Kereta Api Bogowonto melaju menuju pemberhentian terakhir stasiun Lempuyangan, Jogjakarta.
Persis 3 menit yang lalu ular besi raksasa itu meninggalkan Ibu Kota dan sepasang muda-mudi di ujung gerbong sana,
persisnya di dekat kamar mandi, terlihat berdiri terengah-engah. Masing-masing sibuk membereskan barang bawaannya yang tidak sedikit.
Sesekali mereka tertawa kecil dam tak kunjung duduk diam.
Lampu-lampu Jakarta semakin redup, mengecil dan lama-lama tak terlihat. Sepanjang persawahan menuju cirebon grimis turun.
Butir airnya perlahan membasahi kaca jendela. Indah, romantis, sepertinya. Canda tawa, obrolan dan suara-suara,
satu-persatu lenyap. Satu-persatu tertidur pulas, kecuali sepasang muda-mudi tadi.
Keduanya adalah Faras dan Gita. Mahasiswa tingkat satu yang hendak ke Jogja untuk sejenak istirahat
sebelum melanjutkan perjalan pulang ke Banyuwangi, kota indah di ujung timur pulau jawa sana.
Gita : " Far, ga tidur?"
Faras: " Gak bisa, kamu bisa? Gak yakin Git-Git" (cubitan mendarat di hidung mungil Gita)