Mohon tunggu...
Wedy Prahoro
Wedy Prahoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Pendidikan dan Aktivis Agama

Pemerhati Pendidikan dan Aktivis Agama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Model Pembelajaran yang Sesuai Perkembangan Zaman

6 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ruang kuliah di ASMI Desanta (Sumber: Foto Koleksi Pribadi)

Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu instrumen terpenting dalam memajukan peradaban dan membangun generasi yang berdaya saing. Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, model pembelajaran telah mengalami berbagai transformasi untuk menjawab tantangan zaman. Perkembangan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan politik, tetapi juga oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pemikiran para pakar pendidikan.

Pada masa awal kemerdekaan, pendidikan di Indonesia difokuskan untuk mencerdaskan bangsa dan membangun identitas nasional. Prof. Dr. Soedijarto menekankan bahwa pendidikan pada masa ini berperan penting sebagai alat pembebasan dari ketertinggalan kolonial. Menurutnya, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk transfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter bangsa yang mandiri, religius, dan bermoral. Kurikulum pada masa itu cenderung sederhana, berorientasi pada pengajaran dasar, dan kurang fleksibel karena keterbatasan sumber daya.

Pemerintahan Orde Baru membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan dengan fokus pada modernisasi dan sentralisasi. Pendidikan dipandang sebagai alat pembangunan ekonomi melalui pengembangan sumber daya manusia. Prof. Tilaar menyebutkan bahwa pada masa ini, pendidikan bersifat sangat struktural dan administratif. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher-centered learning) menjadi model dominan dengan kurikulum yang seragam di seluruh Indonesia. Namun, hal ini memunculkan kritik karena kurang memperhatikan kebutuhan lokal dan individual peserta didik.

Era reformasi membawa paradigma baru dalam pendidikan. Demokratisasi dan desentralisasi pendidikan mulai diterapkan untuk memberikan keleluasaan bagi sekolah dan daerah dalam mengelola pembelajaran. Pemikiran Prof. Tilaar tentang pentingnya pendidikan kontekstual menjadi relevan. Ia menegaskan bahwa pendidikan harus menjawab kebutuhan lokal sambil tetap menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan global. Pendekatan pembelajaran aktif (active learning) dan berbasis konstruktivisme mulai diperkenalkan, sejalan dengan pandangan John Dewey yang menekankan pentingnya pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Model pembelajaran berbasis teknologi, seperti pembelajaran daring, hybrid learning, dan flipped classroom, menjadi solusi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pemikiran para pakar pendidikan internasional, seperti Howard Gardner dengan teori kecerdasan majemuk, juga mulai diadopsi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam.

Pemerintah Indonesia juga memperkenalkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka untuk memberikan fleksibilitas kepada sekolah dalam mengembangkan model pembelajaran yang relevan. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan pembelajaran diferensiasi kini menjadi bagian penting dalam pembelajaran di era modern.

Regulasi pendidikan di Indonesia, seperti Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjadi pedoman utama dalam pengembangan model pembelajaran. Peraturan ini menekankan pentingnya pendidikan yang relevan, berkualitas, dan merata. Selain itu, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan panduan teknis untuk pelaksanaan pembelajaran yang efektif di tingkat sekolah.

Melihat perkembangan zaman, pendidikan harus terus berkembang untuk menciptakan generasi yang kritis, kreatif, dan berdaya saing global. Pendidikan masa depan akan semakin menuntut integrasi teknologi, kecakapan abad ke-21, dan nilai-nilai lokal. Pemikiran para pakar, seperti Paulo Freire yang menekankan pembelajaran sebagai proses dialogis, menjadi relevan dalam menciptakan pendidikan yang memberdayakan.

Dengan menggabungkan pandangan para pakar, adaptasi terhadap perkembangan zaman, dan kebijakan yang visioner, pendidikan di Indonesia diharapkan mampu menjadi kekuatan transformasi bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Model pembelajaran yang sesuai perkembangan zaman tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan membekali peserta didik untuk menjadi warga dunia yang bertanggung jawab dan berintegritas.

Tantangan Yang Dihadapi Pada Abad Ke-21

Abad ke-21 menghadirkan tantangan kompleks bagi bangsa Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan yang menjadi kunci utama pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan di era ini tidak hanya dituntut untuk mencetak individu yang cerdas secara akademis tetapi juga kreatif, inovatif, kritis, dan adaptif terhadap perubahan global. Tantangan ini menjadi semakin kompleks dengan adanya disrupsi teknologi, globalisasi, dan pergeseran kebutuhan kompetensi abad ke-21.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun