang mereka menyadarinya saat stressnya itu sudah numpuk setinggi gunung fuji, terus solusinya ya loncat deh dari gedung. Miris dan ngenes ya. Padahal kalau saja dia mau curhat dengan seseorang, setidaknya setengah dari beban hidupnya kan bisa hilang, tapi orang Jepang bukan masyarakat yang suka curhat kaya kita orang Indonesia, apalagi saya bawel wkwkwk.
Syukurnya kalau cepat ketauan dia sedang mengalami stress, bisa buru-buru langsung pergi ke dokter atau psikolog. Tapi kenyataanya lebih banyak yang tidak sadar atau memang sengaja mengabaikannya karena berfikir toh ntr juga akan hilang, atau bahkan malu untuk berkonsultasi karena stress dianggap sebagai suatu kelemahan dalam dirinya dimana dia terbukti tidak bisa menghandle persoalan hidup yang menghimpitnya, sehingga ia berfikiran kalau itu jadi sebuah aib dalam dirinya.
Lalu untuk orang-orang yang gak sadar kalau dirinya stress trehadap suatu keadaan tertentu itu gimana kita bisa ngelihatnya? Bukan sihir bukan sulap, gak perlu repot-repot pake alat ukur, survey atau kuesioner apa-apa juga, tuh bisa kelihatan lewat rating drama yang lagi main di TV Jepang.
Ridiculous? Iya, menggelikan hehe
Gini nih saya juga baru tahunya pas mendengar komentar temen-temen dan suami yang bikin saya ngekek sendiri.Oalah sampek segitunya ya?
Tahun lalu, di Jepang ada sinetron yang bombastis banget, Judulnya Hanzawa Naoki. Awalnya film itu sangat membosankan sekali, menurut saya loh. Kenapa? Karena bahasanya susaah banget, banyak ironi nya yang suka pakek bahasa kiasan. Terus kasus yang diangkat juga tentang keadaan/ suasana dalam suatu bank. Gila yah, ceritanya mayan berat banget, dan saya pikir gak cucok lah sama kapasitas otak udang saya.
Tapi lama-lama, saya jadi tertarik karena dari perbincangan tetangga-tetangga saya disini, kalau suami-suami mereka repot-repot pulang dari kantor cepetan hanya buat nonton drama ini!! Haa..belum habis terkejutnya, suami saya pun yang biasanya ogahan nonton drama, ini kayanya diem-diem me-record sinetron itu, dan biasanya sepulang kerja dan sudah santai, ia pun lalu serius banget mantengin film itu.
Lah ini what happen aya naon yah??
Lalu sok-sok an saya pun ikut nemenin suami kalau lagi nonton drama ini. Dan setelah saya nonton beberapa episode, saya baru ngerti kenapa banyak salaryman suka sama drama ini?? ternyata bapak-bapak di Jepang banyak yang stresss wkwk termasuk suami saya kalik tuh haha
Drama ini menceritakan tentang seorang banker yang tegas, keras kepala, berani, dan tidak takut sama atasan, apapun yang dilihatnya salah maka ia akan menyuarakannya dengan lantang, padahal itu dengan atasan loh. Hanzawa Naoki sebagai tokoh yang diidolakan para bapak-bapak Jepang inidan kelihatannya sikap Hanzawa naoki itu sepertinya menyuarakan hati mereka semua, yang notabene tidak bisa dikeluarkannya selama hidup mereka.
Tentu kita sudah tahu ya orang Jepang itu gila kerja, berangkat pagi pulang malem, kerjaanya ga pernah pending, atasan biasanya strict karena hasil lebih dipentingkan daripada prosesnya. Komplen, ngeluh, curhat hehehe nggak ada lah yaw. Emangnya saya dulu kalo kerja, baru aja mulai kerjanya, pagi-pagi bawaanya pengen banget ke WC pura-pura gosok gigi abis nyarap padahal ngerumpi sama teman dari section lain yang udah janjian lewat e-mail, hadeuh jangan ditiru yak wkwkwk.
Kesian bapak-bapak Jepang, lihat deh pelampiasannya itu nonton drama Hanzawa Naoki ini, yang alur cerita dan tokohnya itu bisa banget menggambarkan perasaan yang terpendam banyak orang disini, angkat 4 jempol buat pembuat certanya, tauan aja sih suasana yang sedang ngaktuwal dan yang jadi dambaan tontonan bapak-bapak sini hehehe
Mungkin bapak-bapak ini sebernernya pengen banget ngelakuin seperti si tokoh drama itu, kayak bos bilang yes, kita berani bilang no. Berani menyuarakan ketidakberesan yang ada, berani menentang yang tidak benar walo kenyataanya karirnya harus hancur. Memang sih semuanya terlihat sangat ideal sekali dalam ceritanya, intinya gak usah takutlah mengemukakan pendapat kita, walo kita akan susah dan menderita, tapi kan enaknya perasaan kita jadi plong, lega dan puas kalau sudah memberikan pendapat kita walau kita akan dicap berbeda. Nahhh itu masalahnya, orang Jepang paling anti terlihat berbeda sedikit dalam masyarakat, harus selalu sama karena bisa membuat mereka lebih nyaman dan tidak akan menerima cibiran.
