Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Susah Banget Cari Tempat Sampah di Jepang!

16 Desember 2014   10:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:13 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan mungkin ini adalah keanehan yang bikin kita takjub, yaitu tempat sampahnya jarang tapi napa bersih gini? Orang-orang pada buang sampah di mana tuh kalau lagi di jalan makan permen? Lagi di jalan tapi ingin buang tissue bekas keringat? Gak ada tempat sampah gini, gimana dong? Ya, dikantongin! Wkwkwk iya kalau gak dikantongin celana, ya taruh dalam tas. Dan buangnya nanti pas sampai rumah, maksudnya ya tuh sampah diajak jalan-jalan dulu baru nanti nyemplunginnya di tong sampah rumah. Aneh ya, refoot.

Tapi bagi orang Jepang masalah persampahan bukan hal yang repot bin njelimet lagi kayanya. Sebagai contoh saja, ini anak-anak di apartemen, kalau habis pulang sekolah karena sudah masuk musim dingin, kalau main ya di dalam lobi apartemen, kadang sambil tuker-tukeran snack dengan teman-temannya. Tapi saya perhatikan kalau selesai main, itu di meja habis main gak ada loh bekas bungkus permen atau kantong kripik. Padahal kan kalau mau males, bisa aja tuh dibiarkan awur- awuran di meja mengandalkan ibu dan bapak cleaning service yang membersihkan besok paginya. Tapi ini gak ada, bersih! Terus ke mana itu sampah-sampahnya? Yak, bukan sulap bukan sihir coba lihat deh dalam tong sampah di rumah, saya yakin ada tuh bungkus-bungkus snacks yang dimakan tadi sama anak-anaknya dengan kata lain, tuh sampah akan jadi oleh-oleh mamanya di rumah! Wkwk Ngelus dada? Ya nggak lah malah kami para orang tua wanti-wanti sambil kasih kantong plastik kecil saat anak-anaknya main keluar ketika terlihat bawa makanan, dengan maksud itu plastik buat dijadikan tempat sampah mereka, dan itu sudah jadi suatu kebiasaan. Buktinya bukan saat kumpul anak-anak yang bersifat informal ini saja, lah acara sekolah yang bersifat formal seperti piknik sekolah, atau acara akbar tahunan sekolah seperti Undoukai (Sport Day) itu ada loh poin yang tertulis dalam lembaran pemberitahuan kalau kita wajib membawa kantong plastik sebagai tempat sampah untuk dibawa pulang sehabis acara berlangsung. Jadi, acara kasih oleh-oleh sampah habis bepergian memang sudah jadi tradisi di Jepang, dan ini saya katakan tradisi super duper unik hehehe oleh -oleh kok yao sampah je..wkwk

[caption id="attachment_359674" align="aligncenter" width="500" caption="Gak Tega Ngotorinnya hehehe"]

1418680624739332199
1418680624739332199
[/caption]

Melihat ini kita bisa katakan kalau orang jepang menjaga kebersihannya sama sekali tidak mengandalkan tempat sampah yang ada. Buktinya, jarang saya lihat ada tempat sampah ngejogrok di pinggir jalan tapi jalanan bisa bebas dari bungkus makanan, kertas atau puntung rokok. Kenapa? Karena saya berfikir untuk masalah menjaga kebersihan itu sendiri masyarakat Jepang sudah pada taraf kesadaran sendiri. Tanpa ada suruhan dan paksaan baik itu dari pemerintah dan orang tua, bahkan walaupun tanpa adanya fasilitas yang memadai pun (tong sampah) mereka bisa mampu untuk membuat dan menjaga lingkungannya terlihat bersih dan nyaman.

Terus gimana memang sih kalau buang sampah sembarangan di Jepang? Apakah langsung dikepruk sama orang? Waduh saya jadi inget pengalaman waktu pergi ke suatu taman hiburan. Saat itu kami sekeluarga sedang berekreasi, dan secara tidak sengaja saat saya mau mengeluarkan uang recehan dari kantong celana, struk belanjaan yang juga ada dalam kantong celana pun tanpa saya sadari terjatuh. Dan tahu nggak, itu gak lama ibu cleaning service sambil permisi dulu, segera menyapu kertas struk itu, yang terlihat jadinya seperti menyampah tepat di samping saya berdiri. Ampuun itu malunya tuhh di siniii bangeeett *nunjuk beunget wkwkwk suami saya cuma nyengir, emang enak katanya, makanya jangan buang sampah sembarangan gitu lohhh... idiihh wong gak sengajaaaa pak bu..maap seribu maap!! sambil saya buru-buru geret tangan anak-anak, maluuu!

[caption id="attachment_359675" align="aligncenter" width="400" caption="Silahkan lempar sampah kalau mau dipelototin anak-anak kecil wkwkwk"]

1418680739275760245
1418680739275760245
[/caption]

Jadi silahkan kalau ada yang mau uji nyali dengan membuang sampah sembarangan di sini, kalau memang berani dan siap malu, ya douzo! (silahkan!) begitu pesan yang dikatakan Kompasianer Ws-Thok melalui ceritanya saat bertandang ke rumah saya menceritakan kisah malunya, saat membuang sampah permen karet di daerah hutan dan mendapat pandangan aneh dari orang-orang sekitar wkwkwk sama pas Ws toss kita! Pernah dibuat malu sama sampah nih.

Jadi buat temen-temen yang sedang berlibur ke Jepang, gak usah heran dan bingung sampai pegangan pager rumah orang mikir kenapa kok Jepang jarang banget tempat sampah? Ya, pemerintah Jepang sudah gak perlu lagi gembor-gemborkan dengan berbagai slogan-slogan yang bersifat persuasif tentang hal kebersihan atau semakin menyemarakkan jalanan Jepang dengan deretan tong sampah, karena masyarakat di sini, secara tidak sadar, mereka menjaga kebersihan itu sudah menjadi suatu budaya dan kebiasaan yang melekat erat sehingga untuk melakukannya sudah bukan suatu beban yang berat apalagi suatu pencitraan, karena pada dasarnya mereka melakukan itu semuanya adalah karena kesadarannya sendiri.

Salam hangat, wk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun