Untuk mencapai optimalisasi peran dan fungsi perguruan tinggi vokasi, beberapa saran berikut dapat dipertimbangkan:
Penguatan Kolaborasi dengan Industri
Perguruan tinggi vokasi harus memperkuat kolaborasi yang lebih mendalam dan strategis dengan industri dalam bentuk joint curriculum development, internship programs, dan industrial mentorship. Dengan pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik yang sesuai dengan kebutuhan industri terkini. Hal ini selaras dengan UU No. 12 Tahun 2012, yang mendorong kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri untuk meningkatkan relevansi lulusan.
Peningkatan Kapasitas Pengajaran Berbasis Praktik
Pihak manajemen perguruan tinggi vokasi perlu berinvestasi dalam peningkatan kualitas fasilitas laboratorium, alat praktik, dan teknologi terbaru untuk menunjang proses belajar yang aplikatif dan relevan dengan kondisi nyata di industri. Sesuai dengan teori experiential learning dari Kolb (1984), mahasiswa akan lebih siap menghadapi dunia kerja dengan memperoleh pengalaman praktis selama proses pembelajaran.
Orientasi Penelitian Terapan yang Berdampak Nyata
Perguruan tinggi vokasi diharapkan mengarahkan penelitian terapan pada pengembangan inovasi yang bisa langsung diterapkan di sektor industri dan masyarakat, seperti teknologi ramah lingkungan, solusi manajemen produksi, dan digitalisasi usaha kecil. Ini dapat diperkuat melalui program hibah penelitian yang didukung pemerintah dan industri, yang selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020, tentang relevansi penelitian dalam memenuhi kebutuhan industri dan nasional.
Optimalisasi Program Pengabdian untuk Pemberdayaan Masyarakat
Program pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi vokasi hendaknya difokuskan pada pemberdayaan ekonomi lokal dan pengembangan keterampilan teknis masyarakat. Dengan mendampingi masyarakat dalam pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha kecil, perguruan tinggi dapat berkontribusi pada kesejahteraan dan kemandirian ekonomi masyarakat sekitar. Pendekatan ini sejalan dengan konsep pemberdayaan dari Freire (1970) dan amanat UU No. 12 Tahun 2012 tentang peran perguruan tinggi dalam membantu masyarakat.
Peningkatan Sistem Manajemen Mutu Pendidikan Vokasi
Dalam menghadapi tantangan global, perguruan tinggi vokasi perlu membangun sistem manajemen mutu pendidikan yang berkelanjutan, termasuk pemantauan dan evaluasi rutin terhadap program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan menerapkan prinsip total quality management yang diusulkan oleh Deming (1986), perguruan tinggi vokasi dapat memastikan bahwa seluruh proses pendidikan dan layanan mencapai standar kualitas yang tinggi dan berdaya saing.
Secara keseluruhan, perguruan tinggi vokasi yang dikelola dengan pendekatan manajemen yang berorientasi pada misi akan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan memiliki daya saing global. Dengan menerapkan saran-saran tersebut, perguruan tinggi vokasi di Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan industri, peningkatan ekonomi masyarakat, dan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di tingkat nasional maupun internasional.
Daftar Pustaka
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
- Clark, B. R. (1983). The Higher Education System: Academic Organization in Cross-National Perspective. University of California Press.
- Crosby, P. B. (1979). Quality is Free: The Art of Making Quality Certain. McGraw-Hill.
- Deming, W. E. (1986). Out of the Crisis. MIT Press.
- Drucker, P. F. (2001). The Essential Drucker. Harper Business.
- Etzkowitz, H., & Leydesdorff, L. (1997). Universities and the Global Knowledge Economy: A Triple Helix of University-Industry-Government Relations. Pinter.
- Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. Continuum.
- Kolb, D. A. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Prentice Hall.
- Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (1993). Competence at Work: Models for Superior Performance. John Wiley & Sons.
- Sutrisno, E. (2020). Manajemen Pendidikan Vokasi di Era Globalisasi. Penerbit Andi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H