Ini urusan bapak-bapak yang ilang stress kalo nonton drama Hanzawa Naoki ini, terus ibu-ibunya? Banyaaakkkk..hahaha namanya ibu-ibu gak siang sampe malem, itu yang namanya drama gak habis-habis. Menurut saya drama di Jepang itu bagus-bagus dan banyak manfaatnya. Kenapa? Karena tidak berlebihan, biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari, make up pun natural karena jalan ceritanya sama persis dengan kisah yang banyak trejadi dalam hidup disini, ya keretakan rumah tangga, jatuh cinta, selingkuh, cerita gimana repotnya ngurus anak, kehidupan remaja, dan lain sebagainya. Saya banyak belajar dari nonton drama disini. Dulu waktu saya baru pindah rumah, saya hobi mantengin drama tentang keluarga, kenapa? Saya suka perhatiin barang-barang apa yang ada didalam rumah di drama itu dan gimana letak pengaturannya. Sambil nyicil-nyicil beli perkakas dalam rumah saya, semuanya saya samain sama yang ada di rumah dalam drama itu. Yah setidaknya perkakas yang penting dan harus ada, bisa saya ketahui dari nonton drama disini. Kok bisaa?? Bisa lah soalnya drama di sini gak lebay, rumah mewah dengan perabotan super wow, make up yang menor sampe mo tidur pun masih pakek lipstik tuh kayanya. Gak seperti itu.
Drama disini kebanyakan tentang kehidupan sehari-hari, polemik yang suka muncul, terus settingnya juga rumah biasa, penampilan artisnya pun disesuaikan dengan alur cerita. Makanya saya paling sereem kalo nonton film horor Jepang, kenapa karena ceritanya atau setting lokasinya itu loh, kadang bener-bener yang deket disekitar kita, atau bahkan dalam rumah kita pun ada!! Ambil contoh pernah dulu ada cerita kalau tempat naruh futon (kasur lipet jepang) yang biasanya ada di ruang tatami, atau kita sebut oshire itu, katanya suka terdengar bunyi yang aneh-aneh atau jadi tempat tidurnya si obake (setan) huwaaa ngibrit deh dengernya. Kenapa seperti real banget cerita horor itu? Ya karena semua rumah di jepang itu memang ada oshire-nya, hiyy
Nah kata ibu ibu sini, kalok suami nyeleweng itu tabuuu banget untuk diceritain ke siapa siapa termasuk, sahabat atau bahakan orangtuanya. Jadi banayak pendem sendiri. Mau tanya orang buat cari solusi juga malu. Jadinya deh yuk nonton sinetron, kata mereka sambil bercanda. Soalnya kan pasti solusi yang diambil gak asal dan menyesatkan, jadinya gak rugi nonton sinetron model begini.
Ibu-ibu mungkin sangat sadar kalau selingkuh itu ya siap ngak siap bisa jadi kemungkinan suatu musibah yang bisa menimpa kita. Jadi emak emak sini nonton drama yang bertema begitu itu adalah gak lain gak bukan, sambil nyelem minum air, ya itu, ingin tahu solusinya!! Kendalanya mereka gak bisa bercerita masalah sensitif itu, jadi ya mau gak mau harus dicari sendiri jalan keluarnya. Gitu katanya.
Terus kalok saya suka banget nonton drama di Jepang yang temanya selingkuh ini karena menceritakan secara detil kenapa bisa sampe selingkuh, misal karena suami yang kasar, tak sengaja clbk karena kehidupan rumah tangga yang tak harmonis, atau hanya ingin bermain api, semuanya diceritakan dengan jalan cerita yang natural tanpa adanya penghujatan pada sipelaku. Dan kalau saya bisa ambil kesimpulan dari cerita yang bertema selingkuh ini, basicnya ya kurang komunikasi dengan suami. Dan yang saya tahu dari keadaan sekitar disini, banyak kasus dimana suami istri sudah sangat jarang ngobrol karena sudah terlalu penat dengan kesibukan aktivitas dan rutinitasnya.
Selamat Beraktifitas dan Salam Hangat, wk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H