Mohon tunggu...
Rini Widiarti
Rini Widiarti Mohon Tunggu... -

paling hobi nyibukin diri

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Anak ABG Bikin Pusing?!

27 Februari 2011   19:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sih gak perlu jadi orang kaya, jadi orang biasa-biasa aja. Itulah kata anakku yang baru mau menginjak usia 16 tahun. Nah, mumpung anak sulung ku yang introvet lagi mood ngobrol sama ibunya makanya aku mempergunakan kesempatan yang baik ini untuk mengorek lebih jauh apa sih yang ada di pikirannya. Walaupun tangan ini sambil ngaduk-ngaduk masakan buat makan malam nanti, tapi pikirannku terus berputar mengatur strategi buat ngobrol.

Memangnya kenapa kamu gak mau jadi orang kaya? Kan enak, bisa jalan-jalan ke negeri tetangga, bisa punya mobil bagus, enak deh hidupnya, kata ku. Enggak ah, aku sih gak perlu sekolah tinggi-tinggi, gak usah kuliah segala, jadi montir aja udah cukup, yang penting gajinya cukup aja katanya.

Nah loh! Kok buntutnya kayaknya anak ku lagi gak mood sekolah nih, batinku. Memengnya kenapa kamu nggak mau kuliah? Kan kamu punya kesempatan kuliah kalau kamu mau berusaha? Lagian kamu kan bukan anak bodoh, kataku, ibu tuh bangga loh punya anak kamu.

Dalam batinku, aku berkata okey lah, nilainya kamu biasa-biasa aja tapi aku tuh beneran bangga banget sama dia. Lalu aku bilang ke dia, coba dong Yang, diaduk-aduk terus tuh bumbunya, biar ibu bisa sambil motongin sayurannya, kataku. Memang untung ngajak dia ngobrol harus ada taktiknya sendiri, biasanya aku tuh nyuruh dia keluar dari kamarnya, untuk bantuin ibunya masak di dapur, jadi walaupun anak ku lagi-laki, wajib bantuin ibunya di dapur. Maklumlah ibunya kan gak punya pembantu jadinya harus gotong royong. Nah, waktu bantuin ibunya memasak inilah moment yang biasanya aku pergunakan untuk ngobrol-ngobrol.

Tapi obrolan kali ini bikin saya pusing. Gimana ya caranya untuk bisa memotivasi dia, memang sih katanya anak laki-laki itu maunya santai, maunya yang gampang-gampang aja, gak mau di bikin pusing oleh sesuatu, apa lagi di bebankan kerjaan sekolah yang numpuk. Tapi begitulah keadaannya, siapa yang mau pinter ya harus sekolah, kalau sudah duduk di SMA, memang sibuk untuk mempersiapkan diri untuk kuliah nanti. Tapi gimana dong kalo anak nya gak punya motivasi untuk sekolah atau kuliah?

Akhirnya, setelah diskusi sana sini, dan makan malampun sudah siap aku berkata kepada dia, ya sudah begini saja ya Yang, saat ini yang penting kamu berusaha melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan sekolah SMA kamu ini dulu, nanti bila kamu sudah selesai, baru kamu pikirkan baik-baik, enaknya kamu mau ngapain, terserah kamu deh apakah kamu mau kuliah lagi, atau mau ambil sekolah kejurusan yang kamu sukai atau kamu mau langsung kerja, tetapi please dong, buat ibu mu ini, kamu selesaikan dulu sekolah kamu dengan baik ya, minimal ijazah SMA kamu sudah ada. Yuk kita makan malam dulu bersama, sana panggil adikmu kataku.

Sampai saat ini pikirannku masih di penuhi dengan obrolan itu, bagaimana ya caranya untuk bisa memotivasi dia. Hanya doa yang selalu aku panjatkan kepada Alloh, semoga Alloh memudahkan anak ku untuk menggapai cita-citanya, semoga apa yang dia cita-cita kan membawa manfaat bagi kehidupannya kelak, tidak hanya untuk kehidupannya di dunia ini melainkan untuk kehidupannya kelak di akhirat nanti. Amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun