Sudah beberapa hari ini di kota saya banyak mobil yang dipasangi speaker mondar-mandir berkoar-koar mempromosikan calon-calon pejabat yang akan duduk di pemerintah kota tempat tinggal saya.
Ya, di kota tinggal saya sedang berlangsung kampanye yang sudah berlangsung dari tanggal 11 November kemarin ini dan akan berakhir pada tanggal 15 November nanti. Jadinya gak heran deh dari pagi sampai sore itu banyak mobil ber-speaker yang hilir mudik di jalan-jalan besar.
Bukan itu saja, di setiap sudut jalan-jalan besar dan pusat keramaian pun itu ada papan besar segede gaban yang dipasang yang ditempeli dengan poster-poster wajah dan nama para calon wakil rakyat ini. Jadi jangan harap temen-temen yang main ke Jepang saat pemilu, akan melihat tembok-tembok rumah dan pagar atau batang-batang pohon besar yang ditempeli poster-poster yang justru bukan membuat kita bersimpati ingin nyoblos untuk milih tapi justru malah bikin gemes mau ngerobek robek wkwk...
Kali ini calon-calon yang diusung untuk pemilu nanti sebanyak 60 orang untuk menduduki 44 kursi yang disediakan! Wow buanyak bangettt! Kebayang itu papan pengumuman buat nempelin poster-posternya, guedeee dan puanjang wkwkwk. Kebetulan ada satu papan itu yang dipasang di deket komplek apartemen saya, sampai anak-anak saya hafal nama-nama calonnya ini karena memang selain huruf kanji juga mencantumkan huruf hiragana yang mudah dibaca oleh anak-anak. Foto-fotonya juga lucu-lucu, ada yang senyum sumringah ada yang sok jaim, ada yang serius, dsb. Tapi kalau saya lihat gak ada yang konyol sih, maksudnya saya jadi inget poster dan spanduk kocak dan super lebay para calon saat kampanye di Indonesia tempo hari, iih bikin ngakak sampai keluar airmata, lah gimana mau ada yang milih banyak ya, wong calonnya nggak nggeunah gitu wkwkwkwk...
Melihat pemilu di Jepang ini saya lihat bukan hal yang main-main lagi, maksudnya mereka memang punya misi dan visi yang jelas, dan jelas gak bisa nyeleneh dan ngasal nyalonin diri saja. Bukan mencari untung dengan tujuan korupsi dengan mengeruk uang rakyat habis-habisan, walau ada juga oknum pejabat yang ketahuan menyelewengkan uang negara dan bisa ditebak itu akan habis riwayatnya kemudian.
Kebetulan saya dan suami dalam hal menjalankan hak kita sebagai warga negara mempunyai satu misi yang sama, yaitu tidak akan menjadi golongan putih dengan mengacuhkan apa itu yang namanya pemilu. Bagi saya, sejauh jauhnya dari Tanah Air, sama sekali gak ingin bersikap apatis dan masa bodoh sama kemajuan negara sendiri. Sedih memang tidak bisa melihat dan melaksanakan langsung nyoblos di Indonesia tapi apa daya toh pemerintah Indonesia juga mengusahakan dan membuat mudah para WNI yang tinggal di luar untuk bisa melaksanakan pemilu, jadi ya mbok kita pun janganlah membuat sia-sia usaha dan perjuangan yang sudah diberikan oleh pemerintah kepada kita di sini.
Kemudahan lainnya adalah, kebayang ya itu 60 kandidat gimana kita ngechek-in satu satu visi misi mereka semua. Pastinya ada dong di website mereka masing-masing, tapi manah sempaattt, belum lagi yang loading-nya lama karena semua orang in the same time pada ngakses juga, gak banget dan gak praktis deh. Akhirnya pemerintah mengambil jalan dengan mencetaknya di kertas seperti bentuk koran, kebetulan saya dapet iklan para calon ini sampai tercetak jadi 8 lembar halaman loh yang memuat lengkap dan jelas itu misi visi, profil dan riwayat hidup para calon-calonnya. Jadinya ya kita bisa sambil santai minum kopi, buka-buka koran itu dan melihat secara cermat misi dan visi mereka itu apa.
Kalau melihat visi dan misi mereka saya jadi inget dengan pemilu-pemilu yang pernah saya jalani di Tanah Air, kenapa? Kadang saya suka kesal dengan para calon yang gembar gembor dengan misi yang isinya hanya ingin memakmurkan bangsa Indonesia, ingin menyejahterakan rakyat Indonesia, atau ingin membuat masyarakat Indonesia yang berkepribadian pancasila, dan segala macam. Sebelnya, ya untuk menuju kondisi seperti itulah mereka punya usaha seperti apa toh? Tindakan yang realitis, langsung ke teknis dan bersifat operasional justru itu loh pak yang kita ingin dengar. Kenapa? Karena hal-hal yang bersifat teknis itulah yang paling mudah kita untuk mengecek riceknya jikalau bapak-bapak ini sudah mendapat posisi di pemerintahan, apakah tindakan yang dikoar-koarkannya itu sudah dijalankan atau sengaja diacuhkan demi menjaga stabilitas keamanan posisi empuk yang sudah didudukinya